a. Diksi
Diksi atau pilihan kata yang digunakan pada teks 3 di atas adalah pilihan kata konotasi pada kata ‘icoling eluh’ ditidurkan oleh air mata pada baris -5 yang berarti
setiap malam Nan Tampuk Emas menangis sebelum tidur dan selain dari pilihan kata tersebut semuanya termasuk pilihan kata denotatif seperti diksi atau pilihan kata
‘kundul, mengoge ucang’ duduk, makan sirih pada baris-4 yang memberikan arti bahwa pada jaman tersebut seorang perempuan mempunyai kebiasaan yang dianggap
menyenangkan jika memakan sirih.
b. Imaji pencitraan atau daya bayang Imaji yang digunakan pada teks 3 di atas adalah imajivisualyang terdapat pada
kata ‘kutare’ kupandang pada baris -1, kemudian kata ‘langit’ langit pada baris - 1, dan ‘bulan’ bulan pada baris -1, yang membawa daya bayang pembaca bahwa
Nan Tampuk Emas sedang memandang langit dimalam hari yang diterangi oleh cahaya bulan.
Selain itu penulis juga menemukan imaji gerakyangterdapat pada kata ‘mangan’
makan pada baris -3, -4 dan -5 yang membawa daya bayang pembaca pada seseorang yang terlihat sedang mengunyah atau menyantap makanan.
c. Kata nyata kata konkret
Kata konkret yang digunakan pada teks 3 di atas terdapat pada kata‘kutare’ kupandang pada baris -1, kemudian pada kata ‘langit’ langit pada baris -1, dan
‘bulan’ bulan pada baris -1, kata-kata tersebut dapat kita lihat dengan alat indra kita.
d. Majas atau gaya bahasa
Majas atau gaya bahasa yang digunakan pada teks 3 di atas adalah majas
personifikasi atau gaya bahasayang menggambarkan benda atau binatang
berkelakuan seperti manusia yang terdapat pada kata ‘icoling eluh’ ditidurkan oleh air mata pada baris -5 yang secara logika tidak mungkin air mata dapat menidurkan
manusia.
e. Rima Sajak yang digunakan pada teks 3 di atas adalah sajak “abcd” dengan rima
onomatope
konsonan n dan ng pada baris -3 dan -4 memberikan efek dengungan
echo, nyanyian, musik dan kadang-kadang bersifat sinis. Rima akhir pada konsonan k pada baris -1 merupakan rima onomatope yang memberikan sugesti
akan suasana penuh kekerasan dan mengandung nada kebencian. Rima onomatope
pada vokal e pada baris -2 merupakan bunyi yang berat menekan menyeramkan dan mengerikan seolah-olah seperti desau atau bunyi burung hantu yang disebut
cachophony.
Teks 4. Tagan Dera : ….Aah….Ulang mo bagi nanguda namberru…
kessa bakune, buah kayu dapet aku imamo kutaruhi le naguda - namberru……
‘Tagan Dera : ….Aah…janganlah seperti itu tante-bibi …… Bagaimana lagi, buah kayu yang aku dapat itu yang aku berikan padamu tante-
bibi….’