sebenarnya sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami apa isi dari karya yang dituangkan oleh pengarang.
b. Imaji pencitraan atau daya bayang Imaji yang digunakan pada teks 10 di atas adalah imajigerak, yang terdapat pada
kata ‘kutaruh’ kuantar pada baris -2, dan pada kata ‘mirumah’ kerumah pada baris -4.
Selain itu penulis juga menemukan imaji visual, yang terdapat pada kata ‘buah
kayu’ buah kayu pada baris -2, kata ‘nakan’ nasi , kata‘oles’ pakaian dan pada kata ‘napuren’ sirih pada baris -3
c. Kata nyata atau kata konkret
Kata nyata atau kata konkret pada teks 10 di atas terdapat pada kata ‘kutaruh’ kuantar pada baris -2 yang menguatkan imaji pembaca pada sesuatu gerakan
mengantar yang ditujukan pada Si Tagan Dera yang setia mengantarkan buah pada kekasihnya.
Kemudian pada kata ‘mirumah’ kerumah pada baris -4 juga merupakan kata konkret yang memunculkan imaji pembaca pada sebuah pergerakan berjalan dengan
kaki menuju sebuah tempat .
d. Majas atau gaya bahasa
Pada teks 10 di atas tidak ditemukan majas atau gaya bahasa.
e. Rima
Rima atau sajak yang digunakan pada teks 10 di atas adalah sajak atau rima ahir “abcd”.
Jenis rima yang digunakan adalah rima onomatope, yang terdapat pada vokal u
pada baris 1-2, yang merupakan bunyi yang berat menekan, menyeramkan dan
mengerikan seolah-olah seperti desau atau bunyi burung hantu yang disebut
cachophony.Selain itu penulis juga menemukan rima onomatope konsonan n dan ng pada baris -3 dan -4 yang memberikan efek dengungan echo, nyanyian, musik
dan kadang-kadang bersifat sinis, dan konsonan t pada baris -5 yang merupakan
rima onomatope yang digunakan untuk melukiskan gerakan yang pendek.
Teks 11. Bakune pernggelluh berrumu i peldang enda ,
Enggo mo sampe naing dom tahun berrumu I peldang enda da nange…… Namun silalap buah kayu cibon-ciceggen.
Mertunjang ngaleen buah kayu, Keppe lalap ngo kidah murung berrumu i peldang enda….nina.
Kade maingken mak merung sai lalap mak mercabing. Kono irumah sendah meddem mercabing ngo nange……
Galang-gumale bekkas pe mbellang , Amak belagen,kundul kono sendah mengoge ucang……..
‘Bagaimana kehidupan putrimu di bukit ini, Sudah hampir penuh tahun putrimu di bukit ini oh ibu…..
Namun selalu buah kayu malam pagi. Penuh buah kayu,
Dan putrimu selalu murung dibukit ini….. Bagaimana tidak kurus selalu tak berselimut.
Mungkin engkau dirumah tidur berselimut ibu… Tiduran dengan tempat yang luas,,