- Apresiasi Karya Seni Teater Daerah 3

Seni Teater SMPMTs Kelas VII 4 Kamu sudah mempelajari proses kemunculan teater tradisi daerah, baik pada masyarakat mesolitik yang menggunakan proses berburu sebagai mata pencaharian dan masyarakat neolitik yang agraris. Sekarang tugas kamu adalah mencari bentuk-bentuk proses prilaku teatrikal yang ada di daerahmu Tuliskan dalam buku tugasmu dan berikan apresiasi terhadap proses treatrikal daerahmu tersebut

2. Ragam Teater Tutur

a. Pantun Sunda

Pantun Sunda berasal dari Bumi Parahyangan atau Sunda sebagai wujud pemujaan terhadap Dewi Sri dewi padi. Dalam bahasa Sunda dan Jawa kata pantun berarti padi. Pantun Sunda biasa dibaca- kan dalam acara, antara lain: kelahiran, khitanan, perkawinan, kematian, ruwatan, dan nazar. Fungsi religiusnya jauh lebih kuat dari fungsi hiburannya di mana sebelum pembacaan dimulai, tuan rumah atau yang punya hajat harus menyediakan sesajen.

b. Dalang Jemblung Banyumas

Teater tutur ini sebenarnya bersumber dari pertunjukan wayang kulit, hanya saja tutur, dialog, gamelan, dan sebagainya dilakukan dengan suara mulut vokal oleh seseorang atau beberapa orang. Dalam adegan perang dengan senjata, biasanya dipakai kundhi seperti senjata tajam berbentuk pisau yang berfungsi sebagai cempaladhodhogan. Pesindennya merangkap sebagai pemain wanita atau permaisuri dalam dialog. Tradisi pertunjukan ini ber- asal dari upacara nguyen, yaitu berjaga semalam suntuk waktu kelahiran bayi sambil mendengarkan macapatan atau pembacaan cerita dalam bentuk puisi Jawa.

c. Kentrung Jawa Timur

Kentrung adalah bentuk teater rakyat berupa penyampaian cerita secara lisan di depan penonton oleh seorang dalang. Diduga muncul pada zaman Kesultanan Demak dan berkembang di wila- yah pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan sebutan yang berbeda-beda. Kentrung dipentaskan kalau ada upacara merayakan khitanan, tujuh bulan kehamilan, perkawinan, atau tolak bala. Cerita dituturkan Sumber: http:wordpress.com Gambar 1.2 Pemain Kentrung sedang latihan di hadapan warga desa

Bab 1 - Apresiasi Karya Seni Teater Daerah 5

dalam bentuk prosa diselingi puisi yang dinyanyikan. Tabuhannya terdiri atas rebana terbang, kendang, angklung, keprak, lesung atau terompet, bedug kecil, dan lain-lain. Khasanah ceritanya diambil dari agama Islam, seperti lahirnya Nabi Musa, Nabi Yusuf, atau legenda rakyat seperti Jaka Tarub.

d. Cepung Lombok

Dinamakan ‘Cepung’ mungkin karena diiringi suara ‘gamelan mulut’ yang iramanya berbunyi “cek-cek-cek-cek-pung”. Cepung pada dasarnya adalah seni membaca kitab lontar, khususnya cerita Monyeh, yang diiringi instrumen seruling, redeb, dan ‘gamelan mulut’ vokal. Lontar Monyeh ditulis oleh Jero Mahram pada tahun 1859, berisi filsafat Islam dengan tujuan pengembangan agama. Pemainnya paling sedikit enam orang, terdiri atas seorang pembaca lontar, seorang pemain redeb, seorang pemain seruling, dan tiga orang penem- bang. Mereka duduk dalam ben- tuk setengah lingkaran. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Sasak dan terjadi kontak aktif selama pertunjukan dengan pe- nonton. Pertunjukan ini juga me- makai sesajian.

e. Sinrilli Sulawesi Selatan

Sinrilli merupakan pertunjukan cerita tutur oleh seorang pansirilli pencerita diiringi instrumen musik keso-keso rebab. Penceritaan- nya dalam bentuk nada lagu kelong diiringi lengkingan keso-keso yang membangunkan suasana haru, indah, dan humor. Konon Sinrilli bermula dari istana raja-raja Gowa, tetapi setelah kerajaan itu jatuh ke tangan Belanda, bentuk kesenian ini menyebar di kalangan rakyat. Ada tiga golongan cerita dalam sinrilli, yaitu: kepahlawanan Sinrilli I Datuk Museng, Sinrilli Tolo Daeng Magansing, Sinrilli Kappala Talung Batua, keagamaan tentang perkembangan agama Islam di Sulawesi Selatan, misalnya, cerita Tuanta Salamaka, dan percintaan Sinrilli I Jamila, Sinrilli I Manakku, Sinrilli I Made Daeng ri Makka. Kamu sudah mempelajari berbagai ragam teater tutur. Sekarang agar lebih terasah kemampuan dan kreativitasmu, coba kamu iden- tifikasi ragam teater tutur di daerah kamu, baik sejarah, proses kreatif berkeseniannya, dan lain-lain Kamu bisa melihat artikel di koran, majalah, internet, atau bisa bertanya langsung pada kelompok-kelompok teater daerah tersebut Sumber: http:balipost.co.id Gambar 1.3 Kesenian Cepung. Seni Teater SMPMTs Kelas VII 6

B. Menampilkan Sikap Apresiatif Terhadap Keunikan dan Pesan Moral Seni Teater Daerah Setempat

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan dan pesan moral seni teater daerah setempat. Sikap apresiatif adalah sikap yang bersifat menghargai. Oleh karena itu, supaya dapat memberikan penghargaan terhadap seni teater perlu menikmati dengan penuh konsentrasi termasuk memberikan penghargaan terhadap seni teater di daerah tempat tinggalmu. Adapun yang dapat diapresiasi dalam karya seni teater daerah adalah keunikan dan pesan moral yang terkandung dalam seni teater tersebut.

1. Menunjukkan Keunikan Seni Teater Daerah

Beragam keunikan yang terdapat dalam seni teater di daerah tempat tinggalmu. Dapatkah kamu menyebutkan keunikan-keunikan tersebut? Keunikan teater daerah terletak pada tata gerak, tata busana, tata musik, dan penyajian.

2. Mengungkapkan Pesan Moral Seni Teater Daerah

Seni teater daerah yang berkembang di wilayah tempat tinggalmu maupun di wilayah Indonesia pada umumnya mengandung pesan moral yang begitu tinggi terhadap masyarakat pada umumnya dan khusus- nya pada penonton. Pesan moral ini dapat diketahui lewat amanat- amanat dalam suatu cerita yang dipertunjukkan. Pada dasarnya, setiap seni teater daerah di Indonesia memiliki pesan moral. Oleh karena itu, untuk dapat mengungkapkan pesan moral dari teater daerah setempat, hendaknya kamu secara cermat dan penuh apresiatif saat menyaksikan karya teater daerah. Kamu sudah mempelajari keunikan seni teater daerah dan mengungkapkan pesan moral seni teater daerah. Ujilah kemam- puanmu dengan menunjukkan keunikan dan pesan moral dari seni teater yang ada di daerahmu