62 ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Uraian lengkapnya yaitu sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Independen
Variabel independen atau disebut juga variabel bebas. Menurut Sugiyono 2014: 61. “variabel bebas adalah merupakan variabel yang memengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat.” Variabel independen dalam penelitian ini yaitu pengaruh metode Guided Discovery
Learning.
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen atau sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen atau variabel terikat, menurut Sugiyono 2014: 61, “variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menja di akibat, karena adanya variabel bebas.”
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu minat dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IV SD Negeri Debong Kidul pada mata pelajaran
matematika materi bilangan pecahan.
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
Penyusunan proposal penelitian dan proses bimbingan dimulai akhir bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Februari 2016. Seminar proposal penelitian
dilaksanakan tanggal 25 Februari 2016 dilanjutkan dengan pengesahan proposal oleh lembaga dan mengurus proses perijinan penelitian di kantor pemerintahan
Kota Tegal. Selanjutnya pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 15 Maret sampai dengan 23 Maret 2016, analisis data dan penyusunan laporan akhir
63 penelitian dilaksanakan mulai akhir bulan Maret sampai dengan pertengahan bulan
April 2016 dan pengujian penelitian direncanakan pada awal bulan Mei 2016. Tempat penelitian yang dipilih untuk melaksanakan penelitian yaitu di SD
Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada kriteria yang menjadi syarat penelitian, yang pertama kedua kelas merupakan kelas
pararel dengan kemampuan rata-rata siswa sama. Kedua, guru yang mengajar di kedua kelas tersebut sudah berstatus pegawai negeri sipil atau PNS. Ketiga, kedua
kelas masih menggunakan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran matematika. Keempat, guru belum pernah menggunakan metode Guided Discovery
Learning dalam pembelajaran matematika.
3.5 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono 2014 : 117, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Kemudian sampel menurut Sugiyono 2014 : 118. “sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sampel merupakan bagian dari populasi yang mewakili populasi dalam melakukan penelitian. Jadi apa
yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Uraian selengkapnya yaitu sebagai berikut:
3.5.1 Populasi
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan, yaitu seluruh siswa kelas IV SD Negeri Debong Kidul yang berjumlah 72 siswa, terdiri dari 36 siswa kelas IV
64 A dan 36 siswa kelas IV B, alasan memilih populasi ini karena kedua kelas masih
dalam satu lingkungan sekolah dan merupakan kelas pararel yang disebar merata, sehingga setara dari segi kemampuan akademik dan tidak memiliki perbedaan yang
signifikan.
3.5.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri Debong Kidul yang berjumlah 72 siswa. Musfiqon 2012: 91 menyatakan jika populasi kurang
dari 100 orang sebaiknya diteliti semua. Oleh karena itu dalam menentukan sampel peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling. Menurut Sugiyono 2014:
122, “nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluangkesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel”. Jenis teknik yang digunakan yaitu sampling jenuh, artinya semua populasi dilibatkan untuk menjadi sampel penelitian.
3.6 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional digunakan untuk menciptakan kesamaan persepsi dan menghindari kekeliruan antara peneliti dan pembaca terhadap tujuan dari penelitian
serta variabel-variabel yang digunakan dalam proses penelitian. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
3.6.1 Variabel Metode Guided Discovery Learning
Variabel metode Guided Discovery Learning adalah variabel yang akan diteliti pengaruhnya atau variabel yang memberi pengaruh dalam pembelajaran
matematika materi bilangan pecahan. Metode Guided Discovery Learning adalah
65 metode pembelajaran yang menjadikan guru sebagai seorang guide untuk
memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa, sehingga siswa mampu mengaitkan konsep yang telah dimiliki sebelumnya untuk menyelesaikan masalah
matematika. Metode Guided Discovery Learning memiliki tahapan dan komponen
pembelajaran yang harus dilakukan secara runtut dan lengkap, sehingga metode Guided Discovery Learning bisa terlaksana dengan baik. Tahapan dan komponen
pembelajaran metode Guided Discovery Learning terangkum dalam tabel berikut: Tabel 3.1 Tahap-tahap Guided Discovery Learning
Tahap Komponen Pembelajaran
Pengenalan dan Review: Guru memulai dengan media fokus untuk
pengenalan dan mereview hasil kerja sebelumnya.
Menarik perhatian. Menghidupkan
pengetahuan yang sebelumnya.
Tahap Terbuka: Guru memberikan contoh-contoh dan meminta
pengamatan dan perbandingan. Memberikan
pengalaman yang darinya pengetahuan
bisa dikontruksi Mendorong interaksi
sosial. Tahap Konvergen: Guru memandu
siswa sebagaimana mereka mencari pola di dalam contoh.
Memulai membuat abstraksi.
Mendorong interaksi sosial.
Penutup: Mendeskripsikan konsep hubungan-hubungan yang ada di
dalamnya. Mengklarifikasi
deskripsi tentang abstraksi yang baru
Jacobsen, dkk 2009: 210
3.6.2 Variabel Minat Belajar Siswa
Variabel minat dalam penelitian ini adalah minat siswa dalam pembelajaran matematika pada materi bilangan pecahan. Minat siswa dalam pembelajaran
matematika ini akan diukur menggunakan angket, dengan memperhatikan dimensi
66 dan indikator minat siswa dalam belajar. Dimensi dan indikator siswa tersebut
terangkum dalam tabel berikut: Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Minat Belajar Siswa
No Dimensi
Indikator 1.
2. 3.
4. Kesukaan
Ketertarikan Perhatian
Keterlibatan Gairah
Inisiatif Responsif
Kesegeraan Konsentrasi
Ketelitian Kemauan
Keuletan Kerja keras
Sudaryono, dkk, 2013: 90
3.6.3 Variabel Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Variabel kemampuan pemecahan masalah adalah variabel yang tergantung dari variabel metode Guided Discovery Learning. Kemampuan pemecahan masalah
matematika yaitu kemampuan siswa dalam menyusun dan merencanakan langkah- langkah penyelesaian suatu permasalahan matematika secara tepat. Pemecahan
masalah matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Variabel kemampuan pemecahan masalah matematika dalam penelitian ini, diukur dengan tes objektif berupa soal uraian yang menggambarkan permasalahan
matematika dalam kehidupan siswa. Soal uraian yang dimaksud lebih menekankan pada aspek kognitif siswa. Tes objektif berupa soal uraian dengan tingkat kesukaran
yang berbeda, digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
67
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
3.7.1 Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Sugiyono, 2014: 197. Pedoman pada pelaksanaan wawancara ini hanya berupa garis besar atau inti dari permasalahan
yang ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur ini dilakukan peneliti pada saat studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di tempat
penelitian.
3.7.2 Tes
Menurut Sudjana 2011: 35 tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan- pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa
dalam bentuk lisan tes lisan, dan dalam bentuk tulisan tes tulisan, atau dalam bentuk perbuatan tes tindakan. Pada umumnya tes dipergunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa, khususnya pada ranah kognitif siswa yang berhubungan dengan penguasaan materi pembelajaran yang telah diajarkan oleh
guru. Kaitannya dengan kepentingan pembelajaran, tes juga dapat dipergunakan untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor siswa.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan jenis tes objektif bentuk uraian. Bentuk tes uraian digunakan untuk menganalisis jawaban
siswa dalam memecahkan permasalahan matematika. Masing-masing jawaban
68 memiliki skor maksimal 5, skor tersebut diperoleh dari pencapaian siswa dalam
menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah. Tes dilaksanakan dua tahap, pertama tes dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran dan kedua setelah
kegiatan pembelajaran. 3.7.3 Kueisioner atau Angket
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data berupa kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden secara tidak
langsung, artinya peneliti tidak melakukan tanya jawab secara langsung dengan responden pada saat mengambil data. Menurut Sugiyono 2014: 199 kueisioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Sudjana 2011: 72 menyatakan tujuan kueisioner dalam kegiatan pengajaran meliputi: a memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai
bahan dalam menganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya; b memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dan proses belajar yang
ditempuhnya; c untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar mengajar. Dalam hal ini peneliti menggunakan
kueisioner untuk mengetahui dan mengukur minat siswa dalam pembelajaran matematika.
Angket yang diberikan kepada siswa berisi pernyataan-pernyataan mengenai minat belajar siswa, pernyataan tersebut merupakan hasil pengembangan
indikator minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Angket dalam penelitian ini menggunakan skala modifikasi dengan empat alternatif jawaban. Penggunaan
69 angket bertujuan untuk mengukur variabel minat belajar siswa dalam pembelajaran
matematika materi bilangan pecahan.
3.7.4 Observasi
Menurut Sutrisno Hadi 1986 dalam Sugiyono 2014: 203 mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini observasi
dilakukan oleh peneliti dan guru. Observasi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu observasi kegiatan pembelajaran di kelas untuk mengetahui kondisi awal siswa
dalam pembelajaran. Kemudian observasi yang dilakukan oleh guru, yaitu observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, observasi ini
bertujuan untuk mengamati langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan metode pembelajaran. Observasi dilakukan dengan bantuan
lembar pengamatan metode pembelajaran.
3.7.5 Dokumentasi
Menurut Arikunto 2013: 274 dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang Sugiyono, 2014:
329. Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi daftar nama siswa, nilai hasil belajar siswa, silabus pembelajaran matematika, rencana pelaksanaan pembelajaran
RPP, foto kegiatan siswa, dan video pembelajaran sebagai bukti dilaksanakannya
penelitian dan sebagai penunjang dalam melakukan penelitian.
70
3.8 Instrumen Penelitian
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan pengukuran, oleh sebab itu perlu adanya alat ukur yang baik sehingga diperoleh data yang baik pula.
Alat ukur dalam penelitian disebut juga sebagai instrumen penelitian, menurut Sugiyono 2013: 148, “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Selanjutnya, Arikunto 2004 dalam
Sudaryono, dkk 2013: 30 menjelaskan bahwa “instrumen pengumpulan data atau penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan pengumpulan data tersebut menjadi lebih mudah dan sistematis”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat untuk melakukan pengukuran terhadap suatu variabel penelitian, yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengumpulkan data supaya lebih mudah dan sistematis. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan
yaitu dokumen, instrumen tes, pedoman wawancara, kuisioner dan pedoman observasi. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut:
3.8.1 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yang dijadikan instrumen dalam penelitian ini berbentuk pedoman wawancara tidak terstruktur. Pedoman wawancara tidak
terstruktur ini dipergunakan untuk melakukan studi pendahuluan, mengumpulkan informasi-informasi terkait dengan permasalahn yang ada, sehingga peneliti bisa
menentukan permasalahan apa yang menjadi fokus peneliti dalam penelitiannya.
71
3.8.2 Dokumen
Dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai data nama siswa, data guru, dan silabus pembelajaran serta data nilai
ujian tengah semester gasal siswa kelas IV A dan kelas IV B di SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Selain itu, digunakan juga kamera sebagai alat untuk mengambil
gambar dan merekam video pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagai bukti telah dilaksanakan penelitian.
3.8.3 Lembar Observasi Metode
Lembar observasi metode digunakan untuk mengamati pelaksanaan metode Guided Discovery Learning dalam pembelajaran matematika materi bilangan
pecahan di kelas eksperimen dan kontrol. Pengamatan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Lembar observasi metode
Guided Discovery Learning ini disusun menggunakan skala likert dengan 4 kriteria penskoran. Pengamatan penggunaan metode dalam pembelajaran ini didasarkan
pada langkah-langkah pelaksanaan metode Guided Discovery Learning yaitu sebagai berikut:
1 Pengenalan dan Review: Guru memulai dengan media fokus untuk pengenalan dan mereview hasil kerja sebelumnya.
2 Tahap Terbuka: Guru memberikan contoh-contoh dan meminta pengamatan dan perbandingan.
3 Tahap Konvergen: Guru memandu siswa sebagaimana mereka mencari pola di dalam contoh.
4 Penutup: Mendeskripsikan konsep hubungan-hubungan yang ada di dalamnya.
72
3.8.4 Kueisioner Minat
Kuisioner atau angket dalam penelitian ini dipergunakan untuk mengetahui minat belajar siswa yang akan diteliti. Sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Angket dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan memodifikasi alternatif pilihan jawaban menjadi 4 empat, dikarenakan responden cenderung
memilih jawaban di tengah. Angket tersebut berisi dimensi dan indikator minat belajar yang dikembangkan menjadi butir-butir pernyataan. Adapun cara
menghitung minat siswa dalam pembelajaran menggunakan analisis indeks, setelah mengetahui nilai indeks akhir dari angket kategorikan presentasi minat dengan
menggunakan rumus Three Box Method yaitu sebagai berikut: � = k
Keterangan : i
= interval r
= rentang k
= 3 Ferdinand, 2006: 292
Kemudian hasil perhitungan akhir angket diklasifikasikan dengan kategori yaitu: 25
– 50 rendah; 50,01 -75 sedang; 75,01 – 100 tinggi.
3.8.5 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Soal tes yang dipergunakan dalam penelitian ini berbentuk uraian objektif dengan memperhatikan langkah-langkah pengerjaan soal yang disajikan. Soal
bentuk uraian dipilih karena peneliti memfokuskan pada kemampuan pemecahan masalah matematika, dengan harapan siswa mampu untuk memahami proses dan
73 melatih siswa supaya tidak selalu mementingkan hasil akhir. Pembuatan soal
berdasarkan pada silabus yang dibuat indikator dalam bentuk kisi-kisi soal. Indikator soal dibuat berpedoman pada silabus kelas IV matematika pada materi
bilangan pecahan. Soal tes yang telah dibuat kemudian diujikan, selanjutnya dideskripsikan
dan diklasifikasikan berdasarkan perhitungan rata-rata dan standar deviasi, ini bertujuan untuk membuat kriteria kemampuan pemecahan masalah siswa. Rumus
perhitungannya yaitu sebagai berikut: Mi
= 0,5 x skor tertinggi + skor terkecil Sdi
= x skor tertinggi – skor terkecil
Keterangan: Mi
= Mean rata-rata Sdi
= Standar Deviasi Sya’ban, 2005: 15
Kriteria kemampuan pemecahan masalah siswa dapat dikategorikan seperti tersaji dalam Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Pedoman Kategorisasi Data Penelitian No.
Rentang Nilai Kriteria
1 2
3 4
Mi + 1,5 SDi x Mi ≤ x Mi + 1,5 Sdi
Mi – 1,5 SDi ≤ x Mi
Mi – 1,5 Sdi
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Kurang Baik
Kemampuan pemecahan masalah siswa dapat dihitung berdasarkan perolehan skor dengan menggunakan 11 butir soal uraian. Skor ideal yang dapat
74 diperoleh siswa yaitu 100 dan skor terendah yaitu 0. Perhitungannya sebagai
berikut: Mi
= 0,5 x 100 + 0 = 50
Sdi = x 100
– 0 = 16,67
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat kriteria kemampuan pemecahan masalah siswa, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah No.
Rentang Nilai Kriteria
1 2
3 4
75 KPM 50 ≤ KPM 75
25 ≤ KPM 50 25
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Kurang Baik
3.8.5.1 Validitas Instrumen
Instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur Widoyoko, 2014: 172. Dengan
kata lain validitas suatu instrumen berkaitan dengan ketepatan alat ukur yang hendak dipergunakan dalam sebuah penelitian. Penggunaan instrumen yang valid
akan menghasilkan data yang valid juga begitu sebaliknya, data yang valid diperoleh dari instrumen yang valid.
Purwanto 2014: 114 menyatakan bahwa validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diinginkan diukur.
Selanjutnya menurut Arikunto 2015: 80, “validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil uji pemikiran dan dari hasil pengalaman”. Menguji validitas sebuah instrumen
75 penelitian dilakukan dengan dua tahapan yaitu, uji validitas internal atau validitas
logis, hal ini bertujuan untuk memenuhi syarat valid berdasarkan hasil penalaran atau rasional, kemudian uji validitas empiris, dilakukan untuk mengetahui hasil uji
coba instrumen berdasar pada pengalaman lapangan. Validitas logis dalam sebuah instrumen berkenaan pada kondisi sebuah
instrumen yang memenuhi kaidah penyusunan sebuah tes, didasarkan pada hasil penalaran atau rasional. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto 2015: 80 yang
menyatakan “validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil
penalaran”. Validitas logis sebuah instrumen terdapat tiga macam yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas butir.
Validitas empiris yaitu Arikunto 2015: 81 mengatakan bahwa “sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari
pengalaman”. Validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun instrumen seperti halnya validitas logis, tetapi harus dibuktikan melalui
pengalaman Arikunto, 2015: 81. Riduwan 2013: 98 menyatakan, setelah data didapat dan ditabulasikan, kemudian pengujian validitas dilakukan dengan analisis
faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan rumus Pearson Product Moment.
Penelitian ini menggunakan 8 butir soal uraian objektif dan dipararelkan menjadi 11 butir soal. Soal dibuat secara pararel dan setara, yang bertujuan agar
validitas dan reliabilitasnya teruji. Dengan demikian soal tes yang dibuat sebagai instrumen penelitian bisa dikatakan valid. Selanjutnya untuk angket minat,
digunakan sejumlah 40 butir soal. Uji coba instrumen dilakukan kepada objek yang
76 bukan objek sesungguhnya. Dalam penelitian ini, instrumen akan diujicobakan
kepada siswa kelas IV SD Negeri Debong Kulon, dengan alasan siswa di SD tersebut memiliki usia yang relatif sama dan dengan kemampuan yang relatif sama
dengan siswa kelas IV SD Negeri Debong Kidul. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
versi 21, program ini digunakan untuk mempermudah perhitungan tanpa memengaruhi hasil. Pengujian validitas dalam SPSS 21 ini menggunakan menu
Analyze – Correlate – Bivarate. Pengambilan keputusan pada uji validitas
dilakukan dengan signifikansi 0,05. Jika nilai positif dan r
hitung
≥ r
tabel,
maka item soal valid. Sebaliknya jika nilai r
hitung
r
tabel,
maka item soal tidak valid. 3.8.5.1.1 Validitas Lembar Pengamatan Metode
Instrumen lembar pengamatan metode Guided Discovery Learning digunakan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Lembar pengamatan metode
digunakan oleh guru sebagai instrumen penilaian bagi peneliti pada saat peneliti melaksanakan pembelajaran matematika materi bilangan pecahan. Sebelum lembar
pengamatan digunakan, terlebih dahulu dilakukan validitas logis oleh ahli yaitu Drs. Yuli Witanto, M. Pd dosen pembimbing.
3.8.5.1.2 Validitas Angket Minat Belajar Angket minat belajar siswa digunakan untuk mengukur minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran matematika. Sebelum digunakan dan diujicobakan, angket diuji validitas logis terlebih dahulu oleh ahli yaitu Drs. Yuli Witanto, M. Pd dan
Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd, selanjutnya dilakukan uji coba kepada siswa kelas IV SD Negeri Debong Kulon yang berjumlah 33 siswa. Ujicoba dilakukan pada
tanggal 2 Maret 2016.
77 Validitas angket dapat dihitung dengan membandingkan r
hitung
dan r
tabel.
Angket diujicobakan pada 33 siswa dengan demikian diperoleh r
tabel
sebesar 0,344. Dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 21 menggunakan menu
Analyze – Correlate – Bivarate. Pengambilan keputusan pada uji validitas
dilakukan dengan signifikansi 0,05. Jika nilai positif dan r
hitung
≥ r
tabel,
maka item valid. Sebaliknya jika nilai r
hitung
r
tabel,
maka item tidak valid. Dari uji validitas yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Uji Coba Minat Belajar Siswa r
tabel
= 0,344; Taraf Signifikansi = 5; dan n = 33
Nomor Item
Pearson Correlations
Validitas Nomor
Item Pearson
Correlations Validitas
1. -0,011
tidak valid 21.
0,050 tidak valid
2. 0,465
valid 22.
0,035 tidak valid
3. 0,614
valid 23.
0,383 valid
4. 0,083
tidak valid 24.
0,229 tidak valid
5. 0,352
valid 25.
0,286 tidak valid
6. 0,623
valid 26.
0,579 valid
7. 0,189
tidak valid 27.
0,390 valid
8. 0,364
valid 28.
0,661 valid
9. 0,034
tidak valid 29.
0,212 tidak valid
10. 0,441
valid 30.
-0,078 tidak valid
11. 0,035
tidak valid 31.
0,731 valid
12. 0,605
valid 32.
0,274 tidak valid
13. 0,264
tidak valid 33.
0,153 tidak valid
14. 0,331
tidak valid 34.
0,103 tidak valid
15. 0,480
valid 35.
0,195 tidak valid
16. 0,175
tidak valid 36.
0,182 tidak valid
17. 0,468
valid 37.
0,373 valid
18. 0,574
valid 38.
0,196 tidak valid
19. 0,630
valid 39.
0,360 valid
20. 0,391
valid 40.
0,221 tidak valid
78 Berdasarkan Tabel 3.5 tersebut, diperoleh hasil bahwa dari 40 item yang
diujicobakan terdapat 19 item yang valid dan 21 item tidak valid. Item yang valid yaitu item nomor 2, 3, 5, 6, 8, 10, 12, 15, 17, 18, 19, 20, 23, 26, 27, 28, 31, 37, dan
39. 3.8.5.1.3 Validitas Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Sebelum instrumen soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika diujicobakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas logis oleh tim ahli yaitu dosen
pembimbing dan guru kelas IV SD Negeri Debong Kulon. Soal diujicobakan kepada siswa kelas IV SD Negeri Debong Kulon yang berjumlah 33 siswa. Uji coba
soal dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2016. Validitas soal dihitung dengan bantuan program SPSS 21 dengan menu
Analyze – Correlate – Bivarate. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan
r
hitung
dan r
tabel,
dengan jumlah siswa 33 diperoleh r
tabel
sebesar 0,344. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan signifikansi 0,05. Jika nilai positif
dan r
hitung
≥ r
tabel,
maka item valid. Sebaliknya jika nilai r
hitung
r
tabel,
maka item tidak valid. Dari hasil uji validitas, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah r
tabel
= 0,344; Taraf Signifikansi = 5; dan n = 33
Nomor Item
Pearson Correlations
Validitas Nomor
Item Pearson
Correlations Validitas
1. 0,574
valid 7.
0,600 valid
2. 0,666
valid 8.
0,711 valid
3. 0,602
valid 9.
0,531 valid
4. 0,874
valid 10.
0,421 valid
5. 0,587
valid 11.
0,618 valid
6. 0,697
valid
79
3.8.5.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas mengacu pada pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk mengumpulkan data. Arikunto 2015: 100, menyatakan
reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil. Jadi ketika suatu instrumen penelitian digunakan pada responden yang berbeda hasil yang diperoleh
akan relatif tetap, sehingga instrumen tersebut memiliki taraf kepercayaan yang tinggi dan konsistensi yang baik.
Pengujian reliabilitas ini berdasarkan pada data hasil uji coba instrumen yang dilakukan pada kelas IV SD Debong Kulon. Dalam penelitian ini instrumen
tes yang digunakan berupa soal uraian objektif, pengujian reliabilitasnya menggunakan menggunakan reliability analisis, kemudian untuk mengetahui
reliabilitas tiap butir soal analisis digunakan cronbachs alpha pada SPSS versi 21. Menurut Linn 1989 dan Kaplan 1982 dalam Widoyoko 2014: 196, suatu
instrumen penelitian dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang- kurangnya 0,7.
3.8.5.2.1 Reliabilitas Angket Minat Belajar Uji reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas instrumen
angket minat belajar siswa yaitu dengan menggunakan analisis cronbachs alpha pada SPSS versi 21. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 19 item angket yang
sebelumnya telah dilakukan uji validitas. Item yang diuji reliabilitas hanya item angket yang valid.
Hasil perhitungan reliabilitas item angket dapat dilihat pada Tabel 3.7, untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 29.
80 Tabel 3.7 Hasil Ui Reliabilitas Angket
Cronbachs Alpha N of Items
,855 19
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai cronbachs alpha sebesar 0,855. Dengan demikian nilai reliabilitas pada tabel lebih dari 0,7, sehingga item
angket dikatakan reliabel. 3.8.5.2.2 Reliabilitas Soal Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Uji reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas instrumen soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yaitu dengan menggunakan
analisis cronbachs alpha pada SPSS versi 21. Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas, item soal yang diuji reliabilitas hanya item-item soal yang valid.
Hasil perhitungan reliabilitas soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika dapat dilihat pada tabel 3.8, untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 31. Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah
Cronbachs Alpha N of Items
,842 11
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai cronbachs alpha sebesar 0,842. Dengan demikian nilai reliabilitas pada tabel lebih dari 0,7, sehingga item
soal dikatakan reliabel.
81
3.8.5.3 Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran merupakan salah satu kriteria yang harus ada dalam proses penyusunan butir soal. Soal yang baik adalah soal yang variatif artinya dalam
pembuatan soal, harus bervariasi antara soal yang mudah, sedang, dan sulit. Karena jika dalam sebuah test soal yang diberikan seluruhnya soal yang sulit, ini akan
menimbulkan siswa frustasi dan tidak percaya diri, sebaliknya jika soal terlalu mudah siswa cendrung tidak akan berkembang. Hal ini sejalan dengan pendapat
Arikunto 2015: 222, yang menyatakan bahwa soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya
soal terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi, karena di luar jangkauannya.
Arifin 2012: 147 menyatakan bahwa, tingkat kesukaran soal dapat dikategorikan dengan skala indeks antara 0,00 sampai dengan 1,00, semakin besar
indeks tingkat kesukaran soal maka soal tersebut semakin mudah. Selanjutnya Arifin 2012: 147-8 menyebutkan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
menentukan tingkat kesukaran soal, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1 Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus:
� � − � � = Jumlah skor peserta didik tiap soal
Jumlah peserta didik 2 Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:
� � � � � � =
Rata − rata Skor maksimum tiap soal
82 Kriteria yang digunakan yaitu semakin kecil indeks yang diperoleh, makin
sulit soal tersebut dan sebaliknya. Kriteria indeks kesulitan soal yakni sebagai berikut: 0,00 sampai 0,30 = sukar; 0,31 sampai 0,70 = sedang; 0,71 sampai 1,00 =
mudah Arifin, 2012: 148. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dengan bantuan Ms. Excel
diperoleh data seperti Tabel 3.9. Untuk hasil perhitungan tingkat kesukaran soal selengkapnya terdapat pada lampiran 33.
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Nomor Soal
P Kriteria
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
0,74 0,56
0,71 0,43
0,52 0,49
0,35 0,29
0,22 0,52
0,58 Mudah
Sedang Mudah
Sedang Sedang
Sedang Sedang
Sukar Sukar
Sedang Sedang
Berdasarkan Tabel 3.9 tersebut, dari 11 soal tes kemampuan pemecahan masalah siswa yang diujicobakan diperoleh 2 soal mudah yaitu nomor 1 dan 3, soal
sedang sebanyak 7 soal yaitu nomor 2, 4, 5, 6, 7, 10, dan 11, serta 2 soal sukar yaitu nomor 8 dan 9.
3.8.5.4 Daya beda
Arikunto 2015: 228, mendefinisikan daya beda soal sebagai kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai berkemampuan
tinggi dan peserta didik yang bodoh berkemampuan rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai daya beda soal menurut Arifin 2012: 146 yaitu:
83 Dp =
X
�
─
X
�
Keterangan: Dp
= daya pembeda
X
�
= jumlah peserta kelompok atas
X
�
= jumlah peserta kelompok bawah = skor maksimal
Nilai daya beda yang diperoleh, kemudian ditafsirkan dengan ketentuan sebagai berikut:
D ≥ 0,40 : sangat baik; 0,30 – 0,39 : baik; 0,20 – 0,29 : cukup; ≤ 0,19 : kurang baik Arifin, 2012: 146. Hasil perhitungan daya beda soal secara
manual dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut: Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Daya Beda Soal
Nomor Soal Daya Pembeda
Kriteria 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
0,31 0,47
0,47 0,51
0,36 0,38
0,31 0,35
0,31 0,13
0,16 Baik
Sangat Baik Sangat Baik
Sangat Baik Baik
Baik Baik
Baik Baik
Kurang Baik Kurang Baik
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda soal, terdapat 2 soal dengan kriteria kurang baik, sehingga soal tersebut tidak dapat digunakan sebagai
instrumen penelitian. Perhitungan daya beda soal sebelumnya dilakukan dengan mengurutkan nilai tertinggi sampai terendah dan dibagi menjadi kelompok atas dan
84 kelompok bawah, pembagian kelompok tersebut masing-masing diambil 27 dari
tiap kelompok, ini dikarenakan jumlah siswa yang mengikuti uji coba lebih dari 30. Pembagian kelompok atas dan bawah, serta perhitungan daya beda soal
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33. Setelah dilakukan uji validitas, reliabilitas, perhitungan tingkat kesukaran,
dan daya beda soal terdapat 8 butir soal yang dijadikan instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan pada saat melakukan tes awal pretest dan tes
akhir posttest. Kesimpulan hasil uji coba selengkapnya terdapat pada lampiran.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi dua tahap analisis data, yaitu analisis tahap awal dan analisis akhir. Analisis tahap awal dilakukan sebelum
penelitian dilaksanakan, tujuan analisis tahap awal untuk mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kontrol, apakah kedua kedua kelas memiliki kesamaan
varians atau tidak, dan apakah kedua kelas memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan atau tidak. Analisis akhir dilakukan setelah penelitian, tujuannya untuk
menguji hipotesis penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi deskripsi data, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir.
3.9.1 Analisis Deskripsi Data
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk menguji apakah metode Guided Discovery Learning berpengaruh terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika dan minat belajar siswa materi bilangan pecahan. Data dalam penelitian ini berbentuk data kuantitatif., yaitu data
85 hasil belajar siswa dalam proses pemecahan masalah dan minat siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran matematika materi bilangan pecahan kelas IV SD Negeri Debong Kidul, siswa kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B
sebagai kelas kontrol.
3.9.1.1 Analisis Deskriptif Data Variabel Metode Guided Discovery Learning
Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode Guided Discovery Learning. Pembelajaran dilakukan oleh peneliti pada kelas
eksperimen, dan diamati pelaksanaannya oleh guru kelas IV SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Pengamatan metode Guided Discovery Learning menggunakan
lembar pengamatan yang sebelumnya telah disusun oleh peneliti, lembar pengamatan berisi tahap-tahap pelaksanaan metode Guided Discovery Learning
yang harus peneliti lakukan dalam pembelajaran. Pengamatan pembelajaran dilakukan untuk mengontrol dan memperhatikan apakah metode Guided Discovery
Learning terlaksana dengan baik. Pengamatan dilakukan pada setiap pertemuan pembelajaran. Pembelajaran
dikatakan berhasil jika tahap-tahap pelaksanaan metode Guided Discovery Learning telah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, hasil
pengamatan metode Guided Discovery Learning yang dilakukan oleh guru, disajikan dalam bentuk skor.
3.9.1.2 Analisis Deskriptif Data Variabel Minat Belajar Siswa
Analisis deskriptif variabel minat belajar siswa menggunakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan angket minat belajar siswa.
Analisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Penyajian data minat
86 belajar siswa menggunakan tabel dan presentase. Menurut Sugiyono 2014: 208,
penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, mean, median, modus, presentase, dan lain-lain termasuk dalam statistik deskriptif. Selanjutnya
digunakan analisis indeks untuk mengetahui tingkat presentase skor jawaban dari masing-masing item angket.
3.9.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Data variabel kemampuan pemecahan masalah matematika, diperoleh dari hasil tes akhir posttest siswa menggunakan tes objektif bentuk uraian. Analisis
dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Penyajian data kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan tabel dan diagram. Menurut
Sugiyono 2014: 208, penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, mean, median, modus, presentase, dan lain-lain termasuk dalam statistik
deskriptif.
3.9.2 Analisis Statistik Data
Analisis statistik data dalam penelitian ini menggunakan statistik inferensial karena hasil penelitian yang dilakukan pada sampel akan diberlakukan pada
populasi. Analisis statistik data dalam penelitian ini meliputi uji prasyarat analisis dan analisis akhir. Perhitungannya menggunakan program SPSS 21. Uraian
lengkapnya mengenai analisis statistik data yaitu sebagai berikut:
3.9.2.1 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji kesamaan rata-rata, uji normalitas dan uji homogenitas, perhitungan mengenai uji tersebut
menggunakan program SPSS 21. Uraian lengkapnya menganai uji prasyarat analisi yaitu sebagai berikut:
87 3.9.2.1.1 Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan membandingkan rata-rata sampel di kelas eksperimen dan kelas kontrol, menggunakan independent sample t test.
Pengujian dibantu dengan program SPSS 21, menggunakan menu analyze –
compare means – independent sample t test. Kemudian nilai t
hitung
dibandingkan dengan t
tabel.
Jika diperoleh nilai t
hitung
t
tabel
, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha, diterima dan Ho ditolak. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho
diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka Ho ditolak Priyatno, 2010:31.
Uji kesamaan rata-rata dalam penelitian ini menggunakan data hasil tes awal prettest, yang dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol. Hasil uji kesamaan rata-
rata yang telah dilakukan menunjukan nilai signifikansi 0,679 ≥ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal kelas eksperimen dan kontrol sama. Data
hasil uji kesamaan rata-rata test awal pretest siswa dapat dilihat pada lampiran 44. 3.9.2.1.2 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji
Liliefors dengan melihat nilai pada Kolmogorof-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih dari 0,05 Priyatno, 2010: 71. Proses
uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan SPSS 21. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan data hasil tes akhir
posttest yang dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol. Hasil uji normalitas yang telah dilakukan menunjukan taraf signifikansi kelas eksperimen sebesar 0,200 ≥
88 0,05 dan kelas kontrol sebesar 0,200 ≥ 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa, data
yang diperoleh dari hasil uji normalitas data kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data nilai test akhir posttest
selengkapnya terdapat pada lampiran 51. 3.9.2.1.3 Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya sifat homogen pada variasi antar kelompok. Uji homogenitas dilakukan sebelum proses
pengujian hipotesis penelitian. Menurut Priyanto 2010: 76, “uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa variasi populasi data adalah sama
atau tidak.” Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 21, dengan F test
Levene’s test, penarikan simpulan dan pengambilan keputusan terhadap hasil uji hipotesis dilakukan dengan taraf signifikansi 5.
Dengan demikian jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa varians homogen, namun apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05,
maka varians tidak homogen Priyatno, 2010: 35. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan program SPSS 21 didapatkan
nilai taraf signifikansi 0,114. Nilai 0,114 ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen. Jika data yang diperoleh homogen, maka uji t menggunakan
Equal Variance Assumed. Perhitungan selengkapnya mengenai uji homogenitas data terdapat pada lampiran 52.
3.9.2.2 Analisi Akhir
Analisis akhir pada penelitian ini yaitu untuk menguji pengaruh metode Guided Discovery Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika
89 dan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan pecahan.
Berdasarkan uji normalitas data pada pembahasan sebelumnya, dengan hasil data berdistribusi normal, maka analisis akhir menggunakan statistik parametris, yaitu
dengan analisis Independent Sampel t-Test. Untuk mengetahui Ho diterima atau ditolak, yaitu dengan membandingkan nilai t
hitung
dengan t
tabel
. 3.9.2.2.1 Uji Perbedaan
Uji perbedaan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua data yang tidak saling berhubungan. Pengujian perbedaan menggunakan
rumus independent sampel t test dengan melihat item Equal Variance Assumed. Jika nilai t
hitung
t
tabel
dan signifikansi 0,05 maka memiliki varians yang sama. 3.9.2.2.2 Uji Keefektifan
Setelah dilakukan uji perbedaan dan dinyatakan berbeda kemudian dilakukan uji keefektifan, menggunakan uji pihak kanan. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan bantuan program SPSS 21 untuk melakukan uji pihak kanan melalui one sampel t test. Dengan pengambilan keputusan jika -t
tabel
≤ t
hitung
≤t
tabel
, maka Ho diterima, artinya minat belajar dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas eksperimen tidak lebih baik daripada kelas kontrol. Jika - t
hitung
-t
tabel
dan t
hitung
t
tabel
, maka Ho ditolak, artinya minat belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol. Selanjutnya pengujian hipotesis secara empiris dilakukan dengan cara
pengujian hipotesis komparatif dua sampel dengan rumus pooled varian. Rumus pooled varian yaitu sebagai berikut:
90 t
hitung = ̅̅̅̅−̅̅̅̅
√
� − σ + � − σ � +� −
[
�
+
�
]
Keterangan: t = t
hitung
yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t
tabel
. x
1
= rata-rata kelas eksperimen x
2
= rata-rata kelas kontrol n
1
= sampel kelas eksperimen n
2
= sampel kelas kontrol σ
1
= varians kelas eksperimen σ
2
= varians kelas kontrol Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu taraf 0,05.
Kriteria keputusan jika nilai t
hitung
t
tabel
, maka H
o
ditolak dan Ha diterima Sugiyono, 2014: 272-5.
3.10 Panduan Penelitian Eksperimen
Panduan penelitian digunakan peneliti dalam proses pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Panduan penelitian ini
berisi data lokasi penelitian, kemampuan awal siswa, subjek penelitian, mata pelajaran, materi, perlakuan, instrumen penelitian, uji coba instrumen dan rencana
pelaksanaan pembelajaran RPP. Panduan lengkap penelitian eksperimen terdapat pada lampiran 7.
91
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian hasil penelitian dan pembahasan, membahas menganai hasil penelitian yang meliputi: deskripsi objek penelitian, analisis deskriptif, dan analisis statistik data
hasil penelitian. Selanjutnya, pembahasan pada bagian ini berisi uraian mengenai analisis dan hasil penelitian. Berikut uraian lengkapnya mengenai hasil penelitian
dan pembahasan:
4.1 Objek Penelitian