Seni Teater SMPMTs Kelas VIII 50
sebagai ungkapan ketertekanan kaum intelektual di masa itu karena penindasan pemerintahan Belanda, muncul sastra drama yang pertama
kali menggunakan bahasa Indonesia dan disusun dengan model dialog berbentuk sajak yakni Bebasari artinya kebebasan yang sesungguhnya atau
inti kebebasan karya Rustam Efendi 1926. Naskah Bebasari merupakan sastra drama yang menjadi pelopor semangat kebangsaan saat itu.
Menjelang akhir pendudukan Jepang muncul rombongan sandiwara Penggemar Maya 1944 pimpinan Usmar Ismail dan D. Djajakusuma
dengan dukungan Suryo Sumanto, Rosihan Anwar, dan Abu Hanifah beranggota cendekiawan muda, nasionalis, dan para profesional.
Kelompok ini berprinsip menegakkan nasionalisme, humanisme, dan agama. Kelak, Penggemar Maya menjadi pemicu berdirinya Akademi
Teater Nasional Indonesia ATNI di Jakarta yang kelak mencetak tokoh- tokoh terkemuka teater Indoneia.
4. Kemajuan Teater Modern di Indonesia
Teater modern berkembang sebagai kelanjutan teater transisi. Pada awalnya teater modern Indonesia justru berkem-
bang dari lingkungan kurang terpelajar, yakni jenis teater bangsawan dan stamboel yang banyak
mendapatkan pengaruh dari gaya teater Persia atau India di Penang, Malaysia. Zaman kemajuan
teater modern di Indonesia ditengarai dengan ber- dirinya Taman Ismail Marzuki serta kedatangan
Rendra dari Amerika 1968 dan mendirikan Bengkel Teater di Yogya. Dua hal ini menjadi
pemicu lahir dan berkembangnya kelompok- kelompok teater modern di Indonesia.
Kamu sudah mempelajari berbagai jenis karya seni teater Nusantara. Untuk menambah kreativitasmu, kerjakan tugas berikut ini
1. Sebutkan kriteria mengapa sebuah pertunjukan teater disebut teater tradisional?
2. Sebutkan kriteria teater modern yang berkembang di wilayah Nusantara
3. Sebutkan berbagai jenis pertunjukan teater Nusantara yang kamu kenal. Sebutkan pula jenis pertunjukan teater Nusantara
yang pernah kamu saksikan 4. Sebutkan dan jelaskan secara singkat ciri khas teater tradisional
Nusantara yang berkembang di wilayah sekitar tempat tinggalmu 5. Tuliskan keunikan teater tradisional yang berkembang di wila-
yah sekitar tempat tinggalmu tersebut
Sumber:
www.mywritingblogs.com
Gambar 5.2 Rendra, pendiri Bengkel
Teater Rendra.
Bab 5 - Seni Teater Nusantara 51
B. Kelompok Teater Modern Nusantara
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mengenal dan mem- berikan apresiasi terhadap beberapa kelompok teater modern yang
berkembang di Nusantara.
Teater modern Indonesia merupakan pertemuan dari berbagai gagasan. Para pendukung teater modern belum sepenuhnya meninggalkan budaya
asalnya yang bermuatan tradisional dan memadukannya dengan teater Barat. Hal inilah yang menjadikan teater modern Indonesia memiliki ber-
bagai bentuk dan jenis.
Bentuk pertunjukan teater modern cenderung lebih teratur dan dipentas- kan di atas panggung dengan arahan seorang sutradara. Berikut ini bebe-
rapa kelompok teater modern yang kehadirannya memberikan sumbangan besar bagi perkembangan teater Nusantara.
1. Bengkel Teater Rendra
Bengkel Teater Rendra didirikan W.S. Rendra di Kampung Ketanggunan, Yogyakarta 1961 dan di Depok 1986. Pertunjukan-pertunjukan yang
mereka tampilkan selalu mendapatkan sambutan hangat dan seolah menjadi barometer peta pertunjukan teater di tanah air. Rendra sebagai
seorang sastrawan, aktor, sutradara, dan penulis naskah yang baik mampu menciptakan pertunjukan yang menarik dan bermutu. Karya-karya
yang pernah dipentaskan antara lain: Orang-orang di Tikungan Jalan 1954, Bip Bop Rambaterata Teater Mini Kata, Selamatan Anak Cucu
Sulaiman, Mastodon dan Burung Kondor 1972, Kasidah Barzanji, Panembahan Reso 1986, dan Kisah Perjuangan Suku Naga.
2. Teater Populer
Teater Populer dipimpin Teguh Karya dan pada perkembangannya grup teater ini beralih ke industri perfilman Indonesia. Para pemainnya
misalnya: Slamet Rahardjo, El Malik, Christine Hakim, dan Nano Riantiarno. Setelah Teguh Karya meninggal para pemainnya lebih bero-
rientasi ke dunia film.
3. Teater Kecil
Teater Kecil dipimpin oleh Arifin C. Noer. Arifin adalah penulis naskah yang produktif. Naskahnya dipandang memiliki warna
Indonesia. Penulis dari Cirebon ini sering memasukkan unsur kesenian
Seni Teater SMPMTs Kelas VIII 52
daerahnya ke dalam naskah teater yang ditulis atau dipentaskannya. Karya-karyanya misalnya: Kapai-Kapai, Tengul, Madekur dan Tarkeni,
Umang-Umang, Sandek Pemuda Pekerja, dan Sumur Tanpa Dasar.
4. Teater Koma
Teater Koma dipimpin oleh Nano Riantiarno dan merupakan kelom- pok teater paling produktif di Indonesia beberapa tahun terakhir ini.
Lebih dari seratus produksi panggung dan televisi yang pernah dipentas- kan oleh Teater Koma. Nano Riantiarno adalah penulis naskah yang
kuat serta sutradara yang potensial. Karya-karyanya antara lain: Rumah Kertas, Maaf. Maaf. Maaf, Opera Kecoa, Opera Julini, Konglomerat Burisrawa,
Semar Gugat, Suksesi, Opera Ikan Asin, dan Kenapa Leonardo?.
5. Teater Mandiri
Teater Mandiri dipimpin oleh Putu Wijaya, seorang sastrawan dan dramawan kelahiran Bali.
Putu mantan anggota Bengkel Teater Rendra dan termasuk penulis naskah ulung. Naskah-naskahnya
mendapat warna kuat dari naskah Menunggu Godot karya Samuel Beckett yang pernah dipentaskannya
bersama Rendra di Bengkel Teater. Naskah ini me- ngisahkan tentang penantian Vladimir dan Estragon
terhadap datangnya Godot yang hingga pertun- jukan selesai tidak kunjung datang.
6. Bengkel Muda Surabaya
Lahir di kota Surabaya dan pada awal kemunculannya mengacu teater epik Brecht dengan idiom teater rakyat kentrung dan ludruk.
Tokoh yang tergabung dalam kelompok ini antara lain Akhudiat dan Basuki Rahmat.
7. Kelompok Teater yang Lain
Di samping kelompok-kelom- pok teater yang sudah disebutkan di
depan, banyak pula dramawan yang menyemarakkan perkem-
bangan teater di Indonesia. Misal- nya: D. Djajakusuma, Wahyu Si-
hombing, Pramana Padmodarmaya Teater Lembaga, Ikranegara
Teater Saja, Danarto Teater Tanpa Penonton, Adi Kurdi Teater Hitam
Putih, Budi S. Otong Teater SAE, Rudolf Puspa dan Derry Sirna Teater Keliling, Ags. Arya Dwipayana Teater Tetas, serta Dindon Teater Kubur.
Sumber:
www.blontankpoer.blogsome.com
Gambar 5.3 Putu Wijaya, penulis
naskah sekaligus salah satu sutradara
andal Indonesia.
Sumber: w
w w
.blont ankpoer
.blogsome.com
Gambar 5.4 Pertunjukan Dag Dig Dug karya Putu Wijaya oleh Teater
Gidag Gidig di Teater Arena, Taman Budaya Surakarta, 2 Juni 2005.