56
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data terdistribusi secara normal
atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 16. Ringkasan hasil uji normalitas dapat dilihat dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Keterangan
Kelas Kolmogorov-
Sminrnov
a
Keputusan Signifikansi
Prestasi Belajar Eksperimen
0,200 Normal
Pembanding 0,101
Pengetahuan Awal Eksperimen
0,200 Normal
Pembanding 0,200
Kemampuan Investigasi
Eksperimen 0,057
Normal Pembanding
0,200 b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa sampel penelitian memiliki varian yang homogen. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran
17. Ringkasan hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Keterangan
Signifikansi Keputusan
Prestasi Belajar 0,327
Homogen Pengetahuan Awal
0,676 Homogen
Kemampuan Investigasi 0,110
Homogen c. Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui bahwa variabel yang digunakan saling berhubungan. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada Lampiran 18. Ringkasan
hasil uji korelasi dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Korelasi
57
Keterangan Signifikansi
Keputusan
Pengetahuan Awal dan Prestasi Belajar Kimia
0,180 Tidak ada korelasi
positif Pengetahuan awal dan Kemampuan
Investigasi 0,77
Tidak ada korelasi positif
Prestasi Belajar Kimia dan Kemampuan Investigasi
0,156 Tidak ada korelasi
positif
2. Uji Hipotesis
a. Uji-t beda subjek Uji-t beda subjek untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan
investigasi antara kelas pembanding dan kelas eksperimen. Hasil uji-t beda subjek dapat dilihat pada Lampiran 19. Ringkasan hasil uji-t beda subjek dapat dilihat pada
Tabel 13.
Tabel 13. Ringkasan Hasil Uji-T Beda Subjek Variabel
Signifikansi Keputusan
Kemampuan Investigasi 0,179
Ho diterima
Berdasarkan Tabel 13, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,179. Nilai signifikansi 0,05, sehingga Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kemampuan investigasi kelas pembanding dan kelas eksperimen.
b. Deskripsi Nilai Kemampuan Investigasi Angket kemampuan investigasi peserta didik terdiri dari 30 butir pernyataan
positif dan diisi berdasarkan skala Likert, sehingga dapat diketahui skor tertinggi ideal adalah 150 dan nilai skor terendah ideal adalah 30. Nilai skor yang diperoleh
dari hasil perhitungan pada angket kemudian dicari nilai rata-rata skornya, maka diperoleh nilai rata-rata skor tertinggi ideal adalah 5 dan nilai rata-rata skor terendah
58 adalah 1. Nilai rata-rata skor tersebut dikonversikan dalam pengkategorian
kemampuan investigasi yang dapat dilihat pada Lampiran 11. Berdasarkan pengkonversian nilai rata-rata skor angket, diperoleh kategori penilaian angket
kemampuan investigasi yang dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Kategori Penilaian Angket Kemampuan Investigasi No.
Rentang Nilai Skor Rata-rata Kategori Kualitas
1. �̅ 4,21
Sangat Baik B 2.
3,40 �̅ ≤ 4,21
Baik B 3.
2,60 �̅ ≤ 3,40
Cukup C 4.
1,80 �̅ ≤ 2,60
Kurang K 5.
�̅ ≤ 1,80 Sangat Kurang SK
Berdasarkan Tabel 14, kategori kemampuan investigasi peserta didik pada kelas
eksperimen dan kelas pembanding dapat dilihat pada Tabel 15. Berdasarkan persentase kategori kemampuan investigasi pada Tabel 15, terlihat adanya
perbedaan kemampuan investigasi antara kelas pembanding dan kelas eksperimen. Jumlah peseta didik pada setiap kategori penilaian kelas eksperimen dan kelas
kontrol dpat dilihat pada Tabel 16. Selain ditinjau dari skor angket, analisis deskriptif dilakukan juga pada data skor laporan praktikum. Kriteria penilaian
diperoleh dari rerata skor laporan praktikum peserta didik, kemudian dikonversikan menjadi nilai. Pedoman pengkonversian yang digunakan sama dengan pedoman
pengkonversian skor angket. Kategori penilaian laporan praktikum dapat dilihat pada Tabel 17. Berdasarkan Tabel 17, diperoleh hasil penilaian kemampuan
investigasi untuk laporan praktikum, yaitu pada kelas pembanding dan kelas eksperimen berada pada kategori baik B. Nilai rata-rata nilai laporan praktikum
untuk kelas pembanding sebesar 3,46 dan nilai rata-rata laporan praktikum untuk kelas eksperimen sebesar 3,57.
59
Tabel 15. Kategori Angket Kemampuan Investigasi Kelas Eksperimen dan Kelas pembanding
Kategori Kemampuan
Investigasi Kelas pembanding
Kelas Eksperimen Ʃ
Ʃ SB
2 8
B 17
65 17
65 C
8 31
7 27
K 1
4 SK
Tabel 16. Jumlah Peserta Didik pada Kategori Penilaian
No. Kategori
Penilaian Kelas Eksperimen
Kelas Pembanding Jumlah
Peserta
Didik Persentase
Jumlah Peserta
Didik Persentase
1. SB Sangat
Baik 2
= ×
= 8 =
× = 0
2. B Baik
17 =
× = 65
17 =
× = 65
3. C Cukup
7 =
× = 27
8 =
× = 31
4. K Kurang
= ×
= 0 1
= ×
= 4 5.
SK Sangat Kurang
= ×
= 0 =
× = 0
Tabel 17. Kategori Penilaian Laporan Praktikum No.
Rentang Nilai Kategori Kualitas
1. �̅ 3,94
Sangat Baik SB 2.
2,98 �̅ ≤ 3,94
Baik B 3.
2,02 �̅ ≤ 2,98
Cukup C 4.
1,06 �̅ ≤ 2,02
Kurang K 5.
�̅ ≤ 1,06 Sangat Kurang SK
c. Uji Anova Uji anova untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar peserta
didik antara kelas pembanding dan kelas eksperimen setelah menerapkan buku petunjuk praktikum berbasis inquiry science laboratory. Hasil uji anova dapat
dilihat pada Lampiran 20. Ringkasan hasil uji anakova dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Ringkasan Hasil Uji Anova Variabel
Signifikansi Keputusan
60 Kemampuan Investigasi
0,298 Ho diterima
Berdasarkan Tabel 18, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,298. Nilai signifikansi 0,05 sehingga Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar kimia peserta didik kelas pembanding dan kelas eksperimen setelah menerapkan buku petunjuk praktikum
berbasis inquiry science laboratory.
C. Pembahasan