Kebijakan Organisasi dengan Turnover Intention

maka dapat disimpulkan variabel kepuasan terhadap rekan kerja berhubungan signifikan dengan turnover intention. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Klaus, LeRouge dan Blanton 2003 dalam Hunter, Felix dan Tan 2008 menyatakan bahwa karyawan yang mempunyai hubungan pertemanan yang dekat pada saat bekerja akan lebih cenderung untuk tetap tinggal di organisasi. Darsono 2011 menyatakan bahwa dukungan social seperti rekan kerja dan supervisi berhubungan secara positif dengan kepuasan kerja dan berhubungan negatif dengan turnover intentionnya. Artinya semakin puas seseorang terhadap rekan kerja maka turnover intentionnya akan semakin rendah. Jumlah perawat yang menyatakan puas terhadap rekan kerja sebenarnya tidak berbeda jauh dengan perawat yang menyatakan puas. Namun perawat yang puas terhadap rekan kerja memang lebih sedikit yang memiliki niat untuk keluar. Hal ini membuktikan bahwa kepuasan terhadap rekan kerja dapat menurunkan niat seseorang untuk keluar dari pekerjaannya.

6. Kebijakan Organisasi dengan Turnover Intention

Kepuasan terhadap kebijakan organisasi merupakan salah satu faktor penentu keinginan keluarnya perawat dari suatu RS. Kepuasan terhadap kebijakan organisasi adalah kepuasan terhadap gaya manajemen yang diterapkan dalam organisasi dan kebijakan-kebijakan yang diberlakukan bagi pekerjanya. Perawat yang merasa puas terhadap kebijakan yang diterapkan oleh RS akan cenderung bertahan di RS tersebut dibandingkan dengan perawat yang kurang puas terhadap kebijakan di organisasinya. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.26, menunjukkan bahwa perawat yang tidak puas dengan kebijakan organisasi lebih banyak yang memiliki niat untuk keluar dari RS Brawijaya yaitu berjumlah 33 67.3, sedangkan perawat yang menyatakan puas terhadap kebijakan organisasi dan memiliki niat untuk keluar lebih sedikit yaitu berjumlah 22 46.8. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0.068 0.05 maka dapat disimpulkan variabel kepuasan terhadap kebijakan organisasi tidak berhubungan signifikan dengan turnover intention. Hasil penelitian ini tidak sejalan sejalan dengan Darsono 2011, yang menyebutkan bahwa kepuasan terhadap lingkungan kerja dan kebijakan organisasi berhubungan dengan keinginan untuk tetap atau keluar dari pekerjaannya. Mobley 1986 mengatakan perawat akan merasa puas bila diijinkan untuk mengontrol pekerjaan yang menjadi tanggungan mereka. Kebijakan organisasi seharusnya dapat dikatakan paling kuat dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja dan menurunkan turnover intention. Dikarenakan terdiri dari penyerahan sepenuhnya pengambilan keputusan kepada perawat terhadap tanggung jawab pekerjaannya dan pengaturan shift kerja serta perencanaan prosedur untuk manajemen keperawatan yang kesemuanya bisa memberikan kesempatan bagi perawat untuk mengasah atau meningkatkan keterampilan dan keahlian dalam pelayanan pasien yang berpengaruh pada prestasi kerja. Berdasarkan jawaban responden pada tabel 5.18, dapat dilihat bahwa 40 perawat menjawab tidak puas dan sangat tidak puas terhadap aturan dan prosedur, pemberitahuan terhadap perubahan yang ada dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan. Perawat yang tidak puas lebih banyak yang berniat untuk keluar. Sedangkan jumlah perawat yang puas terhadap kebijakan organisasi tidak berbeda jauh dengan perawat yang menyatakan tidak puas namun jumlah perawat yang puas tidak memilki perbedaan yang besar terhadap keinginan untuk keluar ataupun tidak. Hal tersebut yang mungkin menyebabkan hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori atau penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Veruswati 2011, menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara kepuasan terhadap kebijakan organisasi dengan turnover intention. Hal tersebut dikarenakan kepuasan kerja bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi dan secara teori dari semua aspek kepuasan kerja tersebut kepuasan terhadap kompensasi yang paling berpengaruh terhadap pertimbangan seseorang untuk keluar. Jadi, masih ada faktor lain selain kepuasan terhadap kebijakan organisasi yang dapat mempengaruhi keinginan seseorang untuk keluar dari pekerjaannya.

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Tingkat turnover intention perawat di RS Brawijaya cukup tinggi yaitu sebesar 57.3. Sebanyak 55 perawat menyatakan sering mencari informasi pekerjaan di luar RS dan 70 perawat menyatakan akan keluar dari RS jika ada kesempatan yang lebih baik. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik perawat dan kepuasan kerja perawat terhadap kompensasi, pekerjaan, pengembangan karir, dan rekan kerja. 2. Dilihat dari karakteristik perawat, perawat yang berumur muda =25tahun lebih banyak yaitu 56.3, perawat yang belum menikah jumlahnya sama dengan perawat yang sudah menikah, perawat di RS Brawijaya lebih banyak berstatus sebagai karyawan tetap yaitu sebanyak 54.2, dan perawat dengan masa kerja baru 3tahun lebih banyak dibandingkan dengan perawat yang mempunyai masa kerja lama =3tahun yaitu sebanyak 57.3.