44 menemukan  sendiri  pengetahuan  secara  holistik  dan  bermakna  sehingga  hasil
belajar  dapat  bertahan  lebih  lama.  Selain  itu,  proses  pemahaman  siswa  terhadap suatu  konsep  baru  akan  lebih  terorganisir  karena  dikaitkan  dengan  pengetahuan
yang  telah  dimiliki  siswa.  Pembelajaran  tematik  memberikan  peluang  kepada siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan sikap, keterampilan,
dan kognitif secara bersamaan.
7. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas V
Rata-rata  usia  anak  jenjang  sekolah  dasar  adalah  enam  atau  tujuh  tahun  dan hingga  sebelas  atau  dua  belas  tahun.  Desmita  2012:  35  mengemukakan  bahwa
anak usia sekolah dasar berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak- kanak tengah 6-9 tahun dan masa kanak-kanak akhir 10-12 tahun. Anak-anak
usia sekolah memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok,
dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Masa  sekolah  dasar  dibagi  menjadi  dua,  yakni  masa  kelas  rendah  dan  masa
kelas tinggi. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Suryobroto dalam Syaiful Bahri  2008:  124  bahwa  masa  usia  sekolah  dibagi  menjadi  dua  fase,  yaitu  :  1
masa  kelas  rendah  sekolah  dasar,  yakni  kira-kira  umur  6  atau  7  sampai  umur  9 atau 10 tahun; dan 2 masa kelas tinggi  sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10
sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun.
45 Karakteristik  siswa  kelas  rendah  berbeda  dengan  siswa  kelas  tinggi.  Siswa
kelas  V  sekolah  dasar  masuk  dalam  kategori  masa  kelas  tinggi.  Di  bawah  ini beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini.
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal
ini  menimbulkan  adanya  kecenderungan  untuk  membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
c. Menjelang  akhir  masa  ini  telah  ada  minat  terhadap  hal-hal  dan  mata
pelajaran  khusus,  yang  oleh  para  ahli  ditafsirkan  sebagai  mulai menonjolnya faktor-faktor.
d. Sampai  kira-kira  umur  11  tahun,  anak  membutuhkan  guru  atau  orang-
orang dewasa lainnya. e.
Anak-anak  pada  masa  ini  gemar  membentuk  kelompok  sebaya, biasanya  untuk  bermain  bersama-sama.  Di  dalam  permainan  ini
biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri. Syaiful Bahri, 2008: 125
Beragam  karakteristik  siswa  tersebut  dapat  digunakan  oleh  guru  sebagai pedoman  dalam  melaksanakan  pembelajaran  terhadap  siswa  kelas  V.  Pada
karakteristik siswa poin kelima, siswa pada masa kelas tinggi senang membentuk kelompok  sebaya  untuk  bermain  bersama-sama.  Selain  itu,  siswa  kelas  tinggi
berada  pada  kondisi  amat  realistik,  ingin  tahu,  dan  ingin  belajar.  Sesuai  dengan hal tersebut,  guru sebaiknya menciptakan pembelajaran  yang menyenangkan dan
dapat  melibatkan  siswa  secara  aktif  untuk  memuaskan  rasa  ingin  tahu  dan keinginan  belajar  yang  ada  pada  diri  siswa.  Hal  ini  dapat  dilakukan  dengan  cara
mengaitkan  materi  pelajaran  dengan  kehidupan  siswa  sehari-hari  atau  dengan membentuk  kelompok  kecil  yang  dikolaborasikan  dengan  permainan.  Dalam
pelaksanaannya,  siswa  kelas  tinggi  masih  membutuhkan  bimbingan  dari  guru. Guru  dapat  merencanakan  kegiatan  yang  melibatkan  siswa  secara  aktif,  namun
46 guru  tidak  bisa  melupakan  tugasnya  sebagai  fasilitator  dan  pembimbing  bagi
siswa.
B. Kerangka Berpikir
Siswa  adalah  suatu  organisme  yang  hidup.  Dalam  diri  masing-masing tersebut terdapat „prinsip aktif‟,  yakni berkeinginan berbuat dan bekerja sendiri.
Keaktifan  siswa  sangat  diperlukan  dalam  belajar  karena  belajar  yang sesungguhnya  terjadi  ketika  siswa  terlibat  langsung  dalam  proses  pembelajaran.
Bentuk  keaktifan  siswa  dapat  berupa  kegiatan  visual,  lisan,  mendengarkan, menulis,  menggambar,  metrik,  dan  mental.  Tugas  guru  sebagai  perancang
pembelajaran harus
mempu mendesain
kegiatan pembelajaran
yang menyenangkan  dan  dapat  melibatkan  siswa  dalam  memperoleh  pengalaman
belajarnya.  Salah  satu  model  pembelajaran  yang  dapat  melibatkan  siswa  secara langsung adalah model pembelajaran aktif
active learning
. Pada pembelajaran tematik integratif, siswa mempelajari konsep dari berbagai
mata  pelajaran  dalam  sebuah  tema  yang  dekat  dengan  kehidupan  siswa. Karakteristik  pembelajaran  tematik  salah  satunya  adalah  berpusat  pada  siswa.
Guru  berperan  sebagai  fasilitator.  Hal  ini  sejalan  dengan  model
active  learning
yang  menempatkan  siswa  sebagai  subjek  belajar.  Siswa  dituntut  untuk  aktif  dan terlibat  langsung  dalam  pembelajaran.
Active  learning
tipe  bowling  kampus merupakan  strategi  yang  memungkinkan  guru  untuk  mengevaluasi  sejauhmana
siswa  telah  menguasai  materi,  dan  bertugas  menguatkan,  menjelaskan,  dan mengikhtisarkan poin-poin penting. Siswa bekerja dalam tim dan bersaing dalam