Diksi Imaji pencitraan atau daya bayang

Dalam nangen ini dia menyanyikan keluh kesah dan penderitaannya dibukit Si Pitu Cundut. Terdapat pengulangan pola susunan kalimat ‘turun mo ndersana’ turunlah penderitaan pada baris -4, ‘turun mo pagitna’ turunlah kepahitan pada baris -5, itu membawa imaji pembaca bahwa Nan Tampuk Emas yang benar-benar merasakan kesedihan yang mendalam atas apa yang dialaminya.

c. Kata nyata atau kata konkret

Kata nyata atau kata konkret yang digunakan pada teks di atas terdapat pada kata ‘mata’ mata pada baris -6 yang melambangkan keinginan Nan Tampuk Emas untuk bertemu ibunya. Kata ’I peldang’ di bukit pada baris -5, ‘bulan’ bulan pada baris -6 dan ‘kutare’ kupandang pada baris -6 merupakan kata konkret yang melambangkan kehidupan Nan Tampuk Emas yang kesepian ditengah hutan disatu bukit.

d. Majas atau gaya bahasa

Majas yang digunakan pada teks di atas terdapat pada kata ‘Kutare bulan midates, matanta rebbak merdemu’ Kupandang bulan keatas, mata kita bertemu pada baris -6 dan -7 merupakan kalimat yang menggunakan majas metafora yaitu menyatakan sesuatu dengan kias perwujudan, sebagai makna yang sesungguhnya yaitu dia hanya bisa bertemu dengan sang ibu dalam hayalan indah seperti indahnya bulan. Selain itu ditemukan juga majas atau gaya bahasa repetisi pada kata ‘berru’ putri baris -1 dan -4 , ‘turunmo’ turunlah pada baris -4 dan -5 dan ‘merdemmu’ bertemu pada baris -6 dan -7 yang dipilih oleh pengarang untuk memperjelas makna.

e. Rima

Sajak yang digunakan pada teks di atas adalah sajak “abcd”. Terdapat jenis rima onomatope atau tiruan terhadap bunyi yang menekan menyeramkan, mengerikan seolah-olah seperti desau atau bunyi burung hantu yang disebut cacophony,yaitu pada bunyi u pada baris 6 dan 7. Pada baris -1 terdapat rima onomatope konsonan n yang memberikan efek adanya dengungan echo, nyanyian, musik dan kadang- kadang bersifat sinis. Rima onomatope pada vokale pada baris -3 merupakan bunyi yang berat menekan menyeramkan dan mengerikan seolah-olah seperti desau atau bunyi burung hantu yang disebut cachophony. Dari pembahasan salah satu Nangen Si Tagan Dera diatas penulis sangat tertarik membahas bagian stilistika Nangen Si Tagan Dera lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk menghindari pembahasan atau pembicaraan yang menyimpang, penulis membatasi masalah agar pembahasan terarah dan terperinci. Masalah yang akan dibahas dalam proposal skripsi ini adalah: Apa sajakah bagian- bagianstilistika yang terdapat padanangen sitaganderadalam Nangen Nan Tampuk Emas Tedoh mi Orang Tua?