Penggunaan Bahasa Pakpak Dairi pada Kelompok Dewasa di Ranah Gereja dan Ranah Mesjid

Remaja 2 : Belom. Nanti malam kukerjai. Percakapan di atas adalalah percakapan antara sesuku suku Pakpak Dairi. Percakapan di atas menunjukkan bahwa remaja menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi di ranah mesjid.

4.4.3.2 Penggunaan Bahasa Pakpak Dairi pada Kelompok Dewasa di Ranah Gereja dan Ranah Mesjid

Dari angket yang sudah disebarkan kepada para responden diperoleh penggunaan bahasa pada kelompok dewasa di ranah gerejamesjid. Penggunaan bahasa tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.16 Penggunaan Bahasa pada Kelompok Dewasa di Ranah Gereja dan Ranah Mesjid No Ranah Persentase Penggunaan Bahasa BPD BBT BI BDL 1 2 Gereja Mesjid 100 100 - - - - - - BPD: Bahasa Pakpak Dairi; BBT: Bahasa Batak Toba; BI: Bahasa Indonesia; BDL: Bahasa Daerah lain Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa seluruh responden menggunakan bahasa Pakpak Dairi 100 dalam berkomunikasi di ranah gereja maupun di ranah mesjid. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sumarsono 2004:225 “Skalabilitas masih dianggap sahih jika mencapai paling sedikit 85”. Dengan kata lain bahwa penggunaan bahasa itu dikatakan bertahan jika tingkat pemertahana nnya mencapai ≥85. Jika dikaitkan dengan teori, menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Pakpak Dairi pada kelompok dewasa masih bertahan di ranah gereja maupun di ranah mesjid. Universitas Sumatera Utara Melalui observasi yang dilakukan di lapangan, diperoleh tuturan di ranah gereja data 27 dan data 28 dan di ranah mesjid data 29. Berikut tuturan yang diperoleh dari lapangan. Data 27 Sintua 1 : Ise kalak èn? Naing merkadé kalak èn? [Siapa mereka ini] [Mau membuat apa mereka ini] „Siapa mereka ini‟ „Mau ngapain mereka ini‟ Sintua 2 : Naing mengelului data ngo kalak èn. Naing mengidah [Mau mencari data nya mereka ini. Mau melihat guna bahasa Pakpak Dairi isèn. penggunaan bahasa Pakpak di sini] „Mau mencari data mereka. Mereka mau melihat penggunaan bahasa Pakpak Dairi disini ‟ Percakapan di atas adalah percakapan antara sesuku suku Pakpak Dairi di ranah gereja GKPPD Sidikalang. Percakapan di atas menunjukkan bahwa kelompok dewasa menggunakan bahasa Pakpak Dairi ketika mereka berkomunikasi dengan orang yang sesuku dengan mereka. Data 28 Sintua : Ise kalak èn namberu? [Siapa mereka ini bibi] „Siapa mereka ini bibi‟ Jemaat : Dang ku beto, naing mambuat data nina. [Tidak saya tahu, mau ngambil data katanya] „Tidak tahu, katanya mereka mau mengambil data‟ Sintua : Boru kade ke ito? [Boru apa kamu adik] „Kamu boru apa adik‟ Universitas Sumatera Utara Nurhayati S. : Boru Sitorus tulang. [Boru Sitorus paman] „Boru Sitorus paman‟ Sintua : Naing merkadé ke roh misen? [Mau membuat apa kalian datang kemaridisini] „Apa yang kalian lakukan di sini‟ Nurhayati S. : Mau ngambil data tulang untuk memenuhi tugas akhir. Sintua : Dari mana asalnya? Nurhayati S. : Saya tinggal di Medan tulang. Tapi orang tua tinggal di Rantau Prapat. Sintua : Kuliah dimana? Nurhayati S. : Di USU tulang. Percakapan di atas adalah percakapan antara sesuku dan dihadiri pihak ketiga di ranah gereja GKPPD Sukadame. Pihak ketiga bersuku Batak Toba. Percakapan di atas menunjukkan bahwa telah terjadi alih kode ketika sintua mengetahui bahwa lawan bicaranya tidak bisa menggunakan bahasa Pakpak Dairi. Data 29 Orang tua 1 : Bakunè ngo dukakta i? Oda nung kuidaih ia. [Bagaimana sudah anakkita itu] [Tidak pernah kulihat dia mi mesjid. Mermeami sambing ngo kuidah ia. ke mesjid] [Bermain saja nya kulihat dia] „Bagaimana anakmu itu? Saya tidak pernah melihatnya pergi ke mesjid. Kulihat dia bermain- main saja‟ Orang tua 2 : Memang bandal ngo kalakna. Enggo ngo kupesenget, [Memang bandal sudah orangnya. Sudah nya kuingatkan, oda i begeken tidak di dengarkan] Universitas Sumatera Utara „Orangnya memang bandal. Saya sudah ingatkan, tetapi tidak didengarkan ‟ Percakapan di atas adalah percakapan antara sesuku di ranah mesjid. Percakapan di atas menunjukkan bahwa kelompok dewasa menggunakan bahasa Pakpak Dairi ketika mereke berkomunikasi dengan orang yang sesuku dengannya di ranah mesjid.

4.4.3.3 Penggunaan Bahasa pada Kelompok Orang tua di Ranah Gereja dan Ranah Mesjid