68 Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat pertama
berupa aktivitas pengangkutan. Pedagang pengumpul tingkat pertama mengangkut ubi jalar dari kebun petani ke tempat pengumpulan yang telah ditentukan oleh
pedagang itu sendiri dengan menggunakan jasa kuli pikul, selanjutnya pedagang pengumpul tingkat kedua akan mengambil ubi jalar tersebut ke tempat
pengumpulan pedagang pengumpul tingkat pertama. Sementara untuk penjualan ke pabrik tepung, pihak pembeli sudah membawa angkutan sendiri ke tempat
pengumpulan pedagang pengumpul tingkat pertama, sehingga pedagang pengumpul tingkat pertama tidak perlu menyediakan angkutan untuk mengantar
ubi jalar ke pabrik terigu tersebut. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat pertama
berupa aktivitas standarisasi, pembiayaan, dan informasi pasar. Aktivitas standarisasi dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat pertama karena adanya
permintaan dari pabrik tepung terhadap tingkat kematangan ubi jalar. Pabrik tepung menginginkan ubi jalar yang tingkat kematangannya tinggi, hal ini
ditujukan untuk memperoleh ubi jalar yang kadar airnya rendah. Adanya aktivitas standarisasi tersebut akan mempengaruhi harga jual pedagang pengumpul tingkat
pertama ke pabrik tepung. Aktivitas pembiayaan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat
pertama adalah penyediaan modal untuk melakukan pembelian ubi jalar dari petani dan untuk membayar upah tenaga kerja. Fungsi informasi pasar diperoleh
pedagang pengumpul tingkat pertama dari sesama pedagang pengumpul tingkat pertama dan ada juga yang berasal dari pedagang pengumpul tingkat kedua.
69 Pertukaran informasi perkembangan harga dilakukan pada saat saling bertemu
antara pedagang yang satu dengan pedagang yang lain.
5.1.2.3. Fungsi Tataniaga Pedagang Pengumpul Tingkat 2
Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat kedua adalah fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang
dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat kedua berupa aktivitas pembelian dan penjualan. Pedagang pengumpul tingkat kedua membeli ubi jalar dari
pedagang pengumpul tingkat pertama yang sudah menjadi langganan sebagai pemasok ubi jalar bagi pedagang pengumpul tingkat kedua.
Pedagang pengumpul tingkat kedua tidak membeli ubi jalar langsung dari petani karena di setiap desa terutama di Desa Purwasari telah ada pedagang
pengumpul yaitu pedagang pengumpul tingkat pertama. Sehingga untuk membeli ubi jalar harus melalui pedagang pengumpul tingkat pertama. Hal ini dikarenakan
pedagang pengumpul tingkat kedua biasanya berasal dari luar Desa Purwasari. Pedagang pengumpul tingkat kedua menjelaskan bahwa hal tersebut ditujukan
untuk menghormati warga setempat dan juga agar tidak melangkahi atau mengambil jatah pekerjaan orang lain. Hal ini sudah menjadi budaya dimana
setiap pedagang pengumpul tingkat kedua dan pedagang pengumpul tingkat pertama sudah saling memahami. Selanjutnya pedagang pengumpul tingkat kedua
menjual ubi jalar tersebut ke pedagang grosir yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat kedua
berupa aktivitas pengangkutan. Pedagang pengumpul tingkat kedua mengangkut ubi jalar dari tempat pengumpulan pedagang pengumpul tingkat pertama yaitu
70 Desa Purwasari ke Pasar Induk Kramat Jati. Kendaraan yang digunakan adalah
mobil pick up yang mampu mengangkut dua ton ubi jalar. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat kedua
berupa aktivitas penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Risiko yang ditanggung oleh pedagang pengumpul tingkat kedua biasanya berkaitan
dengan kondisi selama dalam perjalanan, diantaranya adalah pecah ban, kerusakan mesin kendaraan, serta banyaknya pungutan liar. Fungsi pembiayaan yang
dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat kedua adalah penyediaan modal untuk melakukan pembelian ubi jalar dari pedagang pengumpul tingkat pertama.
Selain itu dilakukan juga untuk membeli karung, membayar upah tenaga kerja, dan biaya-biaya selama dalam perjalanan ke Pasar Induk Kramat Jati seperti
membeli bensin, konsumsi, pungutan-pungutan, dan retribusi. Fungsi informasi pasar diperoleh pedagang pengumpul tingkat kedua dari
sesama pedagang pengumpul tingkat kedua dan dari pedagang grosir di pasar induk. Sesama pedagang pengumpul tingkat kedua biasanya bertukar informasi
perkembangan harga ubi jalar pada saat bertemu atau dapat juga menggunakan media handphone.
5.1.2.4. Fungsi Tataniaga Pedagang Grosir
Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang grosir adalah fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan
oleh pedagang grosir berupa aktivitas pembelian dan penjualan. Pedagang grosir membeli ubi jalar dari pedagang pengumpul tingkat kedua yang sebelumnya di
antara mereka telah terjalin kesepakatan dan sudah saling berlangganan.
71 Penyerahan ubi jalar dilakukan di tempat pedagang grosir di Pasar Induk Kramat
Jati. Selanjutnya pedagang grosir menjual ubi jalar tersebut ke pedagang pengecer dan ada juga yang dijual ke konsumen akhir. Konsumen akhir yang membeli ubi
jalar langsung ke pedagang grosir biasanya adalah industri-industri rumah tangga yang menggunakan ubi jalar sebagai bahan bakunya, seperti usaha gorengan,
pembuatan saos, keripik, dan tepung. Pedagang grosir menjual ubi jalar di kios yang telah disediakan oleh pedagang grosir, sehingga pembeli yang datang ke kios
pedagang grosir tersebut untuk membeli ubi jalar, baik itu pedagang pengecer maupun konsumen akhir.
Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang grosir berupa aktivitas penyimpanan. Pedagang grosir melakukan aktivitas penyimpanan ketika ubi jalar
yang dijual pada hari tersebut tidak terjual semuanya, sehingga masih terdapat sisa beberapa karung yang dapat dijual kembali keesokan harinya. Kondisi ini
maksimal seminggu sebelum ubi jalar tersebut akan mengalami pembusukan dan kualitasnya semakin menurun. Penyimpanan dilakukan di kios pedagang grosir itu
sendiri. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang grosir berupa aktivitas
sortasi, penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Kegiatan sortasi dilakukan oleh pedagang grosir pada saat jumlah ubi jalar yang ada di pasar
sedang melimpah, sedangkan pada saat jumlah ubi jalar yang ada sedikit, pedagang menjualnya secara karungan atau tidak melakukan aktivitas sortasi. Hal
ini dikarenakan menjual ubi jalar pada saat jumlahnya yang ada sedikit lebih cepat bila dibandingkan pada saat keadaan ubi jalar sedang melimpah di pasar. Apabila