Minat Belajar Landasan Teori

19 berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Faktor di lingkungan sekolah yang memengaruhi belajar siswa meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, serta tugas yang diberikan guru. 3 Masyarakat Masyarakat merupakan lingkungan dimana siswa berada. Faktor masyarakat berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Lingkungan yang baik akan mendidik anak menjadi anak yang baik dan juga sebaliknya. Keberadaan lingkungan yang memengaruhi belajar siswa meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang memengaruhi proses belajar berasal dari dua faktor utama yaitu faktor intern yang berasal dari dalam diri individu dan faktor ekstern yang berasal dari luar individu atau lingkungan. Fakto-faktor tersebut saling berkaitan dan saling memengaruhi, sehingga dapat memberikan dampak yang baik atau sebaliknya. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama yang baik antar orang tua, sekolah, dan lingkungan masyarakat, agar siswa dapat mengoptimalkan proses belajarnya.

2.1.4 Minat Belajar

Minat merupakan rasa suka atau hasrat terhadap sesuatu sehingga menimbulkan keingintahuan, ketertarikan untuk memperolehnya. Minat pada seseorang menimbulkan semangat dan tindakan untuk melakukan suatu aktivitas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, KUBI, 2002: 744 dalam Suyono dan 20 Hariyanto 2015: 177 “minat didefinisikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Sukardi 1988 dalam Susanto 2013: 57, minat dapat diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan seseorang terhadap sesuatu. Adapun menurut Sudirman 2007 dalam Susanto 2013: 57, minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhannya sendiri. Selanjutnya, Tidjan 1976 dalam Suyono dan Hariyanto 2015: 177 menyatakan bahwa “minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terha dap suatu objek karena timbulnya perasaan senang”. Oleh karena itu minat sangat penting bagi seseorang untuk menimbulkan perasaan suka, senang dan tertarik terhadap sesuatu. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu gejala psikologis terhadap sesuatu yang ditandai dengan perasaan senang, suka dan tertarik, karena merasa ada suatu kepentingan terhadap sesuatu itu. Minat akan selalu terkait dengan kebutuhan seseorang. Kaitannya dengan belajar, menurut Hansen 1995 dalam Susanto 2013: 57 menyebutkan bahwa minat belajar siswa memiliki hubungan erat dengan kepribadian, motivasi, ekspresi dan konsep diri atau identifikasi, faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan. Secara nyata minat merupakan suatu hal yang penting dalam menentukan arah, dan cara berpikir seseorang dalam aktivitas belajarnya. Mikarsa 2007: 3.10 berpendapat bahwa minat berkembang melalui proses belajar, yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 minat berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan mental; 2 minat sangat berpengaruh terhadap kesiapan belajar misalnya anak tidak akan berminat pada permainan lompat tali apabila anak belum dapat mengkoordinasikan gerak otot-ototnya; 3 minat 21 bergantung pada kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan serta minat dari anak maupun orang dewasa di sekitarnya; 4 perkembangan minat mungkin saja terbatas, tergantung dari kemampuan fisik, serta mental dan pengalaman sosial anak; 5 minat dipengaruhi oleh budaya karena anak belajar dan memperoleh pengalaman melalui keluarga, guru dan orang dewasa lain yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh budaya; 6 minat dipengaruhi oleh faktor emosisuasana hati. Jika suasana hati sedang gundah, minat pada sesuatu juga berkurang, demikian juga sebaliknya. Minat bersifat egosentris, hal ini dapat dilihat pada anak-anak. Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa, menurut Susanto 2013: 66 kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan memungkinkan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa, demikian juga sebaliknya. Dengan adanya minat pada diri siswa, maka siswa akan mendapatkan kepuasan batin dari kegiatan belajar. Uraian tersebut memperjelas pentingnya minat dalam belajar siswa, karena minat dimungkinkan akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar khususnya hasil belajar siswa, ini dikarenakan ada tidaknya minat siswa terhadap sesuatu dalam kegiatan belajar itu sendiri. Ini sesuai dengan pendapat Hartono 2005 dalam Susanto 2013: 67 yang menyatakan bahwa minat memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Bahan pelajaran, pendekatan, ataupun metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan minat peserta didik menyebabkan hasil belajar tidak optimal. Penting bagi guru untuk memunculkan minat siswa terhadap materi yang disampaikan, karena dengan munculnya minat siswa terhadap pembelajaran, siswa 22 akan tertarik dan rasa keingintahuan siswa akan meningkat, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Slameto 2003 dalam Suyono dan Hariyanto 2015: 177 menyatakan bahwa ciri-ciri siswa yang berminat dalam belajar adalah sebagai berikut: 1 mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus; 2 ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati; 3 memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati; 4 lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya; 5 dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Melihat berbagai ciri minat yang ditimbulkan siswa dalam pembelajaran, maka membangkitkan minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran menjadi tugas pokok guru dan mutlak harus dilaksanakan. Siswa menjadi senang terhadap pembelajaran karena penyajian pembelajaran, oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi yang tinggi dalam penguasaan bahan ajar dan penguasaan kelas, seperti menggunakan berbagai metode pembelajaran, serta mampu menjaga lingkungan tempat belajar tetap kondusif. Pada praktiknya selain kedua hal tersebut, guru juga dapat melakukan cara- cara parktis untuk membangkitkan minat dan perhatian siswa. Seperti yang sebutkan Suyono dan Hariyanto 2015: 178 yaitu sebagai berikut: 1 Selalu berupaya mengkontekstualkan dan menginikan bahan ajar. 2 Mengetahui gaya belajar siswa pada umumnya sehingga penyajian pembelajaran telah mengakomodasikan hal ini. 23 3 Sesekali menyelipkan humor-humor segar terutama yang relevan dengan bahan ajar atau kondisi pembelajaran. Seorang guru yang kompeten adalah gudangnya ice breaker, pemecah kebekuan. 4 Jeda sejenak dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kecil. 5 Selalu berupaya akar kelas terbangun oleh suasana yang dialogis, banyak terjadi diskusi. 6 Memberikan pekerjaan rumah yang menantang ... dalam hal ini guru perlu berdiskusi dengan para siswa. 7 Melakukan refresing dengan para siswa dalam suatu karya wisata, namun benar-benar harus ada studi ekskursi di sana ... Tujuan pokoknya adalah mengkontekstualkan pembelajaran.

2.1.5 Hasil Belajar