Penggunaan Bahasa pada Kelompok Remaja di Ranah Sekolah

„Saya sudah katakan kepada petugas supaya dibersihkan dan ditukar lampunya, tetapi belum juga diganti. Percakapan di atas adalah percakapan antara sesuku suku Pakpak Dairi di ranah mesjid. Percakapan di atas menunjukkan bahwa mereka masih menggunakan bahasa Pakpak Dairi ketika mereka berkomunikasi dengan sesama suku suku Pakpak Dairi di ranah mesjid tetapi telah terjadi campur kode pada percakap an di atas. Orang tua „2‟ telah memasukkan bahasa Batak Toba ketika dia berkomunikasi dengan orang tua „1‟, yakni kata „alai‟.

4.4.4 Penggunaan Bahasa pada Kelompok Remaja di Ranah Sekolah

Penggunaan bahasa pada kelompok remaja cenderung menggunakan bahasa Indonesia di ranah sekolah. Hal itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.18 Penggunaan Bahasa pada Kelompok Remaja di Ranah Sekolah No Penggunaan Bahasa Persentase 1 2 3 4 Bahasa Pakpak Dairi Bahasa Batak Toba Bahasa Indonesia Bahasa daerah lain 12,1 - 86,9 1,0 Persentase dihitung dari jumlah frekuensi pada tiap kategori dibagi jumlah seluruh frekuensi pada tiap kategori dan hubungan peran Pada tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa kelompok remaja cenderung menggunakan bahasa Indonesia di ranah sekolah. Hal itu ditunjukkan dengan penggunaan bahasa Indonesia sekitar 86,9, bahasa Pakpak Dairi 12,1, dan bahasa daerah 1,0. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sumarsono 2004:225 “Skalabilitas masih dianggap sahih jika mencapai paling sedikit 85”. Dengan kata lain bahwa penggunaan bahasa itu dikatakan bertahan jika tingkat Universitas Sumatera Utara pemertahanannya mencapai ≥85. Jika dikaitkan dengan teori, menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Pakpak Dairi pada kelompok remaja sudah tidak bertahan di ranah sekolah . Melalui observasi yang dilakukan di lapangan, diperoleh tuturan di ranah sekolah. Berikut tuturan yang diperoleh dari lapangan. Data 35 Siswa : Permisi pak, dimana ibu Tumanggor? Guru : Coba liat di ruangan situ. Siswa : Gak ada pak. Guru : Mau ngapain kian? Siswa : Mau ngasi ini pak sambil menunjukkan apa yang hendak dia berikan. Guru : Letakkan aja lah di situ. Siswa : meletakkan yang hendak dia berikan makasih ya pak. Guru : Iya. Percakapan di atas adalah percakapan antara siswa dan guru di sekolah. Mereka berdua bersuku Pakpak Dairi. Percakapan di atas menunjukkan bahwa siswa cenderung menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi dengan gurunya walaupun mereka bersuku Pakpak Dairi. Hal ini disebabkan situasi tempat berbicara. Dalam hal ini tempat berbicara sangat mempengaruhi kondisi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi. Data 36 Siswa 1 : Ujian kau ya? Siswa 2 : Ujian la kau. Uda kau liat aku ngisi angket, kau bilang ujian. Siswa 1 : Slowlah sambil tertawa. Universitas Sumatera Utara Data 37 Siswa : Kak ini angketnya. Evi : Uda dikumpul semuanya dek? Siswa : Uda kak. Evi : Makasih ya dek. Siswa : Iya kak, sama-sama. Percakapan diatas merupakan tuturan antara siswa. Siswa 1 bersuku „Batak Toba‟ dan siswa 2 bersuku „Pakpak Dairi‟ data 36. Sedangkan pada percakapan data 37, siswa bersuku „Pakpak Dairi‟ dan Evi bersuku „Batak Toba ‟. Percakapan di atas menunjukkan bahwa siswa menggunakan bahasa Indonesia saat berkomunikasi dengan teman yang tidak sesuku. Data 38 Siswa 1 : Itu kakak itu. Kasihlah angketnya. Siswa 2 : Iya. Percakapan di atas merupakan percakapan antara siswa dan siswa. Mereka berdua bersuku Pakpak Dairi. Percakapan di atas menunjukkan bahwa siswa cenderung menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi dengan teman sesukunya di ranah sekolah. Hal itu dipengaruhi oleh ranah dan banyaknya penutur bukan Pakpak Dairi. Beberapa suku Pakpak Dairi yang biasanya menggunakan bahasa Pakpak Dairi jika berbicara dengan ayahibu, kakakadik, dll di ranah rumah. Namun, mereka akan menggunakan bahasa Indonesia jika berada di ranah sekolah. Universitas Sumatera Utara

4.4.5 Penggunaan Bahasa Pakpak Dairi di Ranah Pekerjaan