62 sedikit dimodifikasi untuk memberikan kebebasan peserta didik dalam melakukan
praktikum. Peserta didik diberi kesempatan untuk merumuskan sendiri prosedur dalam kegiatan praktikum yang dibantu dengan informasi penyelidikan. Peserta
didik merumuskan sendiri hipotesis dalam praktikum. Pertanyaan sebelum dan setelah melakukan kegiatan praktikum disediakan. Pertanyaan sebelum kegiatan
praktikum digunakan peserta didik untuk menggali pengetahuan awal dan pertanyaan setelah kegiatan praktikum sebagai refleksi di akhir pembelajaran.
1. Pelaksanaan Pembelajaran Petunjuk Praktikum Berbasis Inquiry Science
Laboratory Tipe Modified Inquiry di Kelas Eksperimen
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran penerapan buku praktikum berbasis inquiry science laboratory berlangsung selama 8 kali pertemuan dengan total
alokasi waktu pembelajaran 14 jam pelajaran pada XI IPA 1. RPP yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Selama 12 jam pelajaran
digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan 2 jam pelajaran digunakan untuk melaksanakan post-test.
Pada pertemuan pertama selama 2 jam pelajaran guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama 8 kali tatap muka ke depan,
dilanjutkan dengan mengulang materi yang berhubungan dengan kemolaran. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan kembali materi sebelumnya, karena pada materi
laju reaksi berhubungan erat dengan materi stoikiometri. Kemudian dilanjutkan pada konsep laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pada
pertemuan pertama ini peserta didik melaksanakan kegiatan pembelajaran di laboratorium. Peserta didik melaksanakan kegiatan praktikum dengan topik faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu pengaruh luas permukaan bidang
63 sentuh terhadap laju reaksi. Pada Gambar 2, memperlihatkan peserta didik
melakukan kegiatan praktikum.
Gambar 2. Kegiatan praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh.
Tujuan praktikum ini adalah peserta didik dapat mengetahui laju reaksi suatu zat apabila luas permukaan bidang sentuh tersebut diubah-ubah, sehingga peserta didik
dapat menemukan konsep pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi dengan
memahami konsep laju reaksi terlebih dahulu.
Sebelum melakukan praktikum, peserta didik diberikan lembar petunjuk praktikum yang merupakan petunjuk praktikum berbasis inquiry science laboratory
Lampiran 3. Peserta didik diharapkan dapat merumuskan suatu hipotesis dan menuliskan cara kerja sesuai dengan informasi penyelididkan yang tersedia. Pada
lembar petunjuk praktikum tersebut terdapat soal yang dikerjakan sebelum melaksanakan praktikum dan setelah melaksanakan praktikum. Peserta didik cukup
antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan praktikum, setiap kelompok saling bekerja sama. Setelah melaksanakan kegiatan praktikum, peserta didik secara
berkelompok menjawab pertanyaan yang sudah tersedia dalam lembar petunjuk praktikum dan dilanjutkan membuat laporan praktikum mandiri. Peserta didik
64 masih kesulitan dalam menjawab pertanyaan, sehingga peserta didik menggali
informasi yang berkaitan dengan materi tersebut melalui buku paket maupun internet.
Pada pertemuan kedua, selama 2 jam pelajaran peserta didik diberikan apersepsi berupa pengulangan materi yang telah didapatkan pertemuan
sebelumnya, yaitu tentang konsep laju dan faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pada pertemuan ini, peserta didik juga diminta untuk melaksanakan kegiatan
praktikum yang berkaitan dengan pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Seperti pertemuan sebelumnya, peserta didik diberikan lembar petunjuk praktikum sebagai
petunjuk dalam melaksanakan kegiatan praktikum Lampiran 3. Kegiatan praktikum berjalan lancar meskipun banyak menyita waktu. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya peralatan praktikum yang tersedia yaitu pembakar spiritus atau spiritus. Pembakar spiritus yang tersedia sebanyak 2 buah, kemudian digunakan
secara bergantian tiap kelompok. Setelah kegiatan praktikum selesai peserta didik menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar petunjuk praktikum, kemudian
membuat laporan praktikum secara mandiri. Berikut keadaan saat kegiatan praktikum berlangsung dapat dilihat pada Gambar 3.
Pada pertemuan ketiga, selama 1 jam pelajaran, siswa melakukan kegiatan praktikum yang berkaitan dengan pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Sebelum
melaksanakan kegiatan praktikum peserta didik diberikan lembar petunjuk praktikum Lampiran 3. Peserta didik menjawab pertanyaan sebelum praktikum.
Kegiatan praktikum yang dilaksanakan berjalan lancar sehingga tidak cukup banyak menyita waktu, dapat dilihat pada Gambar 4. Kendala kegiatan praktikum
pada pertemuan ini adalah lemari asam yang tidak berfungsi, sehingga guru
65 menghimbau kepada peserta didik agar berhati-hati dalam menggunakan zat asam
pekat.
Gambar 3. Kegiatan praktikum pengaruh suhu
Gambar 4. Peserta didik sedang menjawab pertanyaan yang terdapat dalam lembar petunjuk praktikum.
Selajutnya peserta didik menjawab pertanyaan yang telah tersedia dalam lembar petunjuk praktikum, kemudian guru memberikan tugas untuk
mempresentasikan hasil praktikum yang telah dilaksanakan dalam bentuk power point. Pada kelas eksperimen terdapat 5 kelompok, sementara praktikum yang
dilakukan ada 3 judul praktikum, sehingga kelima kelompok tersebut diundi untuk
66 menentukan judul praktikum yang akan dipresentasikan. Dua kelompok membahas
pengaruh luas permukaan bidang sentuh, dua kelompok membahas pengaruh suhu, dan satu kelompok membahas pengaruh katalis.
Pada pertemuan keempat, selama 2 jam pelajaran peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil praktikum yang telah mereka laksanakan. Kegiatan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. Peserta didik dengan antusias mengikuti presentasi, namun hanya beberapa peserta didik yang aktif bertanya. Hal ini
disebabkan karena peserta didik sebelumnya belum pernah mempresentasikan hasil praktikum yang telah mereka lakukan, sehingga peserta didik kurang percaya diri
untuk bertanya.
Gambar 5. Peserta didik sedang mempresentasikan hasil praktikum
Pada pertemuan kelima, selama 1 jam pelajaran pertama digunakan guru untuk membahas hubungan katalisator dengan diagram aktivasi, peserta didik
diminta untuk diskusi dengan teman sebangkunya, kemudian perwakilan kelompok mempresentasikan di depan kelas.
67 Pada pertemuan keenam, selama 2 jam pelajaran peserta didik mempelajari
konsep penentuan orde reaksi yang didukung dengan buku pelajaran serta LKS yang tersedia di sekolah. Metode yang digunakan adalah diskusi informasi.
Sebagian besar peserta didik belum memahami dengan materi yang disampaikan, karena peserta didik masih kebingungan pada saat diberikan soal-soal latihan. Oleh
karena itu guru memberikan contoh soal agar peserta didik lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Selanjutnya peserta didik mengerjakan latihan-latihan soal
agar lebih memahami materi tersebut. Pada pertemuan ketujuh, selama 2 jam pelajaran digunakan guru untuk
membahas latihan-latihan soal yang ditugaskan pada pertemuan sebelumnya. Guru meminta peserta didik secara bergantian untuk maju ke depan apabila sudah dapat
menyelesaikan soal tersebut. Karena peserta didik sudah mulai memahami dan mengerti bagaimana menentukan orde dan waktu reaksi, guru melanjutkan ke
materi selanjutnya yaitu penerapan laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran kali ini dibantu dengan menggunakan LKS yang telah
tersedis di sekolah. Pada pertemuan kedelapan, selama 2 jam pelajaran peserta didik diberikan
soal berupa post-test dalam bentuk tes objektif sebanyak 24 soal, dengan waktu 60 menit Gambar 6. Soal post-test yang diberikan sebelumnya telah divalidasi
terlebih dahulu secara logis dan empiris Lampiran 15. Semua peserta didik mengikuti post-test dengan tenang. Setelah menyelesaikan post-test, peserta didik
mengerjakan angket kemampuan investigasi selama 30 menit Gambar 7.
68
Gambar 6. Peserta didik mengerjakan soal post-test
Gambar 7. Peserta didik mengerjakan angket kemampuan investigasi
Kelebihan tipe modified inquiry adalah peserta didik lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik lebih banyak memperoleh pengalaman
belajar karena peserta didik diberi kebebasan menentukan langkah dalam kegiatan praktikum berdasarkan informasi penyelidikan yang tersedia. Dengan memperoleh
pengalaman belajar, maka pembelajaran akan lebih bermakna sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuan potensi yang dimilikinya, terutama
keterampilan proses sains. Salah satu keterampilan proses sains tersebut adalah kemampuan investigasi.
69 Kelemahan tipe modified inquiry adalah peserta didik yang memiliki
inteligensi tinggi dapat menerima pembelajaran dengan lebih cepat dibandingkan dan peserta didik yang memiliki inteligensi rendah. Peserta didik yang tidak dapat
bekerja sama dan kurang percaya diri dalam menentukan keputusan juga mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena pada tipe ini
memberikan kebebasan peserta didik dalam memecahkan masalah. Guru hanya membantu jika peserta didik mengalami hambatan atau masalah dalam
menyelesaikan masalah.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Petunjuk Praktikum Berbasis Cookbook Tipe