148
LAMPIRAN 1.
Materi
Salah satu karakteristik bangsa Indonesia adalah masyarakat yang gemar bergotong-royong. Gotong royong di lingkungan rumah, masyarakat, maupun
sekolah merupakan hal yang menunjukkan sifat dan karakteristik manusia Indonesia berdasarkan interaksi dengan lingkungan alam. Sedangkan dalam
hal ekonomi, bentuk gotong royong manusia Indonesia adalah koperasi. Asas koperasi adalah kekeluargaan dan gotong royong. Jenis-jenis koperasi antara
lain : a.
Koperasi Unit Desa KUD Koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan. Koperasi ini
melakukan kegiatan
usaha ekonomi
pedesaan, terutama
pertanian. Kegiatan yang dilakukan KUD antara lain menyediakan pupuk, obat pemberantas hama, benih, dan alat pertanian.
b. Koperasi Serba Usaha KSU
KSU adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-macam. Misalnya, unit produksi, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari
anggota koperasi dan masyarakat.
c. Koperasi Sekolah
Koperasi Sekolah memiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru, karyawan, dan siswa. Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha
menyediakan kebutuhan warga sekolah, seperti buku pelajaran, alat tulis, makanan, dan lain-lain.
d. Koperasi Simpan Pinjam KSP
KSP adalah koperasi yang memiliki usaha menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung menyimpan akan
mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa.
2. Teks “Perempuan-Perempuan Hebat dari Desa Pucung”
Setelah berhasil mendirikan Koperasi Perempuan Pucung Maju, kader- kader koperasi di Desa Pucung yang berada di Kecamatan Bancak Kabupaten
Semarang mendorong berdirinya koperasi baru bernama Amanah. Koperasi baru ini didirikan oleh 21 perempuan desa yang berada di Dusun Krajan IV
atau dikenal juga Pucung Kidul, Duren dan Kidul Sawah. Awalnya, warga dusun Krajan IV tidak memiliki kelompok perempuan yang fokus pada
simpan pinjam. Setelah mengetahui adanya koperasi pucung maju, warga Dusun Krajan IV ingin juga mendirikan koperasi sebagai upaya untuk
membangun lembaga ekonomi di tingkat du
sun. “Sebenarnya, dulu ada beberapa warganya yang ingin bergabung, tetapi karena jaraknya cukup jauh
dengan dusun Krajan II, mereka enggan untuk bergabung”, ujar Darodjah
149 Ketua Koperasi Pucung Maju. “Setelah tiga tahun berlalu, dan koperasi
Pucung Maju sudah berkembang, kami dari pengurus punya inisiatif mendorong mereka untuk membangun
sendiri koperasinya”, tambahnya. Pendirian koperasi bagi warga dusun ini dirasa sangat membantu mereka
dalam mendukung keuangan keluarga. Karena selama ini, rata-rata warga Dusun Krajan IV adalah petani dengan lahan sempit dan sebagian menjadi
buruh tani dengan penghasilan di bawah Rp. 10.000,00 per harinya. Kebutuhan akan uang cepat selama ini tidak bisa terpenuhi karena tidak ada
lembaga keuangan yang sampai di tingkat dusun dalam pelayanannya. Seperti diketahui, Desa Pucung ini sangat terpencil yang terletak di antara perbatasan
kecamatan Suruh dan Pabelan yang justru lebih dekat dengan Kodya Salatiga dibanding ibukota Kabupaten Semarang, yakni Ungaran. Geografis yang
terpencil inilah yang membuat Desa Pucung terisolir dari dunia luar dan fasilitas publik yang mereka butuhkan.
Maka, dengan adanya koperasi ini menambah lagi semangat Desa Pucung untuk lebih maju dan bisa menyelesaikan satu masalah yang berpuluh-puluh
tahun mereka hadapi, yakni ketiadaan lembaga ekonomi yang kerakyatan. Berdirinya koperasi ini diharapkan bisa memicu dusun lain untuk meniru
Koperasi Perempuan Pucung Maju dan Koperasi Amanah. Sehingga semua dusun ada koperasinya karena tidak mungkin warga dusun lain bergabung ke
koperasi ini karena letaknya yang sangat berjauhan dan dipisahkan sungai dan bukit. Kita tunggu.... setahun lagi seperti apa wajah Dusun Krajan IV Desa
Pucung Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Semoga Desa Pucung lebih maju lagi, dan bisa menjadi percontohan dalam membangun lembaga
keuangan desa yang berbasis anggota seperti koperasi.
3. Pertanyaan dan Jawaban Teks “Perempuan-Perempuan Hebat dari