Wawancara Tidak Terstruktur Tes

67

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

3.7.1 Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Sugiyono, 2014: 197. Pedoman pada pelaksanaan wawancara ini hanya berupa garis besar atau inti dari permasalahan yang ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur ini dilakukan peneliti pada saat studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di tempat penelitian.

3.7.2 Tes

Menurut Sudjana 2011: 35 tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan- pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan tes lisan, dan dalam bentuk tulisan tes tulisan, atau dalam bentuk perbuatan tes tindakan. Pada umumnya tes dipergunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, khususnya pada ranah kognitif siswa yang berhubungan dengan penguasaan materi pembelajaran yang telah diajarkan oleh guru. Kaitannya dengan kepentingan pembelajaran, tes juga dapat dipergunakan untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan jenis tes objektif bentuk uraian. Bentuk tes uraian digunakan untuk menganalisis jawaban siswa dalam memecahkan permasalahan matematika. Masing-masing jawaban 68 memiliki skor maksimal 5, skor tersebut diperoleh dari pencapaian siswa dalam menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah. Tes dilaksanakan dua tahap, pertama tes dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran dan kedua setelah kegiatan pembelajaran. 3.7.3 Kueisioner atau Angket Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data berupa kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden secara tidak langsung, artinya peneliti tidak melakukan tanya jawab secara langsung dengan responden pada saat mengambil data. Menurut Sugiyono 2014: 199 kueisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Sudjana 2011: 72 menyatakan tujuan kueisioner dalam kegiatan pengajaran meliputi: a memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai bahan dalam menganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya; b memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya; c untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar mengajar. Dalam hal ini peneliti menggunakan kueisioner untuk mengetahui dan mengukur minat siswa dalam pembelajaran matematika. Angket yang diberikan kepada siswa berisi pernyataan-pernyataan mengenai minat belajar siswa, pernyataan tersebut merupakan hasil pengembangan indikator minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Angket dalam penelitian ini menggunakan skala modifikasi dengan empat alternatif jawaban. Penggunaan 69 angket bertujuan untuk mengukur variabel minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi bilangan pecahan.

3.7.4 Observasi