Keterbatasan Penelitian Gambaran Turnover Intention Perawat di RS Brawijaya Tahun 2013

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Dalam proses pelaksanaan penelitian, terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi oleh peneliti yang menjadi keterbatasan penelitian, diantaranya adalah: 1. Peneliti tidak bisa mengawasi dan mendampingi perawat saat mengisi kuesioner, dikarenakan waktu pengisian kuesioner ditentukan oleh masing-masing koordinator. 2. Kuesioner yang disebarkan kepada perawat diisi sendiri oleh perawat yang bersangkutan dan peneliti tidak mempunyai kesempatan untuk bertanya secara langsung kepada perawat dan memastikan apakah pengisian kuesioner sesuai dengan kenyataan. 3. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di RS tempat penelitian dan jumlah sampel kurang dari jumlah sampel ideal. Hal ini dikarenakan sulitnya izin birokrasi dan terbatasnya waktu penelitian.

B. Gambaran Turnover Intention Perawat di RS Brawijaya Tahun 2013

Turnover intention perawat merupakan keinginan atau niat perawat untuk keluar dari organisasi tempat dia bekerja. Turnover intention perawat dapat berakibat pada turnover secara nyata. Sebelum perawat memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya, proses tersebut didahului oleh sikap seperti sering berfikir untuk keluar, sering mencari informasi pekerjaan di tempat lain, dan dipengaruhi oleh ketersediaan lapangan pekerjaan di luar organisasi. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Mobley, Horner, dan Hollingworth 1978 dalam Munandar 2001, bahwa niat untuk meninggalkan pekerjaan didasari oleh karena ketidakpuasan kerja di tempat dia bekerja yang kemudian akan menimbulkan pemikiran untuk keluar dari organisasi dan keinginan untuk mencari alternatif pekerjaan di tempat lain. Suhanto 2009, juga menyebutkan bila ada kesempatan kerja di tempat lain yang lebih menarik maka ia akan keluar dan berpindah ke perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Edwards dan Forbush 2002 dalam Ratri 2008, menunjukkan bahwa keinginan untuk melakukan sesuatu merupakan anteseden utama terhadap perilaku nyata. Banyak penelitian yang telah menjelaskan keterkaitan antara turnover intention dengan turnover, dimana predictor terbaik dari perilaku individu turnover adalah ukuran tingkat keinginannya turnover intention dalam menunjukkan perilaku tersebut Mobley, 1986. Berdasarkan hasil penelitian yaitu pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa perawat yang memiliki niat untuk keluar dari RS Brawijaya lebih banyak yaitu 55 orang 57.3, sedangkan perawat yang tidak memiliki niat untuk keluar dari RS Brawijaya berjumlah 41 orang 42.7. Hal ini menunjukkan lebih dari setengah perawat di RS Brawijaya memiliki niat untuk keluar meninggalkan rumah sakit. Jika hal ini terus dibiarkan, kemungkinan 57.3 perawat yang memiliki niat untuk keluar benar-benar akan keluar sehingga nantinya akan meningkatkan angka turnover perawat. Jika perawat yang berniat keluar ini 55 orang 57.3 benar-benar keluar nantinya, ini akan meningkatkan angka turnover dari 28.5 pada tahun 2012 menjadi 45 berdasarkan perhitungan Gillies, perawat yang ingin keluar 55 dibagi jumlah seluruh perawat 122 dan dikali 100. Angka ini telah melebihi batas optimum turnover menurut Gillies yaitu 10 dan menunjukkan turnover yang sangat tinggi. Jika ditelusuri dari masing-masing pernyataan mengenai turnover intention, sebagian besar perawat di RS Brawijaya menyatakan setuju dengan pernyataan yang diberikan. Pada pernyataan sering berfikir untuk keluar dari rumah sakit sekarang, perawat yang menjawab setuju dan sangat setuju berjumlah 39 orang 39.6. Hal ini menunjukkan bahwa ada 39 perawat yang sering berfikir untuk keluar dari RS Brawijaya dan perawat yang menjawab setuju dan sangat setuju dengan pernyataan sering mencari informasi lowongan pekerjaan ditempat lain sebesar 55 orang 57.3, hal ini berarti lebih dari setengah perawat di RS Brawijaya sering mencari lowongan pekerjaan di tempat lain. Untuk perawat yang menyatakan setuju dan sangat setuju pada pernyataan akan keluar dari rumah sakit ini jika terdapat kesempatan yang lebih baik berjumlah 70 orang 72.9 dan perawat di RS Brawijaya yang berniat untuk keluar dalam waktu dekat berjumlah 26 orang 27. Dari hasil penelitian di atas mengindikasikan bahwa cukup banyak perawat yang berniat untuk keluar dari RS Brawijaya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Mobley, Horner dan Holligsworth 1978 dalam Munandar 2001 yang menunjukkan bahwa niat seseorang untuk meninggalkan pekerjaan didasari karena ketidakpuasan kerja yang akhirnya akan menimbulkan pemikiran-pemikiran untuk meninggalkan pekerjaan, sering mencari informasi pekerjaan di tempat lain dan dipengaruhi oleh ketersediaan lapangan pekerjaan di luar organisasi. Jika di luar organisasi tempat perawat bekerja terdapat banyak peluang yang lebih bagus maka perawat akan terdorong untuk pindah ke tempat yang lebih menarik tersebut. Oleh karena itu, sebelum perawat yang berniat untuk keluar tersebut benar-benar keluar suatu waktu nanti, sebaiknya pihak rumah sakit lebih memperhatikan keadaan dan kesejahteraan perawat serta meningkatkan kepuasan kerja perawat sehingga tidak akan terjadi proses keinginan meninggalkan pekerjaan turnover intention.

C. Gambaran Aspek-Aspek Kepuasan Kerja Perawat di RS Brawijaya