43
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang pernah dilaksanakan dalam penerapan Guided Discovery Learning, pertama, yaitu penelitian yang dilaksanakan oleh Istiqomah
2014 dari Universitas Lampung Bandar Lampung berjudul “Penerapan Model
Guided Discovery Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model guided discovery learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
dari persentase motivasi siswa pada siklus I 52,63, pada siklus II 84,21 meningkat sebesar 31,58. Persentase hasil belajar kognitif siswa pada siklus I
63,16, pada siklus II 84,21 meningkat sebesar 21,05.nilai rata-rata motivasi dan hasil belajar siswa menunjukkan kategori baik.
1 Penelitian Istiqomah memiliki persamaan dengan penelitian ini, yaitu meneliti pengaruh penerapan Guided Discovery Learning terhadap pembelajaran di
sekolah. 2 Perbedaan penelitian Istiqomah dengan penelitian ini, yaitu Istiqomah meneliti
motivasi belajar dan hasil belajar secara keseluruhan pada pembelajaran tematik.
Penelitian kedua dilakukan oleh Qorri’ah 2011 dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Penggunaan Metode Guided
Discovery Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung.” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
siswa pada kelompok eksperimen untuk skor pretest pemahaman konsep diperoleh sebesar 35 dan pencapaian indikator pemahaman konsep yang diperoleh siswa
44 untuk skor posttest pemahaman konsep diperoleh sebesar 72 gain= 0,57.
Sedangkan pencapaian indikator pemahaman konsep pada kelompok kontrol untuk skor pretest pemahaman konsep diperoleh sebesar 34 dan pencapaian indikator
pemahaman konsep yang diperoleh siswa untuk skor posttest pemahaman konsep diperoleh sebesar 62 gain=0,42. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian
indikator pemahaman konsep yang diperoleh siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pencapaian indikator pemahaman konsep siswa pada kelompok
kontrol. Artinya, pencapaian indikator pemahaman konsep siswa pada kelompok eksperimen lebih baik jika dibandingkan dengan pencapaian indikator pemahaman
konsep siswa pada kelas kontrol. 1
Persamaan penelitian yang dilakukan Qorri’ah dengan penelitian ini, yaitu penerapan metode guided discovery learning pada pembelajaran matematika.
2 Perbedaan penelitian Qorri’ah dengan penelitian ini, yaitu peningkatan konsep
siswa dalam pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung. Penelitian ketiga dilakukan oleh Haris 2015 dari Universitas Negeri
Sebelas Maret Surakarta dengan jud ul “Pengaruh Model Guided Discovery
Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Sma Negeri Karangpandan Tahun Pelajaran 2013 2014
.” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh penerapan model guided discovery learning terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa SMA Negeri Karangpandan Tahun Pelajaran 20132014. Hasil penelitian menunjukkan model guided discovery learning
berpengaruh Sig.0,000 0,05 terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
45 ditunjukan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 64,62 dan kelas kontrol
sebesar 56,32. 1 Penelitian Haris memiliki persamaan dengan penelitian ini, yaitu mengetahui
pengaruh penerapan guided discovery learning pada pembelajaran. 2 Perbedaan penelitian Haris dengan penelitian ini, yaitu penelitiannya
difokuskan pada kemampuan berfikir kritis siswa dan sampel penelitiannya yaitu siswa SMA.
Penelitian keempat dilakukan oleh Sumanirti, dkk 2014 dari Universitas Pendidikan Ganesha dengan judul “Pengaruh Model Guided Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V Di SD Gugus VII Kecamatan Sawan Tahun Pelajaran 20132014
.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang
dibelajarkan dengan model guided discovery learning dan kelompok siswa yang dibelajar dengan model pembelajaran konvensional. Besarnya t-hitung adalah 2,92
sedangkan t-tabel dengan db = 47 dan taraf signifikansi 5 adalah 1,67793. Hal ini berarti, thitung lebih besar dari ttabel 2,921,67793 sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Dengan demikian, model guided discovery learning berpengaruh terhadap hasil belajar IPA yang diperoleh pada siswa kelas V tahun pelajaran 20132014 di
Gugus VII Kecamatan Sawan. 1 Persamaan penelitian Sumanirti, dkk dengan penelitian ini, yaitu mengetahui
pengaruh guided discovery learning terhadap pembelajaran di sekolah dasar. 2 Perbedaannya terletak pada mata pelajaran dan variabel hasil belajar, dalam
penelitiannya Sumanirti, dkk melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA.
46 Penelitian kelima dilakukan oleh Dwiguna 2013 dari Universitas
Pendidikan Indonesia dengan judul “Perbandingan Penggunaan Model Guided Inquiry Inquiri Terbimbing dan Model Guided Discovery Learning untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Fisika.” Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua model tersebut memberikan peningkatan
terhadap prestasi belajar siswa dengan perolehan skor gain ternormalisasi sebagai berikut, untuk kelas eksperimen guided inquiry sebesar 0,71 kategori tinggi, kelas
eksperimen guided discovery learning sebesar 0,52 kategori sedang, kelas kontrol 0,37 kategori sedang. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa kedua model tersebut ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa lebih baik dibandingkan jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Kemudian dari
kedua model tersebut ternyata model pembelajaran guided inquiry lebih meningkatkan prestasi belajar siswa secara signifikan jika dibandingkan
pembelajaran guided discovery learning. Hal ini dapat dilihat dari perolehan uji-t dari kedua kelas tersebut, yaitu t
hitung
=3,67 t
tabel
=2,66. 1 Persamaan penelitian Dwiguna dengan penelitian ini, yaitu penggunaan guided
discovery learning pada pembelajaran. 2 Perbedaan penelitian Dwiguna dengan penelitian ini, yaitu Dwiguna
melakukan penelitian komparasi, membandingkan dua model pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penelitian keenam dilakukan oleh Sulistiyaningsih 2013 dari Universitas Muria Kudus dengan judul penelitian “Penerapan Model Guided Discovery
Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Jaring Jaring
47 Bangun Ruang pada Siswa Kelas V SD N 7 Klumpit Tahun Pelajaran 20122013
.” Penelitian ini menunjukan bahwa Hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan
kelas ini meliputi hasil belajar siswa tuntas dengan persentase siklus I sebesar 60 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 90. Sedangkan psikomotor
belajar siswa diperoleh 3,2 pada siklus I dengan kategori sedang dan meningkat menjadi 4,0 pada siklus II dengan kategori baik. Afektif belajar siswa sebesar 3,4
pada siklus I dengan kategori sedang dan meningkat menjadi 3,9 pada siklus II dengan kategori baik. Keterampilan mengajar peneliti dengan menggunakan model
pembelajaran guided discovery learning diperoleh 3,1 pada siklus I dan meningkat menjadi 3,8 pada siklus II. Simpulan dari hasil penelitian tersebut, bahwa hasil
belajar siswa kelas V SD N 7 Klumpit dapat meningkat setelah diterapkannya
model pembelajaran guided discovery learning. Saran setelah dilakukan penelitian ini ialah guru harus dapat memilih model pembelajaran yang memungkinkan siswa
untuk banyak terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
1 Persamaan penelitian Sulistiyaningsih dengan penelitian ini, yaitu penerapan guided discovery learning dalam pembelajaran matematika.
2 Perbedaan penelitian Sulistiyaningsih dengan penelitian ini, yaitu variabel hasil belajar dan materi bangun ruang pada siswa kelas V SD.
Seventh, Limin, Dooren, and Verschaffel 2013 from Shenyang Normal University China and Katholieke Universiteit Leuven Belgium. A research about
“The Relationship between Students’ Problem Posing and Problem Solving
48 Abilities and Beliefs: A Small-Scale Study with Chinese Elementary School
Childre n”. Results revealed strong correlations between pupils’ problem posing
and problem solving abilities and beliefs, and their general mathematical abilities. Ketujuh, Limin, Dooren, dan Verschaffel 2013 dari Universitas Normal
Shenyang Cina dan Universitas Katolik Leuven Belgium. Penelitian ini tentang “Suatu Hubungan antara Problem Posing dan Kemampuan Pemecahan Masalah
dan Keyakina n: Studi Skala Kecil dengan Siswa Sekolah Dasar Cina.” Hasil
penelitian menunjukan adanya hubungan yang kuat antara problem posing siswa dan kemampuan pemecahan masalah dan keyakinan, dan kemampuan umum
matematika mereka. 1 Persamaan penelitian Limin, Dooren, dan Verschaffel terletak pada variabel
kemampuan pemecahan masalah siswa sekolah dasar. 2 Perbedaan penelitiannya terletak pada jenis penelitian yang dilakukan, Limin,
Dooren, dan Verschaffel melakukan penelitian untuk mencari hubungan Problem Posing dan Kemampuan Pemecahan Masalah serta Keyakinan.
Eighth, Akanmu, et al 2013 from University of Ilorin, the research about “Guided discovery Learning Strategy and Senior School Students Performance in
Mathematics in Ejigbo, Nigeria”. The concern of this study was to investigate the effect of guided-discovery learning strategy on students performance in
Mathematics alongside influence of gender and scoring levels ability of the students. Results revealed a significant difference in favour of those exposed to
guided-discovery learning strategy compared to those not taught using guided- discovery learning strategy.
49 Kedelapan, Akanmu, dkk 2013 dari Universitas Lorin. Penelitian ini
tentang “Strategi Pembelajaran Penemuan Terbimbing dan Prestasi atau hasil belajar siswa sekolah menengah atas dalam matematika di Ejigbo,
Nigeria.”Perhatian penelitian ini untuk menyelidiki pengaruh dari strategi guided discovery learning pada prestasi siswa dalam matematika dengan pengaruh jenis
kelamin dan tingkat skor kemampuan siswa. Hasil penelitian ini menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara mereka yang pembelajarannya
menggunakan strategi pembelajaran penemuan terbimbing dibandingkan mereka yang pembelajarannya tidak menggunakan strategi pembelajaran penemuan
terbimbing. 1 Persamaan penelitian Akanmu dengan penelitian ini, yaitu mengetahui
pengaruh guided discovery learning terhadap pembelajaran matematika. 2 Perbedaan penelitian Akanmu, terletak pada variabel prestasi belajar dan
penelitiannya dilakukan pada siswa menengah atas SMA.
2.3 Kerangka Berpikir