Unsur-unsur keaktifan belajar Manfaat keaktifan belajar

35 melalui pengamatan dan pengalaman siswa sendiri. Guru hanya merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah siswa. Definisi dari belajar sendiri disampaikan oleh beberapa ahli. Salah satunya adalah Abdillah dalam Aunurrahman, 2013: 35 yang mengemukakan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Sementara menurut Daryanto 2010: 2, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari berbagai uraian mengenai keaktifan dan belajar, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, baik berupa kegiatan fisik maupun nonfisik, untuk memperoleh pengalaman belajar yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Unsur-unsur keaktifan belajar

Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai aktivitas, seperti: berdiskusi, mengajukan pertanyaan, membuat rangkuman materi pelajaran, dan sebagainya. Paul D. Dierich dalam Martinis Yamin, 2007: 84-86 mengklasifikasikan unsur-unsur keaktifan dalam belajar, antara lain sebagai berikut. 36 1 Kegiatan-kegiatan visual. Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi. 2 Kegiatan-kegiatan lisan oral. Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi. 3 Kegiatan-kegiatan mendengarkan. Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan radio. 4 Kegiatan-kegiatan menulis. Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes. 5 Kegiatan-kegiatan menggambar. Menggambar, membuat grafik, diagram peta. 6 Kegiatan-kegiatan metrik. Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran. 7 Kegiatan-kegiatan mental. Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, membuat keputusan. 8 Kegiatan-kegiatan emosional. Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Berbagai kegiatan tersebut memiliki kadar masing-masing dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai yang telah disusun sebelumnya. Guru perlu memperhatikan bahwa kegiatanaktivitas siswa sebaiknya 37 memiliki kadar yang lebih tinggi agar kegiatan guru tidak mendominasi dan siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran.

c. Manfaat keaktifan belajar

Pemilihan model maupun metode pembelajaran dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa di kelas. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam memperoleh pengalaman belajar. Di bawah ini merupakan manfaat keaktifan dalam pembelajaran menurut Oemar Hamalik 1994: 91. 1 Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2 Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa. 3 Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok. 4 Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual. 5 Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat. 6 Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa. 7 Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme. 8 Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran harus selalu ditingkatkan. Pengetahuan yang dibentuk melalui aktivitas atau pengalaman langsung yang dialami oleh siswa akan lebih bermakna. Keaktifan belajar siswa dapat diamati dari berbagai segi, namun dalam penelitian ini kegiatan-kegiatan atau aktivitas siswa yang akan dijadikan penilaian oleh peneliti meliputi kegiatan 38 visual, kegiatan lisan oral , kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan mental, dan kegiatan emosional.

6. Pembelajaran Tematik Integratif

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 1 16

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING SISWA KELAS V SD N NGENTAKREJO.

0 1 136

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE “APA? LANTAS APA? SEKARANG BAGAIMANA?” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

0 1 237

PENGARUH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF KURIKULUM 2013 TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-KOTA YOGYAKARTA.

0 1 166

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE PEER LESSON PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGEMPLAK.

0 0 221

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL ACTIVE LEARNING TIPE PERMAINAN BINGO SISWA KELAS V-A SD N BANTUL WARUNG.

0 0 198

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PKn KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN

0 1 10

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD

0 0 10

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD

0 1 7