a. Diksi
Diksi dari pilihan kata yang digunakan pada teks 4 di atas adalah pilihan kata denotatif yang terdapat pada kata ‘nanguda-namberru’ tante-bibi pada baris -1 dan
-2 merupakan tutur kata panggilan masyarakat pada waktu jaman dahulu kepada seorang wanita yang belum menikah. Pilihan kata pada bait ini keseluruhannya
merupakan kata denotatif sehingga pembaca dapat dengan mudah memahaminya.
b. Imaji pencitraan atau daya bayang
Imaji yang digunakan pada teks 4 di atas adalah imaji atau citraan
visual,
yangterdapat pada kata ‘buah kayu’ buah kayu pada 4 baris -2.
c. Kata nyata atau kata konkret
Kata nyata atau kata konkret yang digunakan pada teks 4 di atas terdapat pada kata ‘buah kayu’ buah kayu pada baris -2 yang dapat menguatkan imaji pembaca
pada indra penglihatan.
d. Majas atau gaya bahasa Majas yang digunakan pad teks 4 di atas adalah majas atau gaya bahasa repetisi,
yangterdapat pada kata ‘nanguda-namberu’ tante-bibi pada baris -1 dan -2 yang mencitrakan dimana Si Tagan Dera sangat menghormati Nan Tampuk Emas
kekasihnya.
e. Rima
Rima yang digunakan pada teks 4 di atas adalah sajak “a-a”,kemudian terdapat
jenis rima onomatope atau tiruan terhadap bunyi yang menekan menyeramkan,
mengerikan seolah-olah seperti desau atau bunyi burung hantu yang disebut
cacophony ,yaitu pada bunyi u dan o pada baris -1dan -2.
Teks 5. Kessa nai i peldang berrumu ampun-ampun,
Turun mo pagitna, turun mo ndersana. Nasib kade kin ngo ndia nasib berrumu aku enda nange.
Keppe irumah den berrumu kekelengen ate bak ampun-ampun, Enggo i peldang si-pitu cundut ,
Panganen buah mbalno, Buah kettang, enumen pe kidah lae nturge sambing……..
Nina....Aah…tah….
‘Semenjak putri bungsumu di bukit , Turunlah kepahitan, turunlah penderitaan.
Nasib apa yang telah menimpaku putrimu ibu. Kalau dirumah putrimu kesayangan dan sibungsu.
Setelah di Bukit si Pitu Cundut, Makanan buah kayu,
Buah rotan, minum pun air daun nturge saja….. Katanya,,,,Aah…..Tah……’
a. Diksi