valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur.
8
Dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, maka dapat diketahui dengan pasti
butir mana yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya.
9
Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah koefisien biserial dengan rumusan:
10 �
= � − �
√ Keterangan :
r
pbi
= koefisien biserial M
p
= rerata skor dari subjek yang menjawab benar dibagi item yang dicari validasinya
M
t
= rerata skor total S
t
= standar deviasi dari skor total p
= proporsi siswa yang menjawab benar q
= proporsi siswa yang menjawab salah q= 1-p
Tabel 3.5 Interpretasi Validitas
11
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,80 r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 r ≤ 0,80 Tinggi
0,40 r ≤ 0,60 Cukup
0,20 r ≤ 0,40 Rendah
0,00 r ≤ 0,20 Sangat Rendah
Hasil uji validasi instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Statistik
Butir Soal
Jumlah soal 40
Jumlah siswa 30
Nomor yang valid 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14,
16, 17, 18, 20, 21, 24, 25, 28, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40
Jumlah soal yang valid 25
Persentase soal yang valid 62,5
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2015, cet ke-4, h.73.
9
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Penddikan dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Kencana, 2011, h. 271.
10
Arikunto, op.cit., h. 93.
11
Ibid., h. 89.
……………….…3.1
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
12
Uji ini menggunakan formula Kuder
– Richardson yaitu rumus K-R 20, adalah sebagai berikut :
13
= −
² − ∑ ²
S standar deviasi dapat dicari menggunakan rumus : S =
√∑ �
Keterangan : r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan p
= proposi subjek yang menjawab item dengan benar q
= proposi subjek yang menjawab item dengan salah ∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes Klasifikasi untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas suatu tes adalah
sebagai berikut:
14
Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas Rentang nilai
Kategori
0,00 r ≤ 0,20
Sangat rendah 0,20
r ≤ 0,40 Rendah
0,40 r ≤ 0,60
Cukup 0,60
r ≤ 0,80 Tinggi
0,80 r ≤ 1,00
Sangat tinggi Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai reliabilitas
instrumen tes ini sebesar 0,89. Nilai ini termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian, instrumen tes ini layak digunakan dalam penelitian.
12
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2013, h. 55.
13
Arikunto, op.cit., h.115.
14
Guilford, Fundamental Statistics in Psycology and Education, New York: Mc-graw Hill, 1985, h. 86-88.
…………….…3.2
…………….…3.3
c. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran butir soal digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dalam sebuah instrumen. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sukar. Jika soal terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berpikir lebih tinggi. Sebaliknya jika soal terlalu sukar membuat siswa putus asa
dan malas mengerjakan. Untuk menghitung taraf kesukaran suatu butir soal yang digunakan rumus sebagai berikut:
15
� = Keterangan :
P = taraf kesukaran butir soal B = jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis
JS = jumlah peserta tes
Kriteria yang digunakan untuk menentukan jenis kesukaran butir soal adalah sebagai berikut
16
:
Tabel 3.8 Interpretasi Taraf Kesukaran Rentang nilai
P Kategori
p ≤ .
Soal sukar 0.3 p
≤0.70 Soal sedang
p 0.07 Soal mudah
Hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.9 Hasil Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kategori
Butir Soal Jumlah Soal
Persentase
Mudah 12
30 Sedang
17 42,5
Sukar 11
27,5
Jumlah 40
100 d.
Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya
15
Arikunto, op.cit., h. 223.
16
Ibid., h. 225.
……………….…3.4