Penggunaan bahasa Menurut Hubungan Peran pada Kelompok Orang tua

laki-laki dan anak perempuan, masing-masing 39,4. Selanjutnya, mereka menggunakan bahasa Batak Toba 63,6 dan bahasa Indonesia 36,4 ketika mereka berbicara dengan teman-teman sesuku dan dihadiri pihak ketiga. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sumarsono 2004:225 “Skalabilitas masih di anggap sahih jika mencapai paling sedikit 85”. Dengan kata lain bahwa penggunaan bahasa itu dikatakan bertahan jika tingkat pemertahanannya mencapai ≥85. Jika dikaitkan dengan teori, menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Pakpak Dairi menurut hubungan peran tertentu seperti ayahibu, kakakadik, abangadik, dan teman-teman sesuku dan tanpa dihadiri pihak ketiga masih bertahan. Namun, penggunaan bahasa Pakpak Dairi pada interlokutor tertentu seperti anak laki-laki, anak perempuan dan teman-teman sesuku yang dihadiri pihak ketiga sudah tidak bertahan.

4.5.3 Penggunaan bahasa Menurut Hubungan Peran pada Kelompok Orang tua

Berdasarkan angket yang sudah disebarkan kepada para responden, diperoleh penggunaan bahasa menurut hubungan peran pada kelompok orang tua pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Penggunaan Bahasa Menurut Hubungan Peran pada Kelompok Orang tua No Hubungan Peran Penggunaan Bahasa Jumlah Total Frekuensi f Persentase f BPD BBT BI BDL BPD BBT BI BDL 1 2 3 4 5 6. 7. 8. AyahIbu Kakakadik Abangadik Suamiistri Anak laki-laki Anak Perempuan Teman-teman sesuku tanpa suku lain Teman-teman sesuku dan ada suku lain 31 31 31 31 31 31 31 - - - - - - - - 22 2 2 2 2 2 2 2 11 - - - - - - - - 93,9 93,9 93,9 93,9 93,9 93,9 93,9 - - - - - - - - 66,7 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 33,3 - - - - - - - - 33 33 33 33 33 33 33 33 100 100 100 100 100 100 100 100 PD : Bahasa Pakpak Dairi; BB : Bahasa Batak Toba; BI : bahasa Indonesia; BDL : Bahasa Daerah lain Tabel 4.23 di atas menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Pakpak Dairi pada kelompok orang tua berdasarkan hubungan peran seperti ayahibu 93,9, kakakadik 93,9, abangadik 93,9, suamiistri 93,9, anak perempuan 93,9, anak laki-laki 93,9 dan teman-teman sesuku dan tanpa dihadiri pihak ketiga tanpa hadirnya interlokutor yang tidak sesuku 93,9. Kemudian, penggunaan bahasa Indonesia pada ayahibu 6,1, kakakadik 6,1, abangadik 6,1, suamiistri 6,1, anak laki-laki 6,1, dan anak perempuan 6,1. Selanjutnya, bahasa yang digunakan kelompok orang tua pada teman-teman sesuku dan dihadiri pihak ketiga adalah bahasa Batak Toba 66,7 dan bahasa Indonesia 33,3. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sumarsono 2004:225 “Skalabilitas masih dianggap sahih jika mencapai paling sedikit 85”. Dengan kata lain bahwa penggunaan bahasa itu dikatakan bertahan jika tingkat Universitas Sumatera Utara pemertahanannya mencapai ≥85. Jika dikaitkan dengan teori, menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Pakpak Dairi menurut hubungan peran pada kelompok orang tua masih bertahan pada interlokutor tertentu seperti ayahibu, kakakadik, abangadik, anak laki-laki, anak perempuan dan teman-teman sesuku. Namun, penggunaan bahasa menurut hubungan peran pada interlokutor teman-teman sesuku yang dihadiri pihak ketiga sudah tidak bertahan. Hal ini disebabkan mereka cenderung beralih kode ketika mereka berkomunikasi dengan teman- teman sesuku danyang dihadiri pihak ketiga ada suku lain. Holmes 2001:64 mengatakan bahwa partisipan merupakan salah satu faktor sosial yang dapat mempengaruhi pemertahanan bahasa. Jika dikaitkan dengan teori, maka interlokutor merupakan salah satu penyebab rendahnya tingkat pemertahanan bahasa Pakpak Dairi.

4.6 Penggunaan Bahasa Menurut Peristiwa Bahasa