Waktu dan Tempat Penelitian Panduan Penelitian Eksperimen

62 ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Uraian lengkapnya yaitu sebagai berikut:

3.3.1 Variabel Independen

Variabel independen atau disebut juga variabel bebas. Menurut Sugiyono 2014: 61. “variabel bebas adalah merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat.” Variabel independen dalam penelitian ini yaitu pengaruh metode Guided Discovery Learning.

3.3.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen atau variabel terikat, menurut Sugiyono 2014: 61, “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menja di akibat, karena adanya variabel bebas.” Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu minat dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IV SD Negeri Debong Kidul pada mata pelajaran matematika materi bilangan pecahan.

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian

Penyusunan proposal penelitian dan proses bimbingan dimulai akhir bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Februari 2016. Seminar proposal penelitian dilaksanakan tanggal 25 Februari 2016 dilanjutkan dengan pengesahan proposal oleh lembaga dan mengurus proses perijinan penelitian di kantor pemerintahan Kota Tegal. Selanjutnya pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 15 Maret sampai dengan 23 Maret 2016, analisis data dan penyusunan laporan akhir 63 penelitian dilaksanakan mulai akhir bulan Maret sampai dengan pertengahan bulan April 2016 dan pengujian penelitian direncanakan pada awal bulan Mei 2016. Tempat penelitian yang dipilih untuk melaksanakan penelitian yaitu di SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada kriteria yang menjadi syarat penelitian, yang pertama kedua kelas merupakan kelas pararel dengan kemampuan rata-rata siswa sama. Kedua, guru yang mengajar di kedua kelas tersebut sudah berstatus pegawai negeri sipil atau PNS. Ketiga, kedua kelas masih menggunakan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran matematika. Keempat, guru belum pernah menggunakan metode Guided Discovery Learning dalam pembelajaran matematika.

3.5 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono 2014 : 117, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Kemudian sampel menurut Sugiyono 2014 : 118. “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sampel merupakan bagian dari populasi yang mewakili populasi dalam melakukan penelitian. Jadi apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Uraian selengkapnya yaitu sebagai berikut:

3.5.1 Populasi

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan, yaitu seluruh siswa kelas IV SD Negeri Debong Kidul yang berjumlah 72 siswa, terdiri dari 36 siswa kelas IV 64 A dan 36 siswa kelas IV B, alasan memilih populasi ini karena kedua kelas masih dalam satu lingkungan sekolah dan merupakan kelas pararel yang disebar merata, sehingga setara dari segi kemampuan akademik dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

3.5.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri Debong Kidul yang berjumlah 72 siswa. Musfiqon 2012: 91 menyatakan jika populasi kurang dari 100 orang sebaiknya diteliti semua. Oleh karena itu dalam menentukan sampel peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling. Menurut Sugiyono 2014: 122, “nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluangkesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Jenis teknik yang digunakan yaitu sampling jenuh, artinya semua populasi dilibatkan untuk menjadi sampel penelitian.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional digunakan untuk menciptakan kesamaan persepsi dan menghindari kekeliruan antara peneliti dan pembaca terhadap tujuan dari penelitian serta variabel-variabel yang digunakan dalam proses penelitian. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

3.6.1 Variabel Metode Guided Discovery Learning

Variabel metode Guided Discovery Learning adalah variabel yang akan diteliti pengaruhnya atau variabel yang memberi pengaruh dalam pembelajaran matematika materi bilangan pecahan. Metode Guided Discovery Learning adalah 65 metode pembelajaran yang menjadikan guru sebagai seorang guide untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa, sehingga siswa mampu mengaitkan konsep yang telah dimiliki sebelumnya untuk menyelesaikan masalah matematika. Metode Guided Discovery Learning memiliki tahapan dan komponen pembelajaran yang harus dilakukan secara runtut dan lengkap, sehingga metode Guided Discovery Learning bisa terlaksana dengan baik. Tahapan dan komponen pembelajaran metode Guided Discovery Learning terangkum dalam tabel berikut: Tabel 3.1 Tahap-tahap Guided Discovery Learning Tahap Komponen Pembelajaran Pengenalan dan Review: Guru memulai dengan media fokus untuk pengenalan dan mereview hasil kerja sebelumnya.  Menarik perhatian.  Menghidupkan pengetahuan yang sebelumnya. Tahap Terbuka: Guru memberikan contoh-contoh dan meminta pengamatan dan perbandingan.  Memberikan pengalaman yang darinya pengetahuan bisa dikontruksi  Mendorong interaksi sosial. Tahap Konvergen: Guru memandu siswa sebagaimana mereka mencari pola di dalam contoh.  Memulai membuat abstraksi.  Mendorong interaksi sosial. Penutup: Mendeskripsikan konsep hubungan-hubungan yang ada di dalamnya.  Mengklarifikasi deskripsi tentang abstraksi yang baru Jacobsen, dkk 2009: 210

3.6.2 Variabel Minat Belajar Siswa

Variabel minat dalam penelitian ini adalah minat siswa dalam pembelajaran matematika pada materi bilangan pecahan. Minat siswa dalam pembelajaran matematika ini akan diukur menggunakan angket, dengan memperhatikan dimensi 66 dan indikator minat siswa dalam belajar. Dimensi dan indikator siswa tersebut terangkum dalam tabel berikut: Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Minat Belajar Siswa No Dimensi Indikator 1. 2. 3. 4. Kesukaan Ketertarikan Perhatian Keterlibatan  Gairah  Inisiatif  Responsif  Kesegeraan  Konsentrasi  Ketelitian  Kemauan  Keuletan  Kerja keras Sudaryono, dkk, 2013: 90

3.6.3 Variabel Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

Variabel kemampuan pemecahan masalah adalah variabel yang tergantung dari variabel metode Guided Discovery Learning. Kemampuan pemecahan masalah matematika yaitu kemampuan siswa dalam menyusun dan merencanakan langkah- langkah penyelesaian suatu permasalahan matematika secara tepat. Pemecahan masalah matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Variabel kemampuan pemecahan masalah matematika dalam penelitian ini, diukur dengan tes objektif berupa soal uraian yang menggambarkan permasalahan matematika dalam kehidupan siswa. Soal uraian yang dimaksud lebih menekankan pada aspek kognitif siswa. Tes objektif berupa soal uraian dengan tingkat kesukaran yang berbeda, digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. 67

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

3.7.1 Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Sugiyono, 2014: 197. Pedoman pada pelaksanaan wawancara ini hanya berupa garis besar atau inti dari permasalahan yang ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur ini dilakukan peneliti pada saat studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di tempat penelitian.

3.7.2 Tes

Menurut Sudjana 2011: 35 tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan- pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan tes lisan, dan dalam bentuk tulisan tes tulisan, atau dalam bentuk perbuatan tes tindakan. Pada umumnya tes dipergunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, khususnya pada ranah kognitif siswa yang berhubungan dengan penguasaan materi pembelajaran yang telah diajarkan oleh guru. Kaitannya dengan kepentingan pembelajaran, tes juga dapat dipergunakan untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan jenis tes objektif bentuk uraian. Bentuk tes uraian digunakan untuk menganalisis jawaban siswa dalam memecahkan permasalahan matematika. Masing-masing jawaban 68 memiliki skor maksimal 5, skor tersebut diperoleh dari pencapaian siswa dalam menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah. Tes dilaksanakan dua tahap, pertama tes dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran dan kedua setelah kegiatan pembelajaran. 3.7.3 Kueisioner atau Angket Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data berupa kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden secara tidak langsung, artinya peneliti tidak melakukan tanya jawab secara langsung dengan responden pada saat mengambil data. Menurut Sugiyono 2014: 199 kueisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Sudjana 2011: 72 menyatakan tujuan kueisioner dalam kegiatan pengajaran meliputi: a memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai bahan dalam menganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya; b memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya; c untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar mengajar. Dalam hal ini peneliti menggunakan kueisioner untuk mengetahui dan mengukur minat siswa dalam pembelajaran matematika. Angket yang diberikan kepada siswa berisi pernyataan-pernyataan mengenai minat belajar siswa, pernyataan tersebut merupakan hasil pengembangan indikator minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Angket dalam penelitian ini menggunakan skala modifikasi dengan empat alternatif jawaban. Penggunaan 69 angket bertujuan untuk mengukur variabel minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi bilangan pecahan.

3.7.4 Observasi

Menurut Sutrisno Hadi 1986 dalam Sugiyono 2014: 203 mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti dan guru. Observasi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu observasi kegiatan pembelajaran di kelas untuk mengetahui kondisi awal siswa dalam pembelajaran. Kemudian observasi yang dilakukan oleh guru, yaitu observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, observasi ini bertujuan untuk mengamati langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan metode pembelajaran. Observasi dilakukan dengan bantuan lembar pengamatan metode pembelajaran.

3.7.5 Dokumentasi

Menurut Arikunto 2013: 274 dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang Sugiyono, 2014: 329. Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi daftar nama siswa, nilai hasil belajar siswa, silabus pembelajaran matematika, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, foto kegiatan siswa, dan video pembelajaran sebagai bukti dilaksanakannya penelitian dan sebagai penunjang dalam melakukan penelitian. 70

3.8 Instrumen Penelitian

Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan pengukuran, oleh sebab itu perlu adanya alat ukur yang baik sehingga diperoleh data yang baik pula. Alat ukur dalam penelitian disebut juga sebagai instrumen penelitian, menurut Sugiyono 2013: 148, “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Selanjutnya, Arikunto 2004 dalam Sudaryono, dkk 2013: 30 menjelaskan bahwa “instrumen pengumpulan data atau penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan pengumpulan data tersebut menjadi lebih mudah dan sistematis”. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat untuk melakukan pengukuran terhadap suatu variabel penelitian, yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengumpulkan data supaya lebih mudah dan sistematis. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan yaitu dokumen, instrumen tes, pedoman wawancara, kuisioner dan pedoman observasi. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut:

3.8.1 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yang dijadikan instrumen dalam penelitian ini berbentuk pedoman wawancara tidak terstruktur. Pedoman wawancara tidak terstruktur ini dipergunakan untuk melakukan studi pendahuluan, mengumpulkan informasi-informasi terkait dengan permasalahn yang ada, sehingga peneliti bisa menentukan permasalahan apa yang menjadi fokus peneliti dalam penelitiannya. 71

3.8.2 Dokumen

Dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai data nama siswa, data guru, dan silabus pembelajaran serta data nilai ujian tengah semester gasal siswa kelas IV A dan kelas IV B di SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Selain itu, digunakan juga kamera sebagai alat untuk mengambil gambar dan merekam video pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagai bukti telah dilaksanakan penelitian.

3.8.3 Lembar Observasi Metode

Lembar observasi metode digunakan untuk mengamati pelaksanaan metode Guided Discovery Learning dalam pembelajaran matematika materi bilangan pecahan di kelas eksperimen dan kontrol. Pengamatan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Lembar observasi metode Guided Discovery Learning ini disusun menggunakan skala likert dengan 4 kriteria penskoran. Pengamatan penggunaan metode dalam pembelajaran ini didasarkan pada langkah-langkah pelaksanaan metode Guided Discovery Learning yaitu sebagai berikut: 1 Pengenalan dan Review: Guru memulai dengan media fokus untuk pengenalan dan mereview hasil kerja sebelumnya. 2 Tahap Terbuka: Guru memberikan contoh-contoh dan meminta pengamatan dan perbandingan. 3 Tahap Konvergen: Guru memandu siswa sebagaimana mereka mencari pola di dalam contoh. 4 Penutup: Mendeskripsikan konsep hubungan-hubungan yang ada di dalamnya. 72

3.8.4 Kueisioner Minat

Kuisioner atau angket dalam penelitian ini dipergunakan untuk mengetahui minat belajar siswa yang akan diteliti. Sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Angket dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan memodifikasi alternatif pilihan jawaban menjadi 4 empat, dikarenakan responden cenderung memilih jawaban di tengah. Angket tersebut berisi dimensi dan indikator minat belajar yang dikembangkan menjadi butir-butir pernyataan. Adapun cara menghitung minat siswa dalam pembelajaran menggunakan analisis indeks, setelah mengetahui nilai indeks akhir dari angket kategorikan presentasi minat dengan menggunakan rumus Three Box Method yaitu sebagai berikut: � = k Keterangan : i = interval r = rentang k = 3 Ferdinand, 2006: 292 Kemudian hasil perhitungan akhir angket diklasifikasikan dengan kategori yaitu: 25 – 50 rendah; 50,01 -75 sedang; 75,01 – 100 tinggi.

3.8.5 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Soal tes yang dipergunakan dalam penelitian ini berbentuk uraian objektif dengan memperhatikan langkah-langkah pengerjaan soal yang disajikan. Soal bentuk uraian dipilih karena peneliti memfokuskan pada kemampuan pemecahan masalah matematika, dengan harapan siswa mampu untuk memahami proses dan 73 melatih siswa supaya tidak selalu mementingkan hasil akhir. Pembuatan soal berdasarkan pada silabus yang dibuat indikator dalam bentuk kisi-kisi soal. Indikator soal dibuat berpedoman pada silabus kelas IV matematika pada materi bilangan pecahan. Soal tes yang telah dibuat kemudian diujikan, selanjutnya dideskripsikan dan diklasifikasikan berdasarkan perhitungan rata-rata dan standar deviasi, ini bertujuan untuk membuat kriteria kemampuan pemecahan masalah siswa. Rumus perhitungannya yaitu sebagai berikut: Mi = 0,5 x skor tertinggi + skor terkecil Sdi = x skor tertinggi – skor terkecil Keterangan: Mi = Mean rata-rata Sdi = Standar Deviasi Sya’ban, 2005: 15 Kriteria kemampuan pemecahan masalah siswa dapat dikategorikan seperti tersaji dalam Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Pedoman Kategorisasi Data Penelitian No. Rentang Nilai Kriteria 1 2 3 4 Mi + 1,5 SDi x Mi ≤ x Mi + 1,5 Sdi Mi – 1,5 SDi ≤ x Mi Mi – 1,5 Sdi Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Kemampuan pemecahan masalah siswa dapat dihitung berdasarkan perolehan skor dengan menggunakan 11 butir soal uraian. Skor ideal yang dapat 74 diperoleh siswa yaitu 100 dan skor terendah yaitu 0. Perhitungannya sebagai berikut: Mi = 0,5 x 100 + 0 = 50 Sdi = x 100 – 0 = 16,67 Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat kriteria kemampuan pemecahan masalah siswa, yaitu sebagai berikut: Tabel 3.4 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah No. Rentang Nilai Kriteria 1 2 3 4 75 KPM 50 ≤ KPM 75 25 ≤ KPM 50 25 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

3.8.5.1 Validitas Instrumen

Instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur Widoyoko, 2014: 172. Dengan kata lain validitas suatu instrumen berkaitan dengan ketepatan alat ukur yang hendak dipergunakan dalam sebuah penelitian. Penggunaan instrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid juga begitu sebaliknya, data yang valid diperoleh dari instrumen yang valid. Purwanto 2014: 114 menyatakan bahwa validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diinginkan diukur. Selanjutnya menurut Arikunto 2015: 80, “validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil uji pemikiran dan dari hasil pengalaman”. Menguji validitas sebuah instrumen 75 penelitian dilakukan dengan dua tahapan yaitu, uji validitas internal atau validitas logis, hal ini bertujuan untuk memenuhi syarat valid berdasarkan hasil penalaran atau rasional, kemudian uji validitas empiris, dilakukan untuk mengetahui hasil uji coba instrumen berdasar pada pengalaman lapangan. Validitas logis dalam sebuah instrumen berkenaan pada kondisi sebuah instrumen yang memenuhi kaidah penyusunan sebuah tes, didasarkan pada hasil penalaran atau rasional. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto 2015: 80 yang menyatakan “validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran”. Validitas logis sebuah instrumen terdapat tiga macam yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas butir. Validitas empiris yaitu Arikunto 2015: 81 mengatakan bahwa “sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman”. Validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun instrumen seperti halnya validitas logis, tetapi harus dibuktikan melalui pengalaman Arikunto, 2015: 81. Riduwan 2013: 98 menyatakan, setelah data didapat dan ditabulasikan, kemudian pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan rumus Pearson Product Moment. Penelitian ini menggunakan 8 butir soal uraian objektif dan dipararelkan menjadi 11 butir soal. Soal dibuat secara pararel dan setara, yang bertujuan agar validitas dan reliabilitasnya teruji. Dengan demikian soal tes yang dibuat sebagai instrumen penelitian bisa dikatakan valid. Selanjutnya untuk angket minat, digunakan sejumlah 40 butir soal. Uji coba instrumen dilakukan kepada objek yang 76 bukan objek sesungguhnya. Dalam penelitian ini, instrumen akan diujicobakan kepada siswa kelas IV SD Negeri Debong Kulon, dengan alasan siswa di SD tersebut memiliki usia yang relatif sama dan dengan kemampuan yang relatif sama dengan siswa kelas IV SD Negeri Debong Kidul. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 21, program ini digunakan untuk mempermudah perhitungan tanpa memengaruhi hasil. Pengujian validitas dalam SPSS 21 ini menggunakan menu Analyze – Correlate – Bivarate. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan signifikansi 0,05. Jika nilai positif dan r hitung ≥ r tabel, maka item soal valid. Sebaliknya jika nilai r hitung r tabel, maka item soal tidak valid. 3.8.5.1.1 Validitas Lembar Pengamatan Metode Instrumen lembar pengamatan metode Guided Discovery Learning digunakan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Lembar pengamatan metode digunakan oleh guru sebagai instrumen penilaian bagi peneliti pada saat peneliti melaksanakan pembelajaran matematika materi bilangan pecahan. Sebelum lembar pengamatan digunakan, terlebih dahulu dilakukan validitas logis oleh ahli yaitu Drs. Yuli Witanto, M. Pd dosen pembimbing. 3.8.5.1.2 Validitas Angket Minat Belajar Angket minat belajar siswa digunakan untuk mengukur minat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Sebelum digunakan dan diujicobakan, angket diuji validitas logis terlebih dahulu oleh ahli yaitu Drs. Yuli Witanto, M. Pd dan Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd, selanjutnya dilakukan uji coba kepada siswa kelas IV SD Negeri Debong Kulon yang berjumlah 33 siswa. Ujicoba dilakukan pada tanggal 2 Maret 2016. 77 Validitas angket dapat dihitung dengan membandingkan r hitung dan r tabel. Angket diujicobakan pada 33 siswa dengan demikian diperoleh r tabel sebesar 0,344. Dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 21 menggunakan menu Analyze – Correlate – Bivarate. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan signifikansi 0,05. Jika nilai positif dan r hitung ≥ r tabel, maka item valid. Sebaliknya jika nilai r hitung r tabel, maka item tidak valid. Dari uji validitas yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Uji Coba Minat Belajar Siswa r tabel = 0,344; Taraf Signifikansi = 5; dan n = 33 Nomor Item Pearson Correlations Validitas Nomor Item Pearson Correlations Validitas 1. -0,011 tidak valid 21. 0,050 tidak valid 2. 0,465 valid 22. 0,035 tidak valid 3. 0,614 valid 23. 0,383 valid 4. 0,083 tidak valid 24. 0,229 tidak valid 5. 0,352 valid 25. 0,286 tidak valid 6. 0,623 valid 26. 0,579 valid 7. 0,189 tidak valid 27. 0,390 valid 8. 0,364 valid 28. 0,661 valid 9. 0,034 tidak valid 29. 0,212 tidak valid 10. 0,441 valid 30. -0,078 tidak valid 11. 0,035 tidak valid 31. 0,731 valid 12. 0,605 valid 32. 0,274 tidak valid 13. 0,264 tidak valid 33. 0,153 tidak valid 14. 0,331 tidak valid 34. 0,103 tidak valid 15. 0,480 valid 35. 0,195 tidak valid 16. 0,175 tidak valid 36. 0,182 tidak valid 17. 0,468 valid 37. 0,373 valid 18. 0,574 valid 38. 0,196 tidak valid 19. 0,630 valid 39. 0,360 valid 20. 0,391 valid 40. 0,221 tidak valid 78 Berdasarkan Tabel 3.5 tersebut, diperoleh hasil bahwa dari 40 item yang diujicobakan terdapat 19 item yang valid dan 21 item tidak valid. Item yang valid yaitu item nomor 2, 3, 5, 6, 8, 10, 12, 15, 17, 18, 19, 20, 23, 26, 27, 28, 31, 37, dan 39. 3.8.5.1.3 Validitas Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Sebelum instrumen soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika diujicobakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas logis oleh tim ahli yaitu dosen pembimbing dan guru kelas IV SD Negeri Debong Kulon. Soal diujicobakan kepada siswa kelas IV SD Negeri Debong Kulon yang berjumlah 33 siswa. Uji coba soal dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2016. Validitas soal dihitung dengan bantuan program SPSS 21 dengan menu Analyze – Correlate – Bivarate. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan r hitung dan r tabel, dengan jumlah siswa 33 diperoleh r tabel sebesar 0,344. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan signifikansi 0,05. Jika nilai positif dan r hitung ≥ r tabel, maka item valid. Sebaliknya jika nilai r hitung r tabel, maka item tidak valid. Dari hasil uji validitas, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah r tabel = 0,344; Taraf Signifikansi = 5; dan n = 33 Nomor Item Pearson Correlations Validitas Nomor Item Pearson Correlations Validitas 1. 0,574 valid 7. 0,600 valid 2. 0,666 valid 8. 0,711 valid 3. 0,602 valid 9. 0,531 valid 4. 0,874 valid 10. 0,421 valid 5. 0,587 valid 11. 0,618 valid 6. 0,697 valid 79

3.8.5.2 Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas mengacu pada pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk mengumpulkan data. Arikunto 2015: 100, menyatakan reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil. Jadi ketika suatu instrumen penelitian digunakan pada responden yang berbeda hasil yang diperoleh akan relatif tetap, sehingga instrumen tersebut memiliki taraf kepercayaan yang tinggi dan konsistensi yang baik. Pengujian reliabilitas ini berdasarkan pada data hasil uji coba instrumen yang dilakukan pada kelas IV SD Debong Kulon. Dalam penelitian ini instrumen tes yang digunakan berupa soal uraian objektif, pengujian reliabilitasnya menggunakan menggunakan reliability analisis, kemudian untuk mengetahui reliabilitas tiap butir soal analisis digunakan cronbachs alpha pada SPSS versi 21. Menurut Linn 1989 dan Kaplan 1982 dalam Widoyoko 2014: 196, suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang- kurangnya 0,7. 3.8.5.2.1 Reliabilitas Angket Minat Belajar Uji reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas instrumen angket minat belajar siswa yaitu dengan menggunakan analisis cronbachs alpha pada SPSS versi 21. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 19 item angket yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas. Item yang diuji reliabilitas hanya item angket yang valid. Hasil perhitungan reliabilitas item angket dapat dilihat pada Tabel 3.7, untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 29. 80 Tabel 3.7 Hasil Ui Reliabilitas Angket Cronbachs Alpha N of Items ,855 19 Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai cronbachs alpha sebesar 0,855. Dengan demikian nilai reliabilitas pada tabel lebih dari 0,7, sehingga item angket dikatakan reliabel. 3.8.5.2.2 Reliabilitas Soal Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Uji reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas instrumen soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yaitu dengan menggunakan analisis cronbachs alpha pada SPSS versi 21. Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas, item soal yang diuji reliabilitas hanya item-item soal yang valid. Hasil perhitungan reliabilitas soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika dapat dilihat pada tabel 3.8, untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31. Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Cronbachs Alpha N of Items ,842 11 Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai cronbachs alpha sebesar 0,842. Dengan demikian nilai reliabilitas pada tabel lebih dari 0,7, sehingga item soal dikatakan reliabel. 81

3.8.5.3 Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran merupakan salah satu kriteria yang harus ada dalam proses penyusunan butir soal. Soal yang baik adalah soal yang variatif artinya dalam pembuatan soal, harus bervariasi antara soal yang mudah, sedang, dan sulit. Karena jika dalam sebuah test soal yang diberikan seluruhnya soal yang sulit, ini akan menimbulkan siswa frustasi dan tidak percaya diri, sebaliknya jika soal terlalu mudah siswa cendrung tidak akan berkembang. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto 2015: 222, yang menyatakan bahwa soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi, karena di luar jangkauannya. Arifin 2012: 147 menyatakan bahwa, tingkat kesukaran soal dapat dikategorikan dengan skala indeks antara 0,00 sampai dengan 1,00, semakin besar indeks tingkat kesukaran soal maka soal tersebut semakin mudah. Selanjutnya Arifin 2012: 147-8 menyebutkan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menentukan tingkat kesukaran soal, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1 Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus: � � − � � = Jumlah skor peserta didik tiap soal Jumlah peserta didik 2 Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus: � � � � � � = Rata − rata Skor maksimum tiap soal 82 Kriteria yang digunakan yaitu semakin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut dan sebaliknya. Kriteria indeks kesulitan soal yakni sebagai berikut: 0,00 sampai 0,30 = sukar; 0,31 sampai 0,70 = sedang; 0,71 sampai 1,00 = mudah Arifin, 2012: 148. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dengan bantuan Ms. Excel diperoleh data seperti Tabel 3.9. Untuk hasil perhitungan tingkat kesukaran soal selengkapnya terdapat pada lampiran 33. Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Nomor Soal P Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0,74 0,56 0,71 0,43 0,52 0,49 0,35 0,29 0,22 0,52 0,58 Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Berdasarkan Tabel 3.9 tersebut, dari 11 soal tes kemampuan pemecahan masalah siswa yang diujicobakan diperoleh 2 soal mudah yaitu nomor 1 dan 3, soal sedang sebanyak 7 soal yaitu nomor 2, 4, 5, 6, 7, 10, dan 11, serta 2 soal sukar yaitu nomor 8 dan 9.

3.8.5.4 Daya beda

Arikunto 2015: 228, mendefinisikan daya beda soal sebagai kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai berkemampuan tinggi dan peserta didik yang bodoh berkemampuan rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai daya beda soal menurut Arifin 2012: 146 yaitu: 83 Dp = X � ─ X � Keterangan: Dp = daya pembeda X � = jumlah peserta kelompok atas X � = jumlah peserta kelompok bawah = skor maksimal Nilai daya beda yang diperoleh, kemudian ditafsirkan dengan ketentuan sebagai berikut: D ≥ 0,40 : sangat baik; 0,30 – 0,39 : baik; 0,20 – 0,29 : cukup; ≤ 0,19 : kurang baik Arifin, 2012: 146. Hasil perhitungan daya beda soal secara manual dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut: Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Daya Beda Soal Nomor Soal Daya Pembeda Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0,31 0,47 0,47 0,51 0,36 0,38 0,31 0,35 0,31 0,13 0,16 Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Kurang Baik Kurang Baik Berdasarkan hasil perhitungan daya beda soal, terdapat 2 soal dengan kriteria kurang baik, sehingga soal tersebut tidak dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Perhitungan daya beda soal sebelumnya dilakukan dengan mengurutkan nilai tertinggi sampai terendah dan dibagi menjadi kelompok atas dan 84 kelompok bawah, pembagian kelompok tersebut masing-masing diambil 27 dari tiap kelompok, ini dikarenakan jumlah siswa yang mengikuti uji coba lebih dari 30. Pembagian kelompok atas dan bawah, serta perhitungan daya beda soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33. Setelah dilakukan uji validitas, reliabilitas, perhitungan tingkat kesukaran, dan daya beda soal terdapat 8 butir soal yang dijadikan instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan pada saat melakukan tes awal pretest dan tes akhir posttest. Kesimpulan hasil uji coba selengkapnya terdapat pada lampiran.

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi dua tahap analisis data, yaitu analisis tahap awal dan analisis akhir. Analisis tahap awal dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan, tujuan analisis tahap awal untuk mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kontrol, apakah kedua kedua kelas memiliki kesamaan varians atau tidak, dan apakah kedua kelas memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan atau tidak. Analisis akhir dilakukan setelah penelitian, tujuannya untuk menguji hipotesis penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi deskripsi data, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir.

3.9.1 Analisis Deskripsi Data

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk menguji apakah metode Guided Discovery Learning berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dan minat belajar siswa materi bilangan pecahan. Data dalam penelitian ini berbentuk data kuantitatif., yaitu data 85 hasil belajar siswa dalam proses pemecahan masalah dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika materi bilangan pecahan kelas IV SD Negeri Debong Kidul, siswa kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B sebagai kelas kontrol.

3.9.1.1 Analisis Deskriptif Data Variabel Metode Guided Discovery Learning

Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode Guided Discovery Learning. Pembelajaran dilakukan oleh peneliti pada kelas eksperimen, dan diamati pelaksanaannya oleh guru kelas IV SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Pengamatan metode Guided Discovery Learning menggunakan lembar pengamatan yang sebelumnya telah disusun oleh peneliti, lembar pengamatan berisi tahap-tahap pelaksanaan metode Guided Discovery Learning yang harus peneliti lakukan dalam pembelajaran. Pengamatan pembelajaran dilakukan untuk mengontrol dan memperhatikan apakah metode Guided Discovery Learning terlaksana dengan baik. Pengamatan dilakukan pada setiap pertemuan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil jika tahap-tahap pelaksanaan metode Guided Discovery Learning telah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, hasil pengamatan metode Guided Discovery Learning yang dilakukan oleh guru, disajikan dalam bentuk skor.

3.9.1.2 Analisis Deskriptif Data Variabel Minat Belajar Siswa

Analisis deskriptif variabel minat belajar siswa menggunakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan angket minat belajar siswa. Analisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Penyajian data minat 86 belajar siswa menggunakan tabel dan presentase. Menurut Sugiyono 2014: 208, penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, mean, median, modus, presentase, dan lain-lain termasuk dalam statistik deskriptif. Selanjutnya digunakan analisis indeks untuk mengetahui tingkat presentase skor jawaban dari masing-masing item angket.

3.9.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Data variabel kemampuan pemecahan masalah matematika, diperoleh dari hasil tes akhir posttest siswa menggunakan tes objektif bentuk uraian. Analisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Penyajian data kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan tabel dan diagram. Menurut Sugiyono 2014: 208, penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, mean, median, modus, presentase, dan lain-lain termasuk dalam statistik deskriptif.

3.9.2 Analisis Statistik Data

Analisis statistik data dalam penelitian ini menggunakan statistik inferensial karena hasil penelitian yang dilakukan pada sampel akan diberlakukan pada populasi. Analisis statistik data dalam penelitian ini meliputi uji prasyarat analisis dan analisis akhir. Perhitungannya menggunakan program SPSS 21. Uraian lengkapnya mengenai analisis statistik data yaitu sebagai berikut:

3.9.2.1 Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji kesamaan rata-rata, uji normalitas dan uji homogenitas, perhitungan mengenai uji tersebut menggunakan program SPSS 21. Uraian lengkapnya menganai uji prasyarat analisi yaitu sebagai berikut: 87 3.9.2.1.1 Kesamaan Rata-rata Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan membandingkan rata-rata sampel di kelas eksperimen dan kelas kontrol, menggunakan independent sample t test. Pengujian dibantu dengan program SPSS 21, menggunakan menu analyze – compare means – independent sample t test. Kemudian nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel. Jika diperoleh nilai t hitung t tabel , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha, diterima dan Ho ditolak. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka Ho ditolak Priyatno, 2010:31. Uji kesamaan rata-rata dalam penelitian ini menggunakan data hasil tes awal prettest, yang dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol. Hasil uji kesamaan rata- rata yang telah dilakukan menunjukan nilai signifikansi 0,679 ≥ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal kelas eksperimen dan kontrol sama. Data hasil uji kesamaan rata-rata test awal pretest siswa dapat dilihat pada lampiran 44. 3.9.2.1.2 Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors dengan melihat nilai pada Kolmogorof-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih dari 0,05 Priyatno, 2010: 71. Proses uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan SPSS 21. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan data hasil tes akhir posttest yang dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol. Hasil uji normalitas yang telah dilakukan menunjukan taraf signifikansi kelas eksperimen sebesar 0,200 ≥ 88 0,05 dan kelas kontrol sebesar 0,200 ≥ 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa, data yang diperoleh dari hasil uji normalitas data kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data nilai test akhir posttest selengkapnya terdapat pada lampiran 51. 3.9.2.1.3 Uji Homogenitas Data Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya sifat homogen pada variasi antar kelompok. Uji homogenitas dilakukan sebelum proses pengujian hipotesis penelitian. Menurut Priyanto 2010: 76, “uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa variasi populasi data adalah sama atau tidak.” Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 21, dengan F test Levene’s test, penarikan simpulan dan pengambilan keputusan terhadap hasil uji hipotesis dilakukan dengan taraf signifikansi 5. Dengan demikian jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa varians homogen, namun apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05, maka varians tidak homogen Priyatno, 2010: 35. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan program SPSS 21 didapatkan nilai taraf signifikansi 0,114. Nilai 0,114 ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen. Jika data yang diperoleh homogen, maka uji t menggunakan Equal Variance Assumed. Perhitungan selengkapnya mengenai uji homogenitas data terdapat pada lampiran 52.

3.9.2.2 Analisi Akhir

Analisis akhir pada penelitian ini yaitu untuk menguji pengaruh metode Guided Discovery Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika 89 dan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan pecahan. Berdasarkan uji normalitas data pada pembahasan sebelumnya, dengan hasil data berdistribusi normal, maka analisis akhir menggunakan statistik parametris, yaitu dengan analisis Independent Sampel t-Test. Untuk mengetahui Ho diterima atau ditolak, yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel . 3.9.2.2.1 Uji Perbedaan Uji perbedaan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua data yang tidak saling berhubungan. Pengujian perbedaan menggunakan rumus independent sampel t test dengan melihat item Equal Variance Assumed. Jika nilai t hitung t tabel dan signifikansi 0,05 maka memiliki varians yang sama. 3.9.2.2.2 Uji Keefektifan Setelah dilakukan uji perbedaan dan dinyatakan berbeda kemudian dilakukan uji keefektifan, menggunakan uji pihak kanan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 21 untuk melakukan uji pihak kanan melalui one sampel t test. Dengan pengambilan keputusan jika -t tabel ≤ t hitung ≤t tabel , maka Ho diterima, artinya minat belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen tidak lebih baik daripada kelas kontrol. Jika - t hitung -t tabel dan t hitung t tabel , maka Ho ditolak, artinya minat belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Selanjutnya pengujian hipotesis secara empiris dilakukan dengan cara pengujian hipotesis komparatif dua sampel dengan rumus pooled varian. Rumus pooled varian yaitu sebagai berikut: 90 t hitung = ̅̅̅̅−̅̅̅̅ √ � − σ + � − σ � +� − [ � + � ] Keterangan: t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel . x 1 = rata-rata kelas eksperimen x 2 = rata-rata kelas kontrol n 1 = sampel kelas eksperimen n 2 = sampel kelas kontrol σ 1 = varians kelas eksperimen σ 2 = varians kelas kontrol Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu taraf 0,05. Kriteria keputusan jika nilai t hitung t tabel , maka H o ditolak dan Ha diterima Sugiyono, 2014: 272-5.

3.10 Panduan Penelitian Eksperimen

Panduan penelitian digunakan peneliti dalam proses pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Panduan penelitian ini berisi data lokasi penelitian, kemampuan awal siswa, subjek penelitian, mata pelajaran, materi, perlakuan, instrumen penelitian, uji coba instrumen dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Panduan lengkap penelitian eksperimen terdapat pada lampiran 7. 91 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bagian hasil penelitian dan pembahasan, membahas menganai hasil penelitian yang meliputi: deskripsi objek penelitian, analisis deskriptif, dan analisis statistik data hasil penelitian. Selanjutnya, pembahasan pada bagian ini berisi uraian mengenai analisis dan hasil penelitian. Berikut uraian lengkapnya mengenai hasil penelitian dan pembahasan:

4.1 Objek Penelitian