Seni Teater SMPMTs Kelas IX 110
d. Menyusun Miss en Scene
Menyusun mise en scene adalah menyusun segala perubahan yang terjadi pada daerah permainan akibat adanya perpindahan pemain
atau perlengkapan panggung. Pemberian bentuk mise en scene bisa di- capai dengan hal-hal berikut.
1 Sikap pemain. 2 Pengelompokan.
3 Pembagian tempat kedudukan para pelaku. 4 Variasi saat masuk dan keluar.
5 Variasi penempatan perabot panggung. 6 Variasi posisi dari dua pemain yang berhadap-hadapan.
7 Komposisi dengan menggunakan garis dalam penempatan pelaku. 8 Ekspresi kontras dalam warna maupun bentuk pakaian pemeran.
9 Efek yang ditimbulkan oleh penataan cahaya. 10 Memerhatikan ruang sekeliling pemeran.
11 Menguatkan atau melonggarkan kedudukan pemeran. 12 Memerhatikan latar belakang
13 Keseimbangan dalam komposisi pentas. 14 Dekorasi.
Dalam menyusun mise and scene, sutradara akan menjumpai per- masalahan mengenai bahasa naskah yang diangkat ke bahasa panggung,
yang lazim disebut tekstur. Bahasa panggung atau tekstur meliputi: tata pentas, action, blocking, dan mood. Tata pentas meliputi: tata setting, tata
rias dan busana, tata cahaya, dan tata musik. Action meliputi aksi dan reaksi yang dilakukan oleh tokoh atau pelaku di panggung; baik dalam bentuk
gestur gerak isyarat, business kesibukan, dan movement gerak berpindah tempat. Adapun blocking meliputi pengelompokan pemain, pembagian
tempat kedudukan pemain, variasi saat keluar dan masuk panggung, serta keseimbangan dalam komposisi dengan menggunakan garis dalam
penempatan pelaku. Sedangkan mood merupakan suasana jiwa yang tercipta atau diciptakan dalam setiap babak atau adegan.
e. Menguatkan atau Melunakkan Scene
Teknik ini adalah cara penggarapan suatu cerita yang dituangkan pada bagian-bagian adegan. Sutradara bebas menentukan tekanan
pada bagian-bagian adegan menurut pandangannya sendiri tanpa mengubah naskah. Kondisi penguatan dan pelunakan scene bisa di-
dukung dengan efek cahaya dan musikalitas.
f. Menciptakan Aspek-aspek Laku
Sutradara memberikan saran-saran pada para pemain agar mereka menciptakan apa yang disebut laku simbolik atau akting kreatif, yaitu
cara berperan yang biasanya tidak terdapat dalam instruksi naskah, tetapi diciptakan untuk memperkaya permainan, sehingga penonton
lebih jelas dengan kondisi batin seorang pemeran.
Bab 10 - Mengekspresikan Karya Seni Teater 111
g. Memengaruhi Jiwa Pemain
Ada dua macam kedudukan sutradara sebagai penggarap cerita, sebagai berikut.
1 Ciri sutradara teknikus Dia akan menciptakan suatu pertunjukan yang menyolok dan
menarik perhatian publik dengan teknik dekor yang luar biasa, tata sinar yang menakjubkan, dan mewujudkan kostum yang menarik.
Penyutradaraan teknikus terkesan mengelabuhi penonton dengan tampilan secara visual tanpa memahami unsur keaktoran yang notabene
sebagai media penyampai maksud isi naskah teater.
2 Ciri sutradara psikolog Gaya sutradara psikolog memang kurang memerhatikan aspek lain
di luar keaktoran karena dalam penggambaran watak dia akan lebih mengutamakan tekanan psikologis, khususnya pada cara akting yang
murni ketika prestasi permainan pribadi ditempatkan dalam arti sebenar- nya. Jadi, aspek di luar wilayah keaktoran agak dikesampingkan. Hary-
mawan dalam Dramaturgi, 1988:66–77
Bagan 10.1 Langkah Kerja Sutradara
2. Langkah Pimpinan Produksi
Hal-hal yang biasa dilakukan oleh pimpinan produksi di dalam langkah kerja dan tugas-tugasnya, antara lain sebagai berikut.
Seni Teater SMPMTs Kelas IX 112
a. Sebelum Pementasan
1 Memperhitungkan segala kebutuhan secara terperinci. 2 Menyediakan kas sebatas kemampuan untuk pendanaan
kegiatan. 3 Mengendalikan obsesi dan emosi dengan mementingkan logika
dan nilai rasa. 4 Membuat jadwal kerja dan pembagian kerja yang mantap.
5 Konsultasi dengan orang yang lebih berpengalaman. 6 Mengukur kemampuan perorangan dan kelompok.
7 Membuat inventaris barang dan pihak yang bersinggungan.
b. Saat Pementasan
1 Mengecek sirkulasi tiket dan undangan. 2 Melakukan koordinasi satu sama lain.
3 Mengantisipasi gangguan teknis dan keamanan yang tidak di- inginkan.
4 Mengecek ulang kondisi gedung dan mobilisasi penonton. 5 Memastikan perlengkapan dan peralatan dengan baik.
c. Setelah Pementasan
1 Melaporkan hasil kegiatan kepada pihak yang berkepentingan. 2 Mengecek dan menempatkan perlengkapanperalatan pada
posisi semula. 3 Mengevaluasi kerja setiap elemen pertunjukan.
4 Mengecek keadaan panggung dan gedung pertunjukan.
3. Langkah Administrasi Teater
Bagan 10.2 Langkah-langkah Administrasi Teater
Bagan di atas juga menunjukkan, dalam menjalankan tugasnya, bidang admistrasi teater dibantu oleh bagian-bagian seperti desainer
proposal, pembukuan, keuangan penggalang danafund rising, pema-