d. Majas atau gaya bahasa
Majas atau gaya bahasa yang digunakan pada teks 3 di atas adalah majas
personifikasi atau gaya bahasayang menggambarkan benda atau binatang
berkelakuan seperti manusia yang terdapat pada kata ‘icoling eluh’ ditidurkan oleh air mata pada baris -5 yang secara logika tidak mungkin air mata dapat menidurkan
manusia.
e. Rima Sajak yang digunakan pada teks 3 di atas adalah sajak “abcd” dengan rima
onomatope
konsonan n dan ng pada baris -3 dan -4 memberikan efek dengungan
echo, nyanyian, musik dan kadang-kadang bersifat sinis. Rima akhir pada konsonan k pada baris -1 merupakan rima onomatope yang memberikan sugesti
akan suasana penuh kekerasan dan mengandung nada kebencian. Rima onomatope
pada vokal e pada baris -2 merupakan bunyi yang berat menekan menyeramkan dan mengerikan seolah-olah seperti desau atau bunyi burung hantu yang disebut
cachophony.
Teks 4. Tagan Dera : ….Aah….Ulang mo bagi nanguda namberru…
kessa bakune, buah kayu dapet aku imamo kutaruhi le naguda - namberru……
‘Tagan Dera : ….Aah…janganlah seperti itu tante-bibi …… Bagaimana lagi, buah kayu yang aku dapat itu yang aku berikan padamu tante-
bibi….’
a. Diksi
Diksi dari pilihan kata yang digunakan pada teks 4 di atas adalah pilihan kata denotatif yang terdapat pada kata ‘nanguda-namberru’ tante-bibi pada baris -1 dan
-2 merupakan tutur kata panggilan masyarakat pada waktu jaman dahulu kepada seorang wanita yang belum menikah. Pilihan kata pada bait ini keseluruhannya
merupakan kata denotatif sehingga pembaca dapat dengan mudah memahaminya.
b. Imaji pencitraan atau daya bayang
Imaji yang digunakan pada teks 4 di atas adalah imaji atau citraan
visual,
yangterdapat pada kata ‘buah kayu’ buah kayu pada 4 baris -2.
c. Kata nyata atau kata konkret
Kata nyata atau kata konkret yang digunakan pada teks 4 di atas terdapat pada kata ‘buah kayu’ buah kayu pada baris -2 yang dapat menguatkan imaji pembaca
pada indra penglihatan.
d. Majas atau gaya bahasa Majas yang digunakan pad teks 4 di atas adalah majas atau gaya bahasa repetisi,