Kondisi Pemertahanan Bahasa Pakpak Dairi di Ranah Luar Rumah

guyup loloan akan menggunakan bahasa Indonesia. Tetapi guyup loloan masih menggunakan bahasa Melayu Loloan jika mereka berinteraksi antara anggota keluarga di ranah rumah. Dapat disimpulkan bahwa kondisi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi pada kelompok remaja tidak bertahan di ranah rumah disebabkan oleh konsentrasi tempat tinggal, migrasi, jumlah penutur, sekolah, dan pemerolehan bahasa pertama diduga mempengaruhi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi. Selanjutnya, kondisi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi pada kelompok dewasa dan orang tua tidak bertahan di ranah rumah disebabkan oleh alih kode, campur kode, dan secara tidak langsung interlokutor juga dapat mempengaruhi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi.

5.2.1.2 Kondisi Pemertahanan Bahasa Pakpak Dairi di Ranah Luar Rumah

Berdasarkan hasil penelitian, kondisi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi di ranah luar rumah sudah tidak bertahan pada tiap-tiap kelompok, baik kelompok remaja, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Kelompok remaja sudah mulai beralih bahasa. Kelompok remaja sudah menggunakan bahasa Indonesia ketika mereka berbicara dengan teman-teman sesuku lihat lampiran data observasi, data 16 dan data 17 maupun tidak sesuku lihat data lampiran observasi, data 15. Percakapan data 15 menunjukkan bahwa „Aisyah‟ sudah menggunakan bahasa Indonesia dengan lawan bicaranya walaupun dia tidak mengetahui bahwa lawan bicaranya tidak bersuku Pakpak Dairi. Hal yang serupa terjadi pada percakapan antara Pratiwi Sinamo dan Elisabeth Anakampun data 16 dan data 17. Mereka bersuku Pakpak Dairi, tetapi mereka sudah menggunakan Universitas Sumatera Utara bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yang pada akhirnya faktor ini yang membuat kondisi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi pada kelompok remaja melemah. Beberapa faktor-faktor yang ditemukan dapat mempengaruhi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi pada kelompok remaja di ranah luar rumah; Pertama, konsentrasi tempat tinggal. Masyarakat Pakpak Dairi yang tinggal terpisah dengan suku lain, mereka cenderung menggunakan bahasa Pakpak Dairi dalam kehidupan mereka sehari- hari. Tetapi masyarakat Pakpak Dairi khususnya kelompok remaja yang tinggal bersama-sama dengan suku lain cenderung beralih bahasa. Konsentrasi tempat tinggal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa Romaine 2000; Jendra 2010. Kedua, jumlah penutur. Masyarakat Pakpak Dairi merupakan masyarakat minoritas di Kabupaten Dairi. Tentunya jumlah penutur sangat mempengaruhi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi di Kabupaten Dairi. Hal ini disebabkan banyaknya penutur non Pakpak Dairi yang berdiam di Kabupaten Dairi. Sehingga, beberapa dari penutur Pakpak Dairi khususnya kelompok remaja mulai beralih bahasa. Jumlah penutur merupakan faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa dalam suatu daerah Romaine 2000:44-67; Jendra 2010:145-146. Masyarakat mayoritas cenderung akan menggunakan bahasa daerahnya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan masyarakat minoritas cenderung beralih bahasa. Namun, tidak menutup kemungkinan masyarakat minoritas akan mempertahankan penggunaan bahasa daerah mereka. Pemertahanan bahasa dapat mereka lakukan apabila mereka memiliki ideologi yang tinggi terhadap bahasa daerah mereka Fishman, 1972:97. Ketiga, sekolah. Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa Universitas Sumatera Utara Romaine 2000:44-67; Holmes 2001:52-64. Sekolah sangat membawa pengaruh terhadap pemertahanan bahasa Pakpak Dairi di Kabupaten Dairi. Hal ini disebabkan bahasa pengantar yang digunakan di sekolah adalah bahasa Indonesia. Pemerolehan bahasa kedua tentunya sangat mempengaruhi penggunaan bahasa daerah Romaine, 2000:56. Dan hal ini ditemukan di dalam penelitian ini. Kelompok remaja sudah menggunakan bahasa Indonesia dan memasukkan unsur- unsur bahasa lain ketika mereka berkomunikasi dengan teman-teman yang sesuku dengan mereka di ranah luar rumah. Keempat, diduga pemerolehan bahasa pertama juga mempengaruhinya. Selanjutnya, kondisi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi rendah pada kelompok dewasa disebabkan pilihan bahasa. Sumarsono 2004:201-204 mengatakan bahwa ada tiga jenis pilihan bahasa yang dikenal dalam kajian sosiolinguistik, yakni alih kode, campur kode dan variasi bahasa yang sama variation within the same language. Alih kode, campur kode, dan variasi bahasa dalam bahasa yang sama variation within the same language merupakan pilihan bahasa yang dapat menimbulkan pergeseran dan kepunahan. Dari tiga pilihan bahasa tersebut, alih kode mempunyai konsekuensi yang paling besar. Campur kode dan alih kode ditemukan dalam tuturan masyarakat Pakpak Dairi kelompok dewasa di ranah luar rumah. Kelompok dewasa akan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah lain ketika mereka berbicara dengan lawan bicara yang tidak bisa menggunakan bahasa Pakpak Dairi lihat lampiran data observasi, data 21. Mereka akan menggunakan bahasa Pakpak Dairi ketika mereka berbicara dengan teman-teman sesuku lihat lampiran data observasi, data 18, data 19, dan data 20. Universitas Sumatera Utara Hal yang serupa juga terjadi pada kelompok orang tua. Penggunaan bahasa Pakpak Dairi pada kelompok orang tua tidak bertahan karena alih kode. Alih kode itu terjadi ketika kelompok orang tua berbicara dengan teman-teman sesuku dihadiri pihak ketiga atau lawan bicaranya tidak bisa menggunakan bahasa Pakpak Dairi lihat data observasi, data 25. Sejalan dengan uraian di atas, Sumarsono 1990 dalam disertasi „Pemertahanan Bahasa Melayu Loloan‟ mengatakan bahwa alih kode juga terjadi di ranah ketetanggaan. Alih kode itu terjadi ketika guyup loloan mengetahui kalau tetangganya bukan warga guyup Loloan. Tetapi mereka akan menggunakan bahasa Melayu Loloan ketika mereka berinteraksi dengan guyup Loloan juga. Jika dikaitkan, hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian Sumarsono 1990 dan sejalan dengan teori yang ada. Dapat disimpulkan bahwa kondisi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi kelompok remaja, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua tidak bertahan di ranah luar rumah disebabkan oleh konsentrasi tempat tinggal, migrasi, jumlah penutur, sekolah, alih kode, campur kode, dan pemerolehan bahasa pertama diduga mempengaruhi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi.

5.2.1.3 Kondisi Pemertahanan Bahasa Pakpak Dairi di Ranah Gerejadan Ranah Mesjid