pada baris -3 dan -5 merupakan kata konkret karna dapat menguatkan imaji pembaca dngan alat indra pergerakan bagaimana gerakan saat menunduk dan menghapus air
mata.
d. Majas atau gaya bahasa
Majas atau gaya bahasa yang terdapat pada teks 7 di atas adalah gaya bahasa
repetisi atau pengulangan yang terdapat pada kata ‘berru’ putri pada baris -1, -3, -
4, -6 dan -7 dan ‘mengapus eluh’ mengapus air mata pada baris -3 dan -4 yang dituangkan untuk memperjelas makna yang ingin disampaikan oleh pengarang.
e . Rima
Rima yang digunakan pada teks 7 di atas adalah srima akhir atau sajak “abcd”.
Pada teks 7 di atas digunakan rima onomatope pada vokal e pada baris -3, -4 dan -6. Kemudian penulis menemukan rima pada vokal u pada baris -7, yang merupakan
bunyi yang berat menekan, menyeramkan dan mengerikan seolah-olah seperti desau
atau bunyi burung hantu yang disebut cachophony.
Teks 8. Tagan Dera ; ….Aaah….ulang ko bagidi da nanguda-namberru….
Merurus eluhku….
‘Tagan Dera: ….Aaah….janganlah engkau seperti itu tante-bibi….
Jatuh air mataku…..’
a. Diksi
Diksi atau pilihan kata yang digunakan pada teks 8 di atas keseluruhan kata termasuk pilihan kata denotatif, ini terlihat jelas seperti pada kata‘ulang’ jangan,
‘bagidi’ seperti itu, ‘merurus’ jatuhdan ‘eluhku’ air mataku pada baris -1 dan -2
b. Imaji pencitraan atau daya bayang Imaji yang digunakan pada teks 8 di atasadalahMovementimaji atau pencitraan
gerak, yangterdapat pada kata ‘merurus’ terjatuh dan ‘eluhku’ air mataku pada
baris -2 yang membawa daya bayang pembaca pada suasana yang sedih sehingga harus meneteskan air mata.
c. Kata nyata atau kata konkret
Kata nyata atau kata konkret pada teks 8 di atas terdapat pada kata ‘merurus’ terjatuh dan ‘eluhku’ air mataku pada baris -2 yang menguatkan imaji pembaca
untuk membayangkan melihat dengan mata bagaimana keadaan orang yang menangis.
d. Majas atau gaya bahasa
Pada teks 8 di atas tidak terdapat majas atau gaya bahasa.
e. Rima
Rima yang digunakan pada teks 8 di atas adalah sajak atau rima ahir “a-a”.
Jenis rima yang digunakan adalah rima onomatope yang terdapatpada vokal upada
baris 1-2, yang merupakan bunyi yang berat menekan, menyeramkan dan mengerikan seolah-olah seperti desau atau bunyi burung hantu yang disebut
cachophony.
Teks 9. Berrumu kin ngo berru ampun-ampun ,
Ipilih ko kin ngo nemmu kelamu, Ulang sai ipilih ko kelamu enda nolam kidah berrumu i peldang enda mo Nange…..
Teddoh mangan nakan , teddoh mercabing oles , Teddoh meramak belagen.
Karina kiteddohken berrumu i peldang si-pitu cundut… Nina…Aaah…tah
‘Putrimu dulu putri bungsu, Seharusnya kau pilih menantumu,
Jangankan kau pilih menantumu, inilah putrimu di bukit ini ibu……..’ Rindu makan nasi, rindu memakai baju dan selimut,
Rindu beralaskan tikar. , Semua dirindukan putrimu di bukit Si Pitu Cundut…
Katanya….Aaah….tah’ a. Diksi