lain sebagainya. Hubungan peran tersebut akan diuraikan pada masing-masing kelompok, yakni kelompok remaja, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua.
4.5.1 Penggunaan Bahasa Menurut Hubungan Peran pada Kelompok Remaja
Berdasarkan angket yang sudah disebarkan kepada para responden, diperoleh penggunaan bahasa menurut hubungan peran pada kelompok remaja
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Penggunaan Bahasa Menurut Hubungan Peran pada Kelompok Remaja
No Hubungan Peran
Penggunaan Bahasa Jumlah Total
Frekuensi f Persentase
F
BPD BBT
BI BDL
BPD BBT
BI BDL
1 2
3 4
5 6
AyahIbu Kakakadik
Abangadik Teman-teman sesuku
tanpa suku lain Teman-teman sesuku dan
ada suku lain Guru
13 12
12 12
- -
- -
- -
20 20
20 20
33 33
- 1
1 1
- -
39,4 36,4
36,4 36,4
- -
- -
- -
- -
60,6 60,6
60,6 60,6
100 100
- 3,0
3,0 3,0
- -
33 33
33 33
33 33
100 100
100 100
100 100
B PD: Pakpak Dairi; BBT: Bahasa Batak Toba; BI: bahasa Indonesia BDL:bahasa daerah lain
Tabel 4.21 di atas menunjukkan bahwa penggunaan bahasa yang dominan dipakai oleh kelompok remaja adalah bahasa Indonesia. Selanjutnya, diikuti
dengan penggunaan bahasa Pakpak Dairi dan bahasa daerah lain, yakni bahasa Karo. Hal itu ditunjukkan dengan penggunaan bahasa Indonesia kepada ayahibu
60,6, kakakadik 60,6, abangadik 60,6, teman-teman sesuku tanpa kehadiran pihak ketiga tidak ada suku lain 60,6, teman-teman sesuku dengan
kehadiran pihak ketiga ada suku lain 100, dan guru 100. Selanjutnya, penggunaan bahasa Pakpak Dairi kepada ayahibu 39,4, kakakadik 36,4,
Universitas Sumatera Utara
abangadik 36,4, dan teman-teman sesuku tanpa kehadiran pihak ketiga tidak ada suku lain 36,4. Bahasa daerah lain bahasa Karo digunakan kepada
kakakadik, abangadik, dan teman-teman sesuku tanpa kehadiran pihak ketiga adanya suku lain, masing-masing 3,0.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sumarsono 2004:225 “Skalabilitas masih dianggap sahih jika mencapai paling sedikit 85”. Dengan
kata lain bahwa penggunaan bahasa itu dikatakan bertahan jika tingkat pemertahanannya mencapai ≥85. Jika dikaitkan dengan teori, menunjukkan
bahwa penggunaan bahasa Pakpak Dairi menurut hubungan peran pada kelompok remaja tidak bertahan dan hampir terancam punah pada masing-masing
interlokutor. Mereka sudah mulai menggeser penggunaan bahasa Pakpak Dairi ke bahasa Indonesia.
4.5.2 Penggunaan Bahasa Menurut Hubungan Peran pada Kelompok Dewasa