Hasil Analisis Nontes Hasil Penelitian

menunjukan perbedaan nilai antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini terlihat pada rata-rata nilai yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 78,01 dan kelas kontrol sebesar 74,02. Hasil analisis data nilai posttest pada uji normalitas menunjukan nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama terdistribusi normal. Pada uji homogenitas kedua data menunjukan data yang homogen atau populasi yang sama. Pengujian hipotesis pada data nilai posttest menggunakan uji Mann Whitney. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai signifikansi 2-tailed sebesar 0,012 dan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Hal ini menunjukan bahwa nilai signifikansi 2-tailed lebih kecil dari nilai taraf signifikansi, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing berbantuan video terhadap hasil belajar siswa pada konsep Hukum gravitasi Newton. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Luluk Mufidah yang menunjukan peningkatan hasil belajar kognitif siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dan animasi dengan program Moodle. 1 Persentase kemampuan kognitif posttest menunjukan bahwa terdapat peningkatan pada setiap jenjang kognitif pada kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas kontrol mengalami peningkatan dengan C1 sebesar 0,64 , C2 sebesar 0,64, C3 sebesar 0,65, dan C4 sebesar 0,60. Peningkatan tertinggi terdapat pada jenjang konitif C3, terendah pada jenjang kognitif C4. Hal ini dikarenakan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah, diawali penyajian fenomena secara verbal dengan bantuan powerpoint, siswa lebih terfokus pada penyampaian informasi yang disampaikan oleh guru. Dalam pembelajaran siswa menggunakan lembar diskusi siswa yang berisi latihan soal yang harus dikerjakan secara berkelompok. Lembar diskusi yang diberikan berupa kumpulan soal yang harus dipecahkan oleh siswa. Sehingga pada jenjang kognitif C3 siswa dapat menerapkan rumus-rumus dalam sebuah memecahkan permasalahan. Sementara pada jenjang terendah kemampuan C4 menganalisis, pemahaman siswa hanya berasal dari 1 Luluk Mufidah, Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Program Moodle untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Sains, Vol. 2 1, 2014, h. 18. informasi yang diberikan oleh guru sehingga kemampuan menganalisis mereka belum terasah, kemampuannya sebatas dapat memasukan angka ke rumus saja. Selain itu pembelajaran menggunakan metode ceramah hanya memaksimalkan daya pendengaran siswa. Hal ini sesuai dengan kerucut pengalaman Dale yang menyatakan bahwa kemampuan meningkat 10 dari proses membaca, 20 dari apa yang kita dengar, 30 dari apa yang kita lihat, 50 dari apa yang kita lihat dan dengar, 70 dari apa yang kita katakana dan tulis, dan 90 dari apa yang dilakukan. 2 Sehingga dalam metode ceramah kemampuan meningkat sebesar 20. Peningkatan kemampuan kognitif pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C1 sebesar 0,70 , C3 sebesar 0,66, dan C4 sebesar 0,70. Peningkatan tertinggi pada jenjang kognitif C4 dan C1, hal ini terjadi dikarenakan pada kelas eksperimen pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing berbantuan video, memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara langsung dalam memahami dan mengkonstruk konsep yang dajarkan. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing siswa agar aktif membangun pemahamannya sendiri dengan kegiatan praktikum dan diskusi. Pesatnya perkembangan arus informasi dan media komunikasi membuat siswa secara aktif mencari informasi yang mereka butuhkan dalam belajar. 3 Pada pembelajaran ini siswa melakukan praktikum, dipandu dengan LKS yang disesuaikan dengan tahapan inkuiri terbimbing yaitu, merumuskan masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, menganalisis data dan membuat kesimpulan. LKS ini mampu memberiakn panduan secara konkret dari meteri yang abstrak. Penyajian materi secara konkret membantu siswa dalam menganalisis hubungan materi, rumus dan percobaan yang dilakukan dalam pembelajaran. Hubungan-hubungan ini tentu akan merangsang siswa dalam memecahkan permasalahan pada jenjang kognitif yang lebih tinggi, karena proses menganalisis merupakan kecakapan yang kompleks, memanfaatkan ketiga 2 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, h. 19. 3 A. Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains, Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013, h.170. kemampuan jenjang kognitif sebelumnya, yaitu mengingat, memahami dan menerapkan. 4 Selain meningkatkan hasil jenjang kognitif C4 pembelajaran ini meningkatkan jenjang kognitif C1 mengingat. Hal ini dikarenakan pembelajaran berbantuan video memberikan visualisasi konkret bagi banda-benda yang jauh dan sulit dijangkau. Sehingga membantu siswa dalam mengingat materi pelajaran dengan baik. Hasil ini didukung oleh hasil angket respon siswa pada indikator penggunaan video dalam proses pembelajaran yang memperoleh persentase lebih besar dibandingkan indikator lain yaitu sebesar 78. Pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video ini memberikan peningkatan pada jenjang kognitif C3 menerapkan. Peningkatan ini dikarenakan pembelajaran dilengkapi dengan latihan soal-soal yang terkait materi yang diajarkan. Pengerjaan latihan ini dilakukan secara berkelompok. Apabila siswa telah menyelesaikan soal dapat segera maju dan menuliskannya dipapan tulis. Sehingga setiap kelompok berlomba-lomba dalam menyelesaikan soal yang diberikan Hasil angket respon siswa menunjukan bahwa siswa merespon positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini terbukti dengan hasil angket respon siswa tehadap pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video sebesar 72,11 baik, untuk tampilan dan penggunaan video dalam pembelajaran sebesar 75,13 baik, dan penyajian konsep materi dalam bembelajaran sebesar 74,34 baik. Sehingga secara keseluruhan respon siswa terhadap pembelajaran sebesar 73,86 dalam kategori baik. Pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa terlihat dari nilai kognitif yang meningkat. Selain itu pada aspek psikomotor dan aspek afektif di setiap pertemuan mengalami peningkatan dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer secara keseluruhan dengan rata- rata sebesar 77,33. Secara umum pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video memiliki kelebihan dapat memvisualisasikan konsep Hukum gravitasi 4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 27.