abangadik 36,4, dan teman-teman sesuku tanpa kehadiran pihak ketiga tidak ada suku lain 36,4. Bahasa daerah lain bahasa Karo digunakan kepada
kakakadik, abangadik, dan teman-teman sesuku tanpa kehadiran pihak ketiga adanya suku lain, masing-masing 3,0.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sumarsono 2004:225 “Skalabilitas masih dianggap sahih jika mencapai paling sedikit 85”. Dengan
kata lain bahwa penggunaan bahasa itu dikatakan bertahan jika tingkat pemertahanannya mencapai ≥85. Jika dikaitkan dengan teori, menunjukkan
bahwa penggunaan bahasa Pakpak Dairi menurut hubungan peran pada kelompok remaja tidak bertahan dan hampir terancam punah pada masing-masing
interlokutor. Mereka sudah mulai menggeser penggunaan bahasa Pakpak Dairi ke bahasa Indonesia.
4.5.2 Penggunaan Bahasa Menurut Hubungan Peran pada Kelompok Dewasa
Berdasarkan angket yang sudah disebarkan kepada para responden, diperoleh penggunaan bahasa menurut hubungan peran pada kelompok dewasa
pada tabel di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Penggunaan bahasa Menurut Hubungan Peran pada Kelompok Dewasa
BPD : Pakpak Dairi; BBT : Batak Toba; BI : bahasa Indonesia; BDL : Bahasa Daerah lain; : Tidak mempunyai anak laki-lakiperempuan
Tabel 4.22 di atas menunjukkan bahwa penggunaan bahasa yang dominan dipakai oleh kelompok dewasa adalah bahasa Pakpak Dairi terhadap lawan bicara
interlokutor, yakni ayahibu, kakakadik, abangadik, suamiistri dan teman- teman sesuku tanpa kehadiran pihak ketiga tidak ada suku lain. Masing-masing
jumlah persentase penggunaan bahasa pada interlokutor tersebut 100. Selanjutnya, pada lawan bicara seperti anak laki-laki dan anak perempuan,
kelompok dewasa memakai dua bahasa. Bahasa yang digunakan mereka kepada anak laki-laki maupun anak perempuan adalah bahasa Pakpak Dairi dan bahasa
Indonesia. Dalam hal ini, kelompok dewasa cenderung menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi kepada anak laki-laki 42,4 dan anak
perempuannya 48,5. Sedangkan penggunaan bahasa Pakpak Dairi pada anak
No Hubungan Peran
Penggunaan Bahasa Jumlah Total
Frekuensi f Persentase
f
BPD BBT
BI BDL
TAD BPD
BBT BI
BDL
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
AyahIbu Kakakadik
Abangadik Suamiistri
Anak laki-laki Anak
perempuan Teman-teman
sesuku tanpa suku lain
Teman-teman sesuku dan ada
suku lain 33
33 33
33 13
13 33
- -
- -
- -
-
21 -
- -
- 14
16 -
12 -
- -
- -
- -
- -
- -
- 6
4 -
- 100
100 100
100 39,4
39,4 100
- -
- -
- -
- -
63,6 -
- -
- 42,4
48,5 -
36,4 -
- -
- -
- -
- -
- -
- 18,2
12,1 -
- 33
33 33
33 33
33 33
33 100
100 100
100 100
100 100
100
Universitas Sumatera Utara
laki-laki dan anak perempuan, masing-masing 39,4. Selanjutnya, mereka menggunakan bahasa Batak Toba 63,6 dan bahasa Indonesia 36,4 ketika
mereka berbicara dengan teman-teman sesuku dan dihadiri pihak ketiga. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sumarsono 2004:225
“Skalabilitas masih di anggap sahih jika mencapai paling sedikit 85”. Dengan kata lain bahwa penggunaan bahasa itu dikatakan bertahan jika tingkat
pemertahanannya mencapai ≥85. Jika dikaitkan dengan teori, menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Pakpak Dairi menurut hubungan peran tertentu seperti
ayahibu, kakakadik, abangadik, dan teman-teman sesuku dan tanpa dihadiri pihak ketiga masih bertahan. Namun, penggunaan bahasa Pakpak Dairi pada
interlokutor tertentu seperti anak laki-laki, anak perempuan dan teman-teman sesuku yang dihadiri pihak ketiga sudah tidak bertahan.
4.5.3 Penggunaan bahasa Menurut Hubungan Peran pada Kelompok Orang tua