Diksi Kata nyata atau kata konkret Majas atau gaya bahasa Rima

yang dapat menguatkan imaji pembaca untuk membayangkan , ikut merasakan dan melihat langsung bagaimana kehidupan di hutan dan hanya dapat makan buah kayu.

d. Majas atau gaya bahasa

Majas atau gaya bahasa yang digunakan pada teks 19 diatas adalah gaya bahasa repetis i, yang terdapat pada kata ‘berrumu’ putrimu pada baris 1,2,3,4 dan 6, kemudian pada kata ‘irasaken’ dirasakan pada baris -2, -3 dan -4 dan pada kata‘buah kayu’ buah kayu pada baris -2 dan -4.

e. Rima

Rima yang digunakan pada teks 19 di atas adalah rima akhir atau sajak “abcd”. Jenis rima yang dipakai pada teks 19 di atas adalah rima onomatope, yang terdapatpada vokalu pada baris -2 dan -4, yang merupakan bunyi yang berat menekan, menyeramkan dan mengerikan seolah-olah seperti desau atau bunyi burung hantu yang disebut cachophony. Selain itu penulis juga menemukan rima onomatope yang terdapat pada konsonan k pada baris -3 dan -5, yang memberikan sugesti akan suasana penuh kekerasan, gerakan yang tidak seragam, konflik namun kadang-kadang juga mengandung kebencian. Teks 20. Tagan Dera : ……Im asa ajari aku asa kubettoh adat manusia. ‘Tagan Dera: ………Itulah sebabnya ajari aku agar aku tahu adat manusia.’

a. Diksi

Diksi atau pilihan kata pada teks 20 di atas keseluruhan kata termasuk pada pilihan kata denotatif, seperti pada kata‘ajari’ ajari pada baris -1 merupakan kata denotatif karna menyatakan makna yang sebenarnya

b. Imaji

Imaji tidak terdapat pada teks 20 di atas.

c. Kata nyata atau kata konkret

Kata nyata tidak terdapat pada teks 20 di atas.

d. Majas atau gaya bahasa

Majas tidak terdapat pada teks 20 di atas.

e. Rima Jenis rima yang digunakan pada teks 20 di atas adalah rima onomatope yaitu

pada bunyi akhir a, pada baris -1 menunjukkan kegembiraan serta keceriaan, dalam dunia puisi sering disebut euphony. Teks 21. Endam berrumu i peldang si-Pitu Cundut, Kono siat galang-gumale ko sendah mercabing oles mo nange. Nan Tampuk Emas en memido pinang paku, galuh sirumah. Enggo teddoh kuakap, aku enggo nggati kutatap dalan laus mirumah…. Nina ….Aaah….tah ‘Inilah putrimu di Bukit Si Pitu Cundut, Engkau mungkin tiduran bebas dengan selimut oh ibu. Nan Tampuk Emas ini meminta pinang paku, pisang sirumah. Sudah rindu kurasakan, aku sudah sering memandang jalan kerumah….. Aaah…..tah ’