kata‘eluh’ air mata pada baris -6yang dapat menguatkan imaji pembaca pada sesuatu yang dapat dilihat dengan indra penglihatan.
d. Majas atau gaya bahasa
Pada teks 15 di atas tidak ditemukan majas atau gaya bahasa.
e. Rima
Rima yang digunakan pada teks 15 di atas adalah sajak atau rima akhir “abcd”.
Jenis rima yang dipakai pada teks 13 di atas adalah rima onomatope, yang terdapatpada vokal u pada baris -1 dan -3 dan vokal e pada baris -2, yang merupakan
bunyi yang berat menekan, menyeramkan dan mengerikan seolah-olah seperti desau
atau bunyi burung hantu yang disebut cachophony.Kemudian penulis juga menemukan rima onomatope pada konsonan s pada baris -5, yang dapat
menyugesti timbulnya suasana mengejek, lembut, lancar dan kadang-kadang menimbulkan perasaan yang menyejukkan.
Teks 16. Tagan Dera : …..Aaah…..ulang mo dak ndaoh atemu Nan Tampuk Emas.
‘Tagan Dera: ……Aaah….janganlah bersedih Nan Tamouk Emas’
a. Diksi
Diksi atau pilihan kata pada teks 16 di atas keseluruhannya merupakan pilihan kata yang bersifat denotatif, yang terdapat pada kata ‘ulang’ jangandan ‘ndaoh ate’
bersedihbaris -1 merupakan kata denotatif karna menyatakan makna yang sebenarnya.
b. Imaji pencitraan atau daya bayang Imaji yang digunakan pada teks 16 di atas adalah imaji visual, yang terdapatpada
kata ‘ndaoh’ jauh pada baris -1.
c. Kata nyata atau kata konkret
Kata nyata atau kata konkret yang digunakan pada teks 16 di atas terdapat pada kata ‘ndaoh’ jauh pada baris -1, yang dapat menguatkan imaji pembaca pada suatu
imaji penglihatan. Pembaca dapat membayangkan bagaimana yang disebut dengan jauh.
d. Majas atau gaya bahasa
Penulis tidak menemukan majas atau gaya bahasa pada teks 16 di atas.
e. Rima Jenis rima yang digunakan pada teks 16 di atas adalah rima onomatope pada
konsonan s pada baris -1, yang dapat menyugesti timbulnya suasana mengejek, lembut, lancar dan kadang-kadang menimbulkan perasaan yang menyejukkan.
Teka 17.
Mate areen … Tah mate baremben kaduan mo berrumu ampun-ampun mo nange .
Enggo mo kidah berrumu i peldang en mengobah rupa, Malot mangan, malot mercabing.
Gennep mangan ko giam ulang ko lupa mengenget gerrar berrumu Enda…..nina…Aaah….tah.
‘ Mati hari ini…
Tah mati besok, lusa putrimu sibungsu oh ibu.
Sudah merubah rupa wajah putrimu dibukit ini, Tak ada makan, tak berselimut.
Setiap makan engkau janganlah lupa mengingat nama putrimu Ini…katanya….Aaah….tah.’
a. Diksi
Diksi atau pilihan kata yang digunakan pada teks 17 di atas terdapat pada pilihan kata ‘mengobah rupa’ merubah rupa pada baris -3, yang merupakan kata konotatif
yang mencitrakan makna wajah Nan Tampuk Emas yang telah berubah dari yang cantik menjadi wajah yang jelek. Selain dari kata konotatif yang disebutkan di atas
semua kata termasuk pilihan kata konotatif.
b. Imaji pencitraan atau daya bayang Terdapat imaji gerak pada kata ‘mangan’ makan pada baris -4 dan -5.
Imaji visual terdapat pada ‘peldang’ bukit’ dan ‘rupa’ wajah pada baris -3. c. Kata nyata atau kata konkret