Penggunaan Bahasa pada Kelompok Orang tua di Ranah Pekerjaan

4.4.5.1 Penggunaan Bahasa pada Kelompok Orang tua di Ranah Pekerjaan

Dari angket yang sudah disebarkan kepada responden, diperoleh hasil penggunaan bahasa pada kelompok orang tua di ranah pekerjaan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.20 Penggunaan Bahasa pada Kelompok Orang tua di Ranah Pekerjaan No Penggunaan Bahasa Persentase 1 2 3 4 Bahasa Pakpak Dairi Bahasa Batak Toba Bahasa Indonesia Bahasa Daerah lain 46,97 33,33 19,70 - Persentase dihitung dari jumlah frekuensi pada tiap kategori dibagi jumlah seluruh frekuensi pada tiap kategori dan hubungan peran Tabel 4.20 di atas menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Pakpak Dairi 46,97, bahasa Batak Toba 33,33, dan bahasa Indonesia 19,70 di ranah pekerjaan. Melalui observasi yang dilakukan di lapangan, diperoleh tuturan di ranah pekerjaan. Berikut tuturan yang diperoleh dari lapangan. Data 43 Guru 1 : Ise on Pak Torus? [Siapa ini Pak Torus] „Siapa mereka Pak Torus‟ Guru 2 : Boruhu do i. [Anakku nya ini] „Mereka anakku‟ Guru 1 : Marhua tuson? [Untuk apa ke sini] „Mau apa ke sini‟ Guru 2 : Na naeng mambuat data. Isi hamu jo angket na i. Universitas Sumatera Utara [Yang mau mengambil data] [Isi kalian dulu angketnya itu] „Mau mengambil data. Kalian isi dulu angketnya itu‟ Guru 1 : Adong do uang masukna? [Ada nya uang masuknya] „Ada uang masuknya‟ Guru 2 : Ah,,ho pe da. [Ah,, kau pun] „Kau pun‟ Guru 3 : Pak Torus, toho do i borumu? Alana dao sian bonana. [Pak Torus, bener nya itu anakmu] [Sebab jauh dari pohonnya] „Pak Torus, Apakah bener itu anakmu? Sebab jauh dari pohonnya‟ Guru 2 : Olo, boruhu siapudan do on, molo on dosenna. [Ya, anakku yang paling kecil nya ini, kalo ini dosennya} Guru 3 : Ale dang mirip ate. [Oh Tidak mirip bukan] „Oh Tapi tidak mirip‟ Percakapan di atas adalah percakapan antara sesuku suku Pakpak Dairi dan tidak sesuku suku Batak Toba. Guru 1 dan 3 bersuku „Pakpak Dairi‟ dan Guru 2 bersuku „Batak Toba‟. Percakapan di atas menunjukkan bahwa mereka menggunakan bahasa Batak Toba di ranah pekerjaan. Guru 1 menyapa „guru 2‟ dengan bahasa Batak Toba karena dia mengetahui bahwa „guru 2‟ tidak bisa berbahasa Pakpak Dairi. Data 44 A : Naing mahan kade ke isen silih? [Lagi mengerjakan apa kalian di sini ipar] „Apa yang kalian kerjakan di sini ipar‟ B : Naing mahan sapo-sapo nikate? Universitas Sumatera Utara [Mau mengerjakan pondok-pondok rencana] „Rencananya mau mengerjakan pondok-pondok‟ A : Oh, i ngo. Enggo toko nagi, asa boi bekas celèndung molo [Oh, itu nya. Sudah bagus itu , supaya bisa tempat berlindung jika udan roh. ujan datang] „Oh, iya. Baguslah, supaya ada tempat berlindung jika hujan datang‟ Data 45 Orang tua 1 : Tengen mo enggo ceda. [Lihat lah sudah rusak] „Lihatlah sudah rusak‟ Orang tua 2 : Uè [ya] „ya‟ Percakapan di atas data 44 dan data 45 adalah percakapan antara sesuku suku Pakpak Dairi. Percakapan di atas menunjukkan bahwa mereka masih menggunakan bahasa Pakpak Dairi ketika mereka berkomunikasi dengan orang yang sesuku dengan mereka.

4.5 Penggunaan Bahasa Menurut Hubungan Peran

Hubungan peran merupakan bagian dari ranah. Romaine 2000:44 mengatakan bahwa ranah merupakan suatu abstraksi dari suatu kegiatan dan merupakan kombinasi dari waktu, tempat, dan hubungan peran. Hubungan peran dalam penelitian meliputi hubungan peran ayahibu, kakakadik, abangadik dan Universitas Sumatera Utara