3. Supervisi dengan Turnover intention
Hubungan antara supervisor atau atasan dengan bawahan merupakan salah satu faktor yang menentukan keinginan untuk tetap
atau meninggalkan organisasi. Perawat yang mendapat arahan dan pengawasan yang baik dari supervisor akan lebih merasa terpuaskan
dibandingkan dengan perawat yang tidak mendapat perhatian oleh supervisornya. Perawat yang merasa terpuaskan akan cenderung untuk
tetap berada di organisasi dibandingkan dengan perawat yang tidak mendapat perhatian dari supervisornya.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.23, menunjukkan bahwa perawat yang tidak puas dengan supervisi dan memiliki niat
untuk keluar dari RS Brawijaya berjumlah 31 63.3, angka ini tidak berbeda jauh dengan perawat yang menyatakan puas terhadap
supervisi dan memiliki niat untuk keluar dari RS Brawijaya yaitu berjumlah 24 51.1.
Dari hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0.316 0.05 maka dapat disimpulkan variabel kepuasan terhadap supervisi tidak
berhubungan signifikan dengan turnover intention. Hasil penelitian ini tidak sejalan sejalan dengan penelitian Flitcher 2001 dalam Coomber
dan Barribal 2006 yang menyatakan bahwa kepuasan terhadap supervisi secara konsisten berhubungan dengan turnover intention.
Hubungan ini sangat relevan dikaitkan dengan lingkungan kerja. Flitcher 2001 menyatakan bahwa ketidakpuasan kerja terjadi ketika
atasan tidak bisa memberikan penghargaan atau dukungan, tidak menghargai dan mengabaikan masalah yang dihadapi oleh stafnya.
Kepuasan terhadap supervisi pada perawat di RS Brawijaya sebagian besar menjawab puas yaitu sebanyak 47 49 hanya
berbeda sedikit pada perawat yang menyatakan tidak puas yaitu sebanyak 49 51. Hal ini dikarenakan sebagian besar perawat masih
tidak puas terhadap penghargaan penghargaan yang diberikan oleh atasan dan kebebasan dalam mengambil keputusan yang dapat dilihat
dari jawaban pada pertanyaan nomor 2 dan 3. Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang diungkapkan
oleh Coomber dan Barribal 2006 yang mengungkapkan bahwa kepuasan terhadap supervisi mempengaruhi keinginan seseorang untuk
keluar. Hal ini dikarenakan kepuasan itu bersifat subjektif dimana setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda dan
karena adanya faktor lain diluar kepuasan kerja yang turut mempengaruhi keinginan seseorang untuk keluar dari organisasi,
seperti ketersediaan lapangan pekerjaan di luar organisasi, dan faktor diluar organisasi.
4. Pengembangan Karir dengan Turnover intention