Seni Teater SMPMTs Kelas VII 14
yang berada pada wilayah mulut dan alat penghasil bunyi sebisa mungkin digerakkan dari lidah, gigi, dan juga bibir.
Gambar 2.8 Latihan pengucapan senam mulut.
2 Pada tahap kedua, mulai mempraktikkan penggunaan ilmu-ilmu lingustik, semisal contoh dalam ilmu fonologis pengucapan fonem
vokal {a,i,u,e,o}, konsonan bilabial {p,b}, opiko-palatal {dh}.
Contoh vokal {a} Contoh vokal {i} Contoh vokal {u}
Contoh vokal {e} Contoh vokal {o}
Gambar 2.9 Latihan pengucapan memanfaatkan fonem.
3 Tahap ketiga adalah menghentakkan suara sekeras dan sejelas mungkin,
contoh, “B”, kemudian dilanjutkan dengan satu kata, contoh,”B-A-B-U’.
Hal ini dilakukan berulang-ulang de- ngan variasi fonem dan kata selanjutnya
dikembangkan menjadi satu kalimat.
Kamu sudah mempelajari teknik olah tubuh, olah pikir, dan olah suara. Sekarang agar kamu mengusai materi tersebut, praktikkan
materi-materi teknik olah tubuh, olah pikir, dan olah suara tersebut
Sumber: Dokumentasi penulis
Sumber: Dokumentasi penulis
Sumber:
Dokumentasi penulis
Gambar 2.10 Latihan menghentakkan suara
dengan keras.
Bab 2 - Mengekpresikan Diri Melalui Seni Teater 15
B. Merancang Pertunjukan Teater Daerah Setempat
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu merancang per- tunjukan teater daerah setempat.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum menampilkan pertun- jukan teater adalah membuat rencana pertunjukan. Persiapan untuk bermain
peran di antaranya adalah menentukan cerita yang disajikan, menentukan casting para pemain dan mengadaptasi karakter yang akan dipilih. Hal ini bisa
dilakukan pada teater tradisi, teater modern, maupun teater kontemporer.
Proses teater yaitu segala kegiatan dari awal pemilihan naskah yang akan digarap, penggarapan, pertunjukan, sampai proses penikmatan oleh
penonton. Di dalam proses merancang pertunjukan teater minimal terdapat tiga
subbagian kerja, yaitu sebagai berikut. 1. Subdivisi keaktoran, yakni sub yang ber-
gerak dalam hal pencarian bibit keaktoran dan melatihnya menjadi aktorpemain
yang lebih handal. Salah satunya melalui latihan rutin bersama yang dilakukan
secara terus-menerus atau intens.
2. Subartistik, sub ini bergerak pada wilayah artistik pemanggungan, antara lain: pena-
taan panggung, penataan cahaya ligh- ting, serta penataan busana dan make up.
Salah satu bentuk latihan dari tim setting dan lighting adalah pembuatan instalasi art,
sebuah seni yang menghadirkan tata ruang bangun secara visual.
3. Submusikalitas yang berfungsi memberi efek akustik dalam pencapaian suasana
dari sebuah pertunjukan. Salah satu bentuk latihannya adalah menciptakan
lagu-lagu atau instrumen untuk tujuan pemanggungan atau musikalisasi.
Sumber:
Dokument asi penulis
Gambar 2.11 Melatih menjadi aktor.
Sumber:
http :
blont ankpoer
. blogsome.com
Gambar 2.12 Contoh peralatan setting panggung.
Sumber:
http :
globalchurchmusic.org
Gambar 2.13 Beberapa alat yang bisa dipakai untuk membuat
musik kalitas.
Seni Teater SMPMTs Kelas VII 16
Kamu sudah mempelajari merancang pertunjukan teater dengan komponen subdivisi keaktoran, subartistik, dan submusikalitas.
Sekarang tugas kamu adalah merancang pertunjukan teater tradisi dengan membuat kelompok untuk mengisi sub-sub tersebut. Kamu
bisa memilih orang yang ahli dalam teater tradisi di daerahmu seperti guru teater tradisi untuk membimbing pertunjukan teater
tradisi Selamat mencoba
C. Menerapkan Kerja Sama dalam Berteater
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu menerapkan kerja sama dalam berteater.
Teater adalah sebuah kerja kolektif. Pertunjukan teater tidak bisa ter- laksana tanpa adanya kerja tim yang kuat dan kompak.
Peristiwa teater ketika muncul dalam seni pertunjukan akan melibat- kan berbagai unsur. Unsur-unsur itu meliputi: proses kemunculan ide, proses
keutuhan penggarapan dari penentuan nada dasar sampai koordinasi, dan apresiasasi penonton. Dari ketiga unsur di atas diperlukan seorang
figur koordinator yang bertanggung jawab serta mampu dan cakap dalam merangkainya menjadi keutuhan pertunjukan yang berestetika. Koordinator
itulah yang disebut sutradara.
Sutradara adalah orang yang bertugas menafsirkan naskah dan meng- aktualisasikan ke dalam bentuk seni garap teater secara utuh. Peran seorang
sutradara sangat vital dalam kemajuan suatu kelompok kerja teater. Fungsi sutradara adalah membuat konsep rangka bangun dari kelompok kerja
teater tersebut. Fungsi yang kedua sebagai pengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan terwujudnya naskah tersebut di atas panggung. Ia pula
yang akan bertanggung jawab terhadap bangunan tersebut, sebagai upaya mengangkat naskah dengan pandangan-pandangan hidupnya, prinsip-
prinsip keseniannya, gaya, dan hal-hal yang berpengaruh dalam caranya berekspresi, serta berkreasi di bidang artistik.
Seorang pemain harus memerhatikan prinsip kerja sama saat memain- kan tokoh dalam pertunjukan teater. Kerja sama antarpemain beserta tim
di belakang layar akan menghasilkan sebuah pertunjukan yang baik. Adapun hal-hal yang bisa dilakukan dalam menerapkan kerja sama dalam berteater
antara lain sebagai berikut.