Hakikat Belajar Media Pembelajaran

2 Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri, sehingga siswa diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri. 3 Tujuan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan pemikiran sebagai bagian dari proses mental.

b. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dalam menemukan jawaban dari suatu permasalahan. Hal ini dikarenakan model pembelajaran inkuiri memiliki kelebihan yaitu sebagai berikut: 15 1 Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa secara seimbang, sehingga pembelajaran ini lebih bermakna. 2 Dapat memberi ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3 Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. 4 Sesuai dengan pekembangan psikologi pembelajaran yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman. Selain itu menurut Roestiyah keunggulan dari pembelajaran inkuiri adalah d apat membentuk dan menggembangkan “self concept” pada diri siswa, membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru, mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja sehingga dapat bersifat objektif, jujur dan terbuka, mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri, memberi kepuasan yang bersifat interinsik, memberi stimulus siswa untuk belajar, memberikan kebebasan siswa sehingga lebih mandiri, menghindari cara- cara belajar yang tradisional dan mengembangkan bakat atau kecakapan siswa. 15 Ibid., h.208.

c. Keterbatasan Model Pembelajaran Inkuiri

Selain memiliki kelebihan adapun kelemahan dari pembelajaran inkuiri diantaranya sebagai berikut: 16 1 Sulitnya mengontrol kegiatan siswa dalam pembelajaran dan memantau keberhasilan siswa. 2 Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbenturnya dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 3 Membutuhkan waktu yang panjang untuk mengimplementasikannya. 4 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran akan sulit diimplementasikan.

d. Jenis-jenis Model Pembelajaran Inkuiri

Standard for Science Teacher Preparation membedakan tingkatan inkuiri kedalam 3 tingkatan, yaitu: 17 1 DiscoveryStructured Inquiry Dalam tingkatan ini tindakan utama guru ialah mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil. 2 Guide Inquiry Tahap guided inquiry mengacu pada tindakan utama guru ialah mengajukan permasalahan, siswa mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah. 3 Open inquiry Tindakan utama ialah guru memaparkan konteks penyelesaian masalah kemudian siswa yang mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah. Menurut Alan Colburn membagi inkuiri menjadi 4 macam yaitu sebagai berikut: 18 16 Sanjay, loc.cit. 17 National Science Teachers Association, Standard for Science Teacher Preparation, 2016, p. 18, www.nsta.org. 18 Alan Colburn, loc. cit. 1 Structured Inquiry Dalam inkuiri terstruktur, guru mengarahkan siswa dalam melakukan percobaan dengan terlebih dahulu menentukan parameter dan prosedur kerja beserta alat dan bahan. 2 Guided Inquiry Guru memberikan suatu tema permasalahan dan memberitahukan bahan-bahan yang dibutuhkan, tetapi tidak memberikan prosedur kerja. 3 Free Inquiry Siswa memformulasikan suatu permasalahan dan menentukan sendiri alat, bahan dan prosedur kerjanya. 4 Learning Cycle Siswa dilibatkan dalam aktivitas pengenalan konsep baru. Guru kemudian menyediakan permasalahan sehingga siswa dapat menemukan konsep dengan konteks yang berbeda. Untuk meningkatkan pembelajaran inkuiri dapat ditimbulkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 19 1 Membimbing kegiatan laboratorium Guru memberikan petunjuk yang luas kepada siswa dan sebagian besar perencanaannya dibuat oleh guru. Siswa melakukan kegiatan penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang ditetapkan guru. 2 Modifikasi inkuiri Guru hanya menyediakan masalah-masalah dan menyediakan alat bahan yang diperlukan untuk memecahkan masalah secara perseorangan maupun kelompok. Bantuan yang diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa dapat berpikir dan menemukan cara penelitian yang tepat. 3 Kebebasan inkuiri Siswa mempelajari dan mengerti tentang bagaimana memecahkan suatu permasalahan dan memperoleh pengetahuan cukup tentang mata pelajaran tertentu. Guru mengundang siswa melibatkan diri dalam kegiatan kebebasan 19 Roestiyah, op. cit., h.77-79. inkuiri kemudian siswa mengidentifikasi dan merumuskan macam-macam masalah yang akan dipelajari. 4 Inkuiri pendekatan peranan Siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah yang cara-caranya serupa dengan cara yang biasa digunakan oleh ilmuan. Siswa diberi permasalahan dan pertanyaan yang telah direncanakan dengan teliti, mengundang siswa dalam kegiatan merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, menetapkan pengawasan dan seterusnya. 5 Mengundang ke dalam inkuiri Proses kegiatan melibatkan siswa dalam dalam tim-tim yang terdiri dari 4 anggota untuk memecahkan masalah, masing-masing anggota diberi tugas suatu peran yang berbeda beda seperti: koordinator tim, penasihat teknis, merekam data dan proses penilaian. 6 Teka-teki bergambar Salah satu teknik yang digunakan untuk motivasi dan mengambil perhatian siswa dalam diskusi kelompok kecil. Hal ini dapat meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa. 7 Synectics lesson Synectics memusatkan pada keterlibatan siswa dalam membuat berbagai macam bentuk kiasan supaya membuka intelegensinya dan mengembangkan daya kreativitasnya. 8 Kejelasan nilai-nilai Evaluasi diadakan untuk mengetahui keuntungan pendekatan ini terutama menyangkut sikap, nilai-nilai dan pembentukan self concept siswa.

3. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Model inkuiri terbimbing Guide Inquiry merupakan model pembelajaran dengan tahapan mengacu pada tindakan utama guru yaitu mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalahnya. 20 Sehingga 20 Zulfiani, op.cit., h.122. dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertindak secara aktif mencari jawaban dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Adapun menurut Massialas inkuiri terbimbing merupakan metode pengajaran yang dapat membuat siswa bergerak identifikasi masalah, berhipotesis, merumuskan hipotesis, pengumpulan data, verifikasi hasil dan menarik kesimpulan. 21 Model ini merupakan jenis model yang menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas untuk membantu siswa. Siswa dituntut untuk mengembangkan cara kerja dalam mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. 22 Kuhlthau, Maniotes, dan Caspari menyatakan bahwa inkuiri terbimbing adalah inkuiri yang dibimbing oleh guru agar siswa mendapat pemahaman yang mendalam dan pandangan pribadi melalui berbagai sumber informasi. 23 Selain itu inkuiri terbimbing adalah pembelajaran yang direncanakan dengan hati-hati, diawasi dan ditargetkan dari tim pustakawan sekolah dan guru kepada siswa, dipandu kurikulum berbasis unit penyelidikan yang mendalam dan pemahaman yang mendalam dari topik mereka. 24 Pada inkuiri terbimbing peran guru diubah menjadi pemandu, mereka bekerja sama dengan siswa dalam mendefinisikan pertanyaan permasalahan dan memberikan nasehat mengenai prosedur dan pelaksanaan. Siswa harus memiliki pengalaman sebelumnya untuk dapat bekerja secara independen 25 Pembelajaran inkuiri terbimbing menjadikan guru seorang fasilitator yang menentukan permasalahan, menyediakan segala sesuatu, fakta-fakta dan meminta siswa untuk menentukan prosedur kerja, membuat generalisasi dan melaporkan 21 Bakke M. Matthew, dkk., A Study On The Effects of Guided Inquiry Teaching Method On Students Achievement in Logic, International Researchers, Vol. 2 1, 2013, 136. 22 Jufri, op.cit., h.98. 23 Carol C. Kuhlthau, “Guide Inquiry: School Libraries in the 21 th Century”, School Libraries Worldwide, Vol. 16 1, h. 23. 24 Ross J. Tood, et. All., A toolkit and Handbook For Tracking and Assessing Student Learning Outcomes of Guide Inquiry Through The School Library. Rutgers University: Institute for Museum and Library Service, 2005, h. 8. 25 Josef Trna, dkk., Implementation of Inquiry-Based Scince Education in Science Teacher Training, Journal of Education and Instructional Studies in the World, 2012, p. 201. hasil. 26 Adapun komponen-komponen inkuiri terbimbing menurut Igelsurd dan Leonard terdapat empat macam yaitu pengenalan, bahan, prosedur dan diskusi. 27 Keingintahuan akan mengarahkan siswa pada proses inkuiri karena dapat memunculkan pertanyaan atau masalah serta usaha untuk menemukan jawaban dari pertanyaan permasalahan. Bertanya adalah cara untuk menciptakan rasa ingin tahu pada siswa. Oleh karena itu pendidik harus mampu menjadi penanya yang baik dan bukan sekedar penjawab pertanyaan. Selain itu mereka dapat memfasilitasi siswa dalam proses pencarian dan perumusan jawaban atas pertanyaaan yang diberikan. Peranan aktif dari siswa sangat diperlukan agar dapat terpenuhi tujuan dari pembelajaran tersebut. Aktivitas jasmani dan mental dapat mendukung siswa dalam belajar. Aktivitas siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal seperti berikut ini: 28 a. Aktivitas visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi. b. Aktivitas lisan seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi dan menyanyi. c. Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah dan pengarahan. d. Aktivitas gerak, seperti praktikum, melukis dan menari. e. Aktivitas menulis, seperti mengarang, membuat makalah, dan menulis hipotesis. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan untuk berperan aktif dalam mengontruk pemahamannya sendiri, memecahkan masalah dan menentukan proses penyelesaiannya sendiri yang didapat dari beberapa sumber informasi. Dimana guru hanya memilih topik atau bahasan, pertanyaan dan menyediakan materi. 26 Jufri, op. cit., h. 97. 27 Irinoye, dkk. Relative Effectiveness of Guided Inquiry and Demontration Methods on Students Performance in Practical Chemistry in Secondary Schools in Osun State, Nigeria. Advances in Social Science Reaserch Journal, Vol. 2 2. 2014. p. 22. 28 Usman, op.cit., h. 22.

a. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Berikut tahapan pembelajaran inkuiri berdasarkan kemampuan yang dinyatakan oleh Eggen dan Kauchak, sebagai berikut: 29 1 Mengajukan pertanyaan Kegiatan inkuiri dimulai dari permasalahan yang diajukan. Pada tahap ini guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan mengelompokan siswa. Guru memberikan suatu fenomena dan mengajukan permasalahan. 2 Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memberi pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan. 3 Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan. 4 Melakukan percobaan Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan. 5 Mengumpulkan dan menganalisis data Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. 6 Membuat Kesimpulan Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh.

4. Media Pembelajaran

Istilah media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk 29 Trianto, op.cit., h.172. mengungkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. 30 Dengan kata lain media memiliki peran sebagai pembawa atau penghubung dari satu sisi ke sisi yang lain. Media pembelajaran berperan sebagai alat pembawa pesan the carriers of message dari beberapa sumber saluran ke penerima pesan the receiver of the message. 31 Selain itu media pembelajaran dapat dipahami sebagai salah satu alat yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. 32 Menurut Seels dan Glasgow pengelompokan jenis media dilihat dari segi perkembangan teknologi dibagi menjadi dua kategori, yaitu sebagai berikut: 33 a. Media Tradisional 1 Visual diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi opaque tak tembus pandang, proyeksi overhead, slides, dan filmstrips. 2 Visual yang diproyeksikan yaitu gambar, poster, charts, grafik, diagram, dan papan info. 3 Audio yaitu rekaman piringan dan pita kaset. 4 Penyajian multimedia yaitu slide plus suara tape dan multi-image. 5 Visual dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televisi, dan video. 6 Cetak yaitu buku cetak, modul, workbook, majalah ilmiah, dan lembar lepas. 7 Permainan yaitu teka-teki, simulasi, dan permainan papan. 8 Realia yaitu model, dan contoh. b. Media Media Teknologi Mutakhir 1 Media berbasis telekomunikasi yaitu telekonfren, dan kuliah jarak jauh. 2 Media berbasis mikroprosesor yaitu computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hypermedia, dan compact disc. 30 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2013, Cet. 16, h. 3. 31 Trianto, op.cit., h. 234. 32 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, h. 7. 33 Arsyad, op.cit., h. 35. Secara umum manfaat dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikur: 34 a. Memperjelas penyajian pesan dan informasi. b. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa. c. Mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, seperti misalnya: 1 Objek yang terlalu besar, dapat digantikan dengan gambar, foto, slide, realita, film atau model. 2 Objek yang terlalu kecil, dibantu dengan proyektor mokro, film atau gambar. 3 Kejadian yang langka terjadi dimasa lalu, dapat ditampilkan dengan melalui rekaman video, film, foto ataupun secara verbal. 4 Objek terlalu rumit, dapat ditampilkan secara konkret melalui model, atau simulasi komputer. 5 Kejadian yang dapat membahayakan, dapat ditampilkan secara simulasi komputer. 6 Peristiwa alam yang membutuhkan waktu cukup panjang, dapat ditampilkan melalui film, video atau simulasi komputer. d. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa di lingkungan mereka. Selain itu menurut Trianto media pembelajaran dapat memberikan manfaat pada pembelajaran di kelas, diantaranya sebagai berikut: 35 a. Bahan disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa dan tidak bersifat verbalistik. b. Metode pembelajaran lebih bervariasi. c. Siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktivitas. d. Pembelajaran lebih menarik. e. Mengatasi keterbatasan ruang. Prinsip penggunaan media pada kegiatan belajar mengajar adalah media yang digunakan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran. 34 Ibid., h. 29. 35 Trianto, loc. cit. Penggunaan ini harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Adapun prinsip yang harus diperhatikan sebagai berikut: 36 a. Media digunakan harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Media digunakan sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi memiliki kekhasan dan kekompleksan tersendiri. c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa. Guru perlu memperhatikan kemampuan dan gaya belajar murid-muridnya. d. Media yang digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien. e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.

5. Media Video

a. Pengertian Media Video

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia video diartikan sebagai rekaman gambar hidup atau program televisi. 37 Dengan kata lain video merupakan tayangan gambar yang bergerak yang disertai suara. Media video merupakan salah satu media audio visual yang melibatkan indera pendengaran dan pengelihatan dalam satu proses. 38 Menurut Arief S. Sadiman video digunakan sebagai peralatan pemain ulang play back dari suatu program rekaman. 39 Penyajian video dalam memudahkan dalam memaparkan informasi, menjelaskan kosep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap. 40 Kemampuan video dalam memanipulasi waktu dapat mengajak siswa untuk menjelajahi waktu dan tempat. Objek-objek yang terlalu kecil, terlalu besar, berbahaya dan bahkan tidak dapat dikunjungi dapat 36 Sanjaya, op.cit., h.173. 37 Dendy Sugono, dkk., Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h. 1608. 38 Yuhdi Munadhi, op.cit., h. 56. 39 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h.282. 40 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia,2013 h.64. disajikan melalui video. Selain itu media video memiliki tujuan dalam penyampaian pembelajaran. Adapun hubungan media video dengan tujuan pembelajaran sebagai berikut: 41 1 Memberikan pengalaman tak terduga kepada siswa. 2 Memperlihatkan sesuatu yang awalnya tidak bisa dilihat. 3 Menampilkan studi kasus tentang kehidupan sebenarnya yang dapat memicu diskusi. 4 Menunjukan penggunaan alat atau perkakas. 5 Memberikan pengalaman kepada siswa untuk merasakan suatu keadaan.

b. Kelebihan media video

Media video memiliki beberapa kelebihan dalam penggunaanya. Kelebihan media video, sebagai berikut: 42 1 Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu. 2 Video dapat diulangi bila perlu menambah kejelasan. 3 Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat. 4 Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. 5 Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. 6 Memperjelas hal-hal abstrak dan memberi gambaran yang lebih realistik 7 Mempengaruhi emosi seseorang. 8 Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan. 9 Semua siswa dapat belajar menggunakan video 10 Menumbuhkan motivasi dan minat dalam belajar. 11 Dengan video penampilan siswa dapat dilihat kembali dan dievaluasi. Selain itu kelebihan video menurut Arief S. Sadiman sebagai berikut: 43 1 Dapat menarik perhatian siswa. 2 Dengan alat perekam pita video, sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari para ahli. 41 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2013, h.302. 42 Munadhi, op.cit., h. 127. 43 Sadiman, h. 74-75. 3 Demonstrasi yang sulit dapat dipersiapkan dan direkam sebelumnya sehingga pada waktu mengajar guru dapat memusatkan perhatian siswa. 4 Menghemat waktu dan rekaman dapat di putar berulang-ulang. 5 Keras lemahnya suara dapat diatur dan disesuaikan. 6 Dapat mengamati objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya. 7 Video dapat dihentikan untuk diamati dengan seksama. 8 Ruangan tidak perlu digelapkan untuk penyajiannya. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan kelebihan media video adalah dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu serta menjelaskan peristiwa secara jelas sehingga dapat memotivasi siwa dalam proses pembelajaran.

c. Kekurangan Media video

Selain kelebihan yang dimiliki oleh video, media ini pun memiliki kekurangan sebagai berikut: 44 1 Perhatian penonton sulit dikuasai. 2 Sifat komunikasi bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain. 3 Kurang mampu menampikan detail dari objek yang disajikan secara sempurna. 4 Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.

6. Hakikat Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan informasi tentang karakteristik, tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap sejumlah stimulus atau pertanyaan. 45 Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah akan tampak perubahan pada aspek pengetahuan, pengertian, kebiasaan, 44 Ibid. 45 Harun Rasyid dan Mansur, Penelitian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima, 2009, h. 11. keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti dan sikap. Adapun Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu: 46 1 Ketrampilan atau kebiasaan. 2 Pengetahuan dan pengertian. 3 Sikap dan cita-cita. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Untuk ranah kognitif didasarkan pada ranah kognitif Taksonomi Bloom yang telah direvisi. Kategori dalam ranah sebagai berikut: 47 1 Mengingat Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang kompleks. 2 Memahami Siswa dapat memahami bila mereka dapat mengkontruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik tulisan maupun lisan yang disampaikan melalui pembelajaran, buku, atau layar komputer. Proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. 3 Mengaplikasikan Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan proses prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah mengeksekusi atau melaksanakan dan mengimplementasikan. 46 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. 14, h. 22. 47 Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl eds, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 99-128.