Pengembangan Karir dengan Turnover intention

4. Pengembangan Karir dengan Turnover intention

Pengembangan karir atau kesempatan promosi menjadi salah satu komponen yang menentukan tingkat kepuasan seorang perawat. Perawat yang mendapatkan kesempatan karir yang luas akan mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan yang baru yang hal tersebut akan berdampak kepada naiknya jabatan dan kompensasi yang diterimanya. Perawat yang merasa terpuaskan dengan kesempatan karir yang diberikan oleh RS akan tetap bertahan di RS tersebut dan enggan untuk meninggalkan RS begitupula sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.24, menunjukkan bahwa perawat yang tidak puas dengan pengembangan karir dan memiliki niat untuk keluar dari RS Brawijaya lebih banyak dibandingkan dengan perawat yang menyatakan puas terhadap pengembangan karir yaitu sebanyak 38 67.9. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0.023 0.05 maka dapat disimpulkan variabel kepuasan terhadap pengembangan karir berhubungan signifikan dengan turnover intention. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hunter, Felix dan Tan 2008 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara jenjang karir dengan turnover intention. Artinya seseorang yang mendapatkan kesempatan promosi sesuai dengan yang diinginkan akan merasa puas dan keingianan untuk keluarnya rendah. Demikian juga dengan Donakker et. Al 2002 dalam Purbowo 2006 menyebutkan bahwa pegawai yang diberikan kesempatan terbatas terhadap jenjang karir akan lebih tinggi turnover intentionnya dibandingkan dengan pegawai yang diberikan jenjang karir yang luas. Pengembangan karir merupakan faktor penting terhadap ada atau tidak ada niat untuk keluar. Semakin luas kesempatan karir yang diberikan oleh RS kepada perawat maka akan semakin puas dalam bekerja yang nantinya berakibat pada tetap bekerjanya perawat di RS. Pengembangan karir yang ada di RS Brawijaya terhitung cukup lama dan sedikit. Jabatan yang tersedia pada perawat antara lain adalah koordinator tiap unit dan manajer. Kecilnya peluang untuk naik jabatan dan peningkatan jenjang karir ini tentu saja membuat perawat di RS Brawijaya merasa tidak puas terhadap pengembangan karir yang diberikan oleh RS sehingga perawat banyak yang memiliki niat untuk keluar. Rasa ketidakpuasan perawat terhadap pengembangan karir di RS brawijaya dapat ditunjukkan pada tabel 5.14 pada poin 1 dan 3 dimana 50 lebih perawat menjawab tidak puas dan sangat tidak puas terhadap kesempatan yang diberikan oleh RS dalam meningkatkan jenjang karir ataupun pendidikan. Ketidakpuasan tersebut menyebabkan banyak perawat yang memiliki niat untuk keluar dari RS Bawijaya. Untuk itu, sebaiknya manajemen RS Brawijaya mengembangkan dan memberikan kesempatan karir bagi perawat- perawat baru.

5. Rekan Kerja dengan Turnover intention