Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran

98 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 NGAGLIK Mata Pelajaran : Kimia Kelas Program : XI IPA SemesterTh. Pelajaran : Gasal 2016-2017 Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

B. Kompetensi Dasar

3.2.Memahami teori tumbukan tabrakan untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator

1. Menganalisis pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. 2. Menyelidiki perbedaan diagram energi potensial dari reaksi kimia dengan menggunakan katalisator dan yang tidak menggunakan katalisator.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah diskusi informasi tentang kinetika reaksi, peserta didik dapat : 1. menganalisis pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. 2. menyelidiki perbedaan diagram energi potensial dari reaksi kimia dengan menggunakan katalisator dan yang tidak menggunakan katalisator.

E. Materi Pembelajaran

Teori tumbukan didasarkan atas teori kinetik gas yang mengamati tentang bagaimana suatu reaksi kimia dapat terjadi. Menurut teori ini, suatu reaksi kimia dapat terjadi apabila partikel –partikel zat tersebut saling bertumbukan Sastrohamidjojo, 2008. Tumbukan yang terjadi tidak selalu menghasilkan produk reaksi. Hanya tumbukan efektif yang menghasilkan produk reaksi. Terjadinya tumbukan efektif ditentukan oleh dua faktor: 99 1. Arah partikel yang bertumbukan Tumbukan efektif akan terjadi jika partikel zat pereaksi saling bertumbukan dengan arah yang tepat. 2. Energi kinetik partikel Energi yang digunakan untuk bertumbukan disebut energi kinetik. Ketika tumbukan antar partikel terjadi pasti akan timbul gaya tolak dari masing-masing partikel. Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan sejumlah energi minimum agar tumbukan efektif dapat terjadi. Energi kinetik minimum yang dimiliki oleh partikel sehingga menghasilkan tumbukan efektif disebut energi aktivasi E a a Konsentrasi Larutan dengan konsentrasi tinggi akan mempunyai jumlah partikel yang banyak, dan sebaliknya larutan dengan konsentrasi rendah akan memiliki jumlah partikel yang sedikit. Jika partikel zat banyak, akan semakin besar peluang terjadinya tumbukan, sehingga diantara tumbukan itu akan membentuk tumbukan efektif. Semakin banyak tumbukan efektif, laju reaksi akan meningkat. b Luas permukaan bidang sentuh Kecepatan reaksi antara fase padat, cair dan gas berlainan karena perbedaan gerak molekul dan luas permukaan sentuh antara molekul. Semakin bebas gerak molekul dan semakin luas permukaan sentuh, maka semakin cepat reaksinya. Pada fase gas, gerak molekul paling bebas, sehingga memungkinkan tumbukan lebih besar. Pada fase cair gerak molekul kurang bebas dibandingkan fase gas, namun masih jauh lebih besar daripada fase padat. Oleh karena itu, laju reaksi fase gas lebih cepat dibandingkan fase cair dan lebih cepat lagi dibanding fase padat. c Suhu Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Umumnya kenaikan suhu sebesar 10 ºC menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi dapat diterangkan dari gerak molekulnya. Molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak, oleh karena itu kemungkinan terjadinya tabrakan antar molekul selalu ada. Semakin tinggi suhu reaksi, maka gerak molekul semakin cepat. Akibatnya, laju reaksi juga meningkat. d Katalis 100 Syarat terjadinya reaksi adalah energi tumbukan molekul –molekul reaktan harus melampui energi aktivasinya. Selain dengan menaikan suhu, energi aktivasi juga dapat diturunkan dengan menambahkan katalis. Katalis bersifat khusus artinya suatu zat B bersifat katalis untuk satu reaksi tertentu tetapi tidak untuk reaksi yang lain. Teori tumbukan ini ternyata memiliki beberapa kelemahan, antara lain :  Tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi sebab ada energi tertentu yang harus dilewati disebut energi aktivasi = energi pengaktifan untak dapat menghasilkan reaksi. Reaksi hanya akan terjadi bila energi tumbukannya lebih besar atau sama dengan energi pengaktifan E a .  Molekul yang lebih rumit struktur ruangnya menghasilkan tumbukan yang tidak sama jumlahnya dibandingkan dengan molekul yang sederhana struktur ruangnya. Teori tumbukan di atas diperbaiki oleh teori keadaan transisi atau teori laju reaksi absolut. Dalam teori ini diandaikan bahwa ada suatu keadaan yang harus dilewati oleh molekul-molekul yang bereaksi dalam tujuannya menuju ke keadaan akhir produk. Keadaan tersebut dinamakan keadaan transisi. Mekanisme reaksi keadaan transisi dapat ditulis sebagai berikut: A + B → T – C + D, dimana A dan B adalah molekul-molekul pereaksi, T adalah molekul dalam keadaan transisi, C dan D adalah molekul-molekul hasil reaksi. Secara diagram keadaan transisi ini dapat dinyatakan sesuai kurva dibawah ini. Dari diagram terlibat bahwa energi pengaktifan E a merupakan energi keadaan awal sampai dengan energi keadaan transisi. Hal tersebut berarti bahwa molekul-molekul pereaksi harus memiliki energi paling sedikit sebesar energi pengaktifan Ea agar dapat mencapai keadaan transisi T dan kemudian menjadi hasil reaksi C + D. 101 Catatan: energi pengaktifan = energi aktivasi adalah jumlah energi minimum yang dibutuhkan oleh molekul-molekul pereaksi agar dapat melangsungkan reaksi.

F. Strategi Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25