Seni Teater SMPMTs Kelas VIII 54
Tanpa Dasar dan Kapai-Kapai karya Arifin C. Noer, Titik-Titik Hitam karya Nasjah Djamin, Raja Lear, serta Romeo dan Yuliet karya William
Shakespeare. Teater tragedi akan memunculkan katarsis bagi penonton yang melihat pertunjukan tersebut. Katarsis berasal dari bahasa Yunani
khatarsis yang berarti pembersihan atau penyucian diri. Efek yang diakibatkan oleh teater tragedi ter-
hadap para penontonnya antara lain mereka turut menghayati nasib
yang dialami oleh tokoh dan ter- ombang-ambing oleh rasa takut,
haru, dan belas kasih. Setelah me- nonton pertunjukan teater tragedi,
penonton akan mengadakan intro- speksi pada diri sendiri dan akan
merasakan kelegaan karena tekanan batinnya telah berkurang.
2. Komedi
Bentuk teater komedi isi ceritanya biasanya penuh dengan humor, canda tawa, serta bercerita tentang cacat manusia, dan biasanya di-
akhiri dengan kegembiraan dan kebahagiaan tokoh utama. Di Indonesia pertunjukan komedi misalnya dipentaskan oleh kelompok Srimulat. Komedi
biasanya berisi cerita-cerita lucu yang terbangun dalam alur. Misalnya naskah karya Moliere seperti Akal Bulus Scapin dan Dokter Gadungan.
3. Tragikomedi
Bentuk teater tragikomedi merupakan perpaduan antara tragedi dan komedi. Isi ceritanya memuat kesedihan sekaligus humor yang
menghibur penonton. Contoh cerita tragikomedi misalnya Sidang Susila karya Agus Noor dan Ayu Utami.
4. Bentuk Teater yang Lain
Selain ketiga bentuk teater di atas, terdapat juga pertunjukan teater dengan bentuk opera, farcebanyolan pertunjukan dengan gerak-gerak
lucu oleh pemainnya, sendratari, pantomim, teater minim kata, teater kontemporer, teater absurd, teater simbolis, teater surealis, teater epik,
teater yang anti-teater, dan sebagainya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan teater Nusantara berkembang dengan
pesat dan semakin memungkinkan terbukanya kesempatan untuk me- munculkan bentuk-bentuk teater modern yang lain.
Sumber:
Dokumentasi penulis
Gambar 5.5 Pertunjukan Teater Garasi dengan naskah TUK karya Bambang
Widoyo SP, naskah tragedi berbahasa Jawa yang dipentaskan dengan teknik
pertunjukan teater Barat.
Bab 5 - Seni Teater Nusantara 55
Kamu sudah mempelajari beberapa bentuk teater yang berkem- bang di Nusantara. Untuk menambah kreativitasmu, kerjakan tugas
berikut ini 1. Ingat-ingatlah kembali pertunjukan teater yang pernah kamu
tonton Sebutkan judul dan berdasarkan wujud pertunjukan serta isinya, termasuk bentuk apakah teater tersebut?
2. Sebutkan berbagai bentuk teater yang pernah kamu saksikan melalui televisi dan analisislah mengapa kamu memasukkan
tayangan teater itu ke dalam bentuk tersebut 3. Perhatikan kutipan naskah lakon di bawah ini dan termasuk
kategori apakah kutipan naskah tersebut Kakek
: TIBA-TIBA DENGAN LEMAS DUDUK DI LANTAI. Aku bukan jendral. Aku hanyalah profesor yang
dilupakan, aku sampah dibuang. Nenek
: Jangan begitu Ayolah Bangkit dari lantai. Kakek
: Aku orang hina, tempatku di tanah. Nenek
: Tidak, yang di tanah cuma cacing, pahlawanku selalu berdiri di atas kedua kaki. Engkau pahlawan
Perancis, engkau pernah berjuang dan berperang untuk Perancis, engkau pernah mendapatkan Legion
d’honour, engkau harus berdiri.
Kakek : Hidupku hampa dan sia-sia.
Nenek : Putra Perancis berdirilah
Kakek : Aku orang terkutuk, aku tak punya anak, hidupku
200 tahun dan tak punya anak. Nenek
: TERPAKU. Dengan hormat, saya minta………… MULAI MENANGIS dengan hormat sayang,
dengan hormat manisku. Oh Kita tak boleh mena- ngis. Bulan akan luput dari mata, kereta kencana
akan tiba, kita tak boleh menangis, kita punya kebudayaan, kita tak boleh menangis TIBA-TIBA
Henryyyyy mari, inilah bayi kita menangis Henry.
Dikutip dari Kereta Kencana [Les Chaises] karya Eugene Ionesco, diterjemahkan W.S. Rendra
4. Pelajari kutipan naskah di atas dengan teman sebangku dan praktikkan di muka kelas