BAB III METODE PENELITIAN
Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, logos artinya ilmu pengetahuan. Sudaryanto 1982:2,
“Metodelogi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan”.
Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai dengan menyusun laporan. Jadi, metode penelitian adalah ilmu
mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai suatu pemahaman.
3.1Metode Dasar
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sukmadinata 2006:72 menjelaskan penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya
3.2Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan daerah penelitian adalah Desa Siempat Rube Dua, Kecamatan Siempat Rube, Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara. Alasan penulis
untuk memilih lokasi penelitian ini adalah karena penduduknya asli etnis Pakpak dan juga dikarenakanPernangen sipencerita yang masih faham dan mampu
mernangenmenceritakan sebuah cerita dengan diselingi nyanyian ratapanberada di Desa Siempat Rube Dua, KecamatanSiempat Rube.
3.3Instrumen Penelitian
Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu mempersiapkan instrumen atau alat bantu penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa alat rekam tape recorder,pulpen, buku tulis dan kamera.
3.4Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Observasi, yaitu mengamati secara langsung daerah tempat penelitian
untuk mendapatkan informasi yang mampu memberikan informasi data yang dibutuhkan, teknik yang dipergunakan penulis adalah tehnik catat.
2. Metode kepustakaan , yaitu mencari bahan-bahan referensi yang berkaitan
dengan pokok penelitian sebagai data sekunder penulis untuk melengkapi data primer dari lapangan.
3. Metode Wawancara , yaitu melakukan wawancara langsung kepada informan
yang dianggap dapat memberikan informasi atau data-data tentang objek yang diteliti tanpa menggunakan daftar pertanyaan, yaitu dengan menggunakan teknik:
a. Teknik catat, yaitu mencatat semua keterangan yang diperoleh dari
informan b.
Teknik rekam, yaitu merekam informasi atau data yang diberikan oleh informan.
3.5Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah metode atau cara peneliti dalam mengolah data mentah sehingga menjadi data akurat dan ilmiah.
Adapun langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut :
1. Mengumpulkan data yang diperoleh dari lapangan.
2. Data yang diperoleh akan diterjemahkan dari bahasa Pakpak kedalam bahasa
Indonesia. 3.
Kemudian data yang telah diterjemahkan diklasifikasikan berdasarkan pembagian stilistika.
4. Menganalisisnangen Si Tagan Deradengan menggunakan pendekatan
stilistika. 5.
Membuat kesimpulan dari hasil analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Nangen Nan Tampuk Emas teddoh mi orangtua
‘ Analisis nyanyian Nan Tampuk Emas rindu pada orangtua’
Teks 1. Enda ….berrumu kin, berru ampun-ampun,
Kepeken…..itubuhken kono kin pana … I bellah turun…mo nange…
Mendapen mo berrumu, turun mo ndersana, Turun mo pagitna,i peldang sipitu cundut.
Kutare bulan midates , matanta rebbak merdemu, Dagingta kidah laju madeng merdemmu……
‘Ini….putrimu, putri bungsumu…. Yang dulu engkau lahirkan
Dibelah turun …ibu…. Kedinginanlah putrimu, turunlah penderitaan,
Turunlah kepahitan, dibukit si Pitu Cundut… Kupandang bulan keatas, mata kita bertemu.
Badan kita masih belum bertemu’.
a. Diksi
Diksi atau pilihan kata yang digunakan pada teks 1di atas terdapat pada baris ke-3 pada kata‘ibelah turun’ dibelah turun, yang merupakan konotasi yang artinya
ditakdirkan dalam penderitaan, pilihan kata ini sudah sangat jarang dipakai karena merupakan bahasa kuno atau bahasa jaman dulu. Kemudian kata ‘Kutare’
kupandang pada baris -6 merupakan diksi atau pilihan kata yang memiliki persamaan kata yaitu pada kata ‘kutilik’ kupandang, kulihat pilihan kata ini juga
sudah jarang dipakai karena merupakan bahasa jaman dulu dan banyak orang sudah melupakannya.
Diksi atau pilihan kata denotatif pada teks nomor 1 di atas terdapat pada kata ‘Enda ….berrumu kin’ ini putrimu yang dulu pada baris -1, ‘itubuhken kono kin
pana’ yang dulu engkau lahirkan pada baris -2 dan ‘Kutare bulan midates’ kupandang bulan di atas pada baris -6 semua kalimat tersebut menyatakan arti atau
makna yang sebenarnya.
b. Imaji pencitraan atau daya bayang
Imaji yang digunakan pada teks 1 di atas terdapat pada kata ‘mata’ mata pada
baris -6 merupakan imaji visual yang merupakan mimpi Nan Tampuk Emas untuk
bertemu ibunya.
Selain itu Imaji atau citraan visualjuga terdapat pada kata ’I peldang’ di bukit
pada baris -5, ‘bulan’ bulan pada baris -6 dan ‘kutare’ kupandang pada baris -6, kata-kata ini membawa imaji pembaca untuk membayangkan suasana di sebuah
bukit dimalam hari dengan menikmati terang bulan yang indah. Imaji yang terdapat Pada nangen diatas, sipencerita adalah Nan Tampuk Emas
yang sedang merindukan orangtuanya dan berharap berjumpa dengan sang ibu.
Dalam nangen ini dia menyanyikan keluh kesah dan penderitaannya dibukit Si Pitu Cundut.
Terdapat pengulangan pola susunan kalimat ‘turun mo ndersana’ turunlah penderitaan pada baris -4, ‘turun mo pagitna’ turunlah kepahitan pada baris -5, itu
membawa imaji pembaca bahwa Nan Tampuk Emas yang benar-benar merasakan kesedihan yang mendalam atas apa yang dialaminya.
c. Kata nyata atau kata konkret
Kata nyata atau kata konkret yang digunakan pada teks nomor 1 di atas terdapat pada kata ‘mata’ mata pada baris -6 yang melambangkan keinginan Nan Tampuk
Emas untuk bertemu ibunya. Kata ’I peldang’ di bukit pada baris -5, ‘bulan’ bulan pada baris -6 dan ‘kutare’ kupandang pada baris -6 merupakan kata konkret
yang melambangkan kehidupan Nan Tampuk Emas yang kesepian ditengah hutan disatu bukit.
d. Majas atau gaya bahasa
Majas yang digunakan pada teks 1 di atas terdapat pada kata ‘Kutare bulan midates, matanta rebbak merdemu’ Kupandang bulan keatas, mata kita bertemu
pada baris -6 dan -7 merupakan kalimat yang menggunakan majas metafora yaitu
menyatakan sesuatu dengan kias perwujudan, sebagai makna yang sesungguhnya yaitu dia hanya bisa bertemu dengan sang ibu dalam hayalan indah seperti indahnya
bulan. Selain itu ditemukan juga majas atau gaya bahasa repetisi pada kata ‘berru’
putri baris -1 dan -4 , ‘turunmo’ turunlah pada baris -4 dan -5 dan ‘merdemmu’ bertemu pada baris -6 dan -7 yang dipilih oleh pengarang untuk memperjelas
makna.