Pai sikibulna im alahku. Tapi enggo ibettoh ko kesayangenku.
Kade mo dapet aku en, silaen buah kayu,…..
‘Tagan Dera: ………..Kalau begitu oh tante-bibi Itupun semenjak kita bersama ini, tak ada lagi kumakan buah matang,
Dibelah baru terbuka, namanya juga tidak tahu malu. Mana buah yang matang itulah untukmu.
Mana yang mentah itulah untukku. Tapi engkau sudah tahu kesayanganku.
Apalah yang aku dapat, selain buah kayu……’
a. Diksi
Diksi atau pilihan kata yang digunakan pada teks 14 keseluruhannya merupakan kata denotatif . Hal ini dapat kita lihat pada kata ‘buah tasak’ buah matang pada
baris -2 yang merupakan kata nyata yang mencitrakan buah yang sudah bisa dimakan dan dinikmati. Pada kata‘buah kayu ‘ buah kayu pada baris -7 juga merupakan kata
denotatif yang memberikan arti buah yang terdapat dihutan dengan pokok kayu yang besar. Kemudian terlihat jelas pada kalimat ‘oda ibettoh mela’ tidak tahu malu pada
baris -3, yang merupakan kalimat denotatif atau kalimat yang sebenarnya karna kalimat ini biasa dijadikan kalimat konotatif dengan kalimat ”tebal muka”.
b. Imaji pencitraan atau daya bayang Imaji yang digunakan pada teks 14 di atas adalah imajivisual, yangterdapat pada
kata ‘buah tasak’ buah matang pada baris -2 dan pada kata‘buah kayu’ buah kayu
pada baris -7.
c. Kata nyata atau kata konkret
Kata nyata atau kata konkret yang digunakan pada teks 14 di atas terdapat pada kata ‘Buah tasak’ buah matang pada baris -2, yang merupakan kata nyata yang
mencitrakan buah yang sudah bisa dimakan dan dinikmati, pilihan kata tersebut dapat menguatkan imaji pembaca pada seseuatu yang dapat dilihat dengan indra
penglihatan. Pada kata ‘buah kayu’ Buah kayu pada baris -7 juga merupakan pilihan kata yang merupakan kata nyata yang memberikan arti buah yang terdapat
dihutan dengan pokok kayu yang besar dan dapat dilihat dengan mata sehingga dapat menguatkan imaji pembaca.
d. Majas atau gaya bahasa Majas atau gaya bahasa pada teks 14 di atas tidak ditemukan.
e. Rima
Rima yang digunakan pada teks 14 di atas adalah rima akhir dengan sajak “abcd”. Rima akhir yang banyak menggunakan rima akhir ‘u’ seperti pada rima
akhir baris -1, -4, -5, -6 dan -7 membuat pengucapannya menjadi ringan dan mudah
dinyanyikan.Jenis rima yang dipakai pada teks 13 di atas adalah rima onomatope, yang terdapatpada vokal u pada baris -1, -4, -5, -6 dan -7, yang merupakan bunyi
yang berat menekan, menyeramkan dan mengerikan seolah-olah seperti desau atau
bunyi burung hantu yang disebut cachophony.
Teks 15.
Karina dulang-daling kikembu, Raut menda sorigala mo nange.
I bulan keppe matanta merdemmu, I laut dunut mersada