Pengujian Hipotesis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

118 6 Simpulan Berdasarkan Tabel 4.19, dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 6,537 dan nilai signifikansinya sebesar 0,000. Nilai t tabel dengan df = 35 dan taraf signifikansi 0,025 uji 2 sisi yaitu 2,030, sehingga nilai t hitung t tabel 6,537 2,030. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode Guided Discovery Learning efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan pecahan.

4.3.3.2 Pengujian Hipotesis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Berdasarkan uji prasyarat analisis, diketahui data kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berdistribusi normal dan homogen. Setelah data hasil kemampuan pemecahan masalah matematika siswa diuji normalitas dan homogenitasnya, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Independent-sampe t test dengan bantuan program SPSS 21, uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui simpulan penelitian dan untuk mengetahui hipotesis yang diterima. 4.3.3.2.1 Hipotesis pertama Uji hipotesis pertama yaitu mengenai perbedaan. Berikut merupakan analisis statistik pengujian hipotesis pertama mengenai kemampuan pemecahan masalah matematika siswa: 9 Hipotesis Uji Ho 2 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IV, pada mata pelajaran matematika materi bilangan pecahan antara yang proses pembelajarannya menerapkan metode Guided Discovery Learning dengan yang menerapkan metode pembelajaran konvensional. Ho : µ 1 = µ 2 119 Ha 2 : Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IV, pada mata pelajaran matematika materi bilangan pecahan antara yang proses pembelajarannya menerapkan metode Guided Discovery Learning dengan yang menerapkan metode pembelajaran konvensional. Ha : µ 1 ≠ µ 2 Keterangan: µ 1 = kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen µ 2 = kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas kontrol 10 Taraf Signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu α = 0, 05. 11 Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis minat belajar siswa yaitu menggunakan uji independent samples t test dengan program SPSS 21. 12 Kriteria Keputusan Kriteria yang diambil untuk menentukan keputusan berdasarkan hipotesis uji tersebut yaitu Ho diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dan Ho ditolak jika -t hitung -t tabel atau t hitung t tabel . Jika berdasarkan nilai signifikansi, Ho diterima jika nilai signifikansi 0,05 dan Ho ditolak jika nilai signifikansi pada kolom ≤ 0,05 Priyatno: 2010: 35-6. 13 Perhitungan Hasil perhitungan uji hipotesis kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dapat dilihat pada Tabel 4.20 berikut. 120 Tabel 4.20 Hasil Uji Hipotesis Uji-t Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Tabel 4.20 tersebut dapat diketahui nilai t hitung sebesar 2,845 dan signifikansi pada kolom sig. 2-tailed sebesar 0,006. Nilai t tabel dengan df = 70 dan taraf signifikansi 0,025 uji 2 sisi yaitu 1,994. Oleh karena itu t hitung t tabel 2,845 1,994 dan nilai signifikansi yang diperoleh yaitu 0,006 0,006 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi bilangan pecahan, antara yang proses pembelajarannya menggunakan metode Guided Discovery Learning dan yang proses pembelajaranya menggunakan pembelajaran konvensional. 4.3.3.2.2 Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis kedua yaitu pengujian keefektifan metode Guided Discovery Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan pecahan. Untuk menguji keefektifan metode Guided Discovery Learning, peneliti menggunakan perhitungan secara statistik dan empiris. Pengujian keefektifan secara empiris menggunakan rumus polled varian, sedangakn perhitungan statistik menggunakan uji pihak kanan melalui uji one sampel t test. Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T Df Sig. 2- tailed Mean Difference Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Nilai Equal variances assumed 2,567 ,114 2,845 70 ,006 7,750 2,724 2,316 13,184 Equal variances not assumed 2,845 66,428 ,006 7,750 2,724 2,311 13,189 121 Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus polled varian, diperoleh hasil 2,834 1,994 t hitung t tabel , maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, atau pembelajaran menggunakan metode Guided Discovery Learning efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi bilangan pecahan. Perhitungan menggunakan rumus polled varian, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 56. Selanjutnya, untuk pengujian secara statistik keefektifan metode Guided Discovery Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dilakukan menggunakan uji pihak kanan. Uji pihak kanan dilakukan melalui uji one sampel t test, dengan bantuan program SPSS 21. Berikut ini merupakan analisis statistik pengujian hipotesis keefektifan metode Guided Discovery Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. 1 Hipotesis Uji Ho 4 : Metode Guided Discovery Learning tidak efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IV pada materi bilangan pecahan khusus soal cerita. Ho : µ 1 ≤ µ 2 Ha 4 : Metode Guided Discovery Learning efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IV pada materi bilangan pecahan khusus soal cerita. Ha : µ 1 µ 2 Keterangan: µ 1 = kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen µ 2 = kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas kontrol 122 2 Taraf Signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu α = 0, 05. 3 Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yaitu menggunakan uji one sample t test dengan program SPSS 21. 4 Kriteria Keputusan Kriteria yang diambil untuk mengambil keputusan berdasarkan hipotesis uji tersebut yaitu Ho diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dan Ho ditolak jika -t hitung -t tabel atau t hitung t tabel . Jika berdasarkan nilai signifikansi, Ho diterima jika nilai signifikansi 0,05 dan Ho ditolak jika nilai signifikansi pada kolom ≤ 0,05 Priyatno: 2010: 35-6. 5 Perhitungan Hasil perhitungan uji pihak kanan dengan menggunakan uji one sampel t test dengan bantuan program SPSS 21 yaitu sebagai berikut. Tabel 4.21 Hasil Uji One Sample t Test Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Test Value = 68.67 t df Sig. 2-tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Eksperimen 3,623 35 ,001 7,747 3,41 12,09 14 Simpulan Berdasarkan Tabel 4.20, dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 3,623 dan nilai signifikansinya sebesar 0,001. Nilai t tabel dengan df = 35 dan taraf signifikansi 0,025 uji 2 sisi yaitu 2,030, oleh karena itu nilai t hitung t tabel 123 3,623 2,030. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode Guided Discovery Learning efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan pecahan.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Perbedaan Penerapan Metode Guided Discovery Learning dan Metode

Konvensional terhadap Minat Belajar Siswa Pengamatan data hasil minat belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan perbedaan. Perbedaan pada minat belajar siswa di kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan adanya perbedaan minat belajar siswa antara yang dalam proses pembelajarannya menerapkan metode Guided Discovery Learning dan konvensional. Salah satu ciri pembelajaran yaitu adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam suasana edukatif Setijowati, 2013: 2. Oleh karena itu, keaktifan guru harus disertai dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya tumbuh dari dalam diri siswa yaitu berupa gejala psikologis. Tidjan 1976 dalam Suyono dan Hariyanto 2015: 177, menyatakan gejala psikologis sebagai minat yang menunjukkan perasaan senang terhadap suatu objek. Perasaan senang yang timbul pada diri siswa menunjukkan bahwa siswa berminat dalam pembelajaran. Minat dalam diri siswa dapat tumbuh salah satunya dengan penggunaan metode Guided Discovery Learning, dalam tahap pelaksanaan metode Guided Discovery Learning terdapat komponen pembelajaran yang merangsang minat siswa, sehingga siswa berminat terhadap pembelajaran. Komponen pembelajaran