Analisis Margin Tataniaga Saluran Tataniaga 2

85 total margin tataniaganya pun terbesar dari ketiga saluran tataniaga yang ada, yaitu sebesar Rp.3.450Kg. Hal ini terjadi karena semakin banyak lembaga tataniaga yang terlibat dalam upaya menyalurkan ubi jalarnya ke konsumen. Sehingga semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan dan keuntungan yang di ambil untuk mengimbangi biaya yang dikeluarkan oleh setiap lembaga tataniaga yang terlibat. Margin tataniaga terbesar pada saluran tataniaga ini terdapat pada lembaga tataniaga pedagang pengecer, yaitu sebesar Rp.1.000Kg. Biaya yang dikeluarkan dan risiko oleh pedagang pengecer relatif besar sehingga keuntungan yang diambil oleh lembaga tataniaga ini pun relatif besar. Biaya dan keuntungan yang relatif besar ini menyebabkan margin tataniaga menjadi besar pula.

5.3.1.3. Analisis Margin Tataniaga Saluran Tataniaga 3

Pada saluran tataniaga 3, konsumen membeli ubi jalar tanpa melalui pedagang pengecer. Konsumen langsung datang ke Pasar Induk Kramat Jati untuk membeli ubi jalar ke pedagang grosir. Harga jual yang diberikan oleh pedagang grosir sama dengan harga jual ke pedagang pengecer yaitu sebesar Rp.4.250Kg. Hal ini disebabkan oleh harga yang terjadi di pasar induk merupakan harga yang berlaku sama pada setiap pembeli. Sehingga margin tataniaga yang terjadi pada saluran tataniaga 3 ini akan lebih kecil dibandingkan dengan saluran tataniaga 2. Margin tataniaga pada saluran tataniaga 3 adalah sebesar Rp.2.450Kg. Lembaga tataniaga yang mempunyai margin tataniaga terbesar adalah pedagang grosir yatu sebesar Rp.900Kg. 86

5.3.2. Analisis Farmer’s Share

F armer’s share juga merupakan salah satu indikator untuk menentukan efisiensi operasional tataniaga suatu komoditas. Farmer’s share merupakan bagian harga yang diterima oleh petani terhadap harga yang dibayarkan konsumen. Hasil analisis farmer’s share menunjukan bahwa bagian terbesar yang diterima oleh petani terdapat pada saluran tataniaga 1 yaitu sebesar 69,23 persen, sedangkan bagian terkecil yang diterima petani adalah pada saluran tataniaga 2 sebesar 34,29 persen. Pada analisis farmer’s share ini tidak dapat diidentifikasi saluran tataniaga yang paling menguntungan bagi petani karena harga jual petani setiap saluran tataniaga sama yaitu sebesar Rp.1.800kg Tabel 17. Petani dapat meningkatkan keuntungan yang diperolehnya dengan mencari alternative tujuan penjualan, artinya petani tidak hanya bergantung menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul tingkat pertama tetapi ada alternative tujuan penjualan lainnya sehingga harga jual petani dapat lebih tinggi dari sebelumnya. Hal ini dapat juga dilakukan secara berkelompok dengan membentuk suatu kelompok tani, dimana petani yang tergabung dalam kelompok tani bersama-sama menjual hasil panennya dan mencari alternative tujuan penjualan sehingga posisi tawar bargaining position petani dapat lebih kuat. Pembentukan kelompok tani dapat juga berfungsi sebagai pendukung dalam proses usaha tani ubi jalar, dimana kelompok tani dapat bertindak sebagai penyedia sarana produksi saprodi seperti bibit, pupuk, peralatan pertanian, dan lain sebagainya bagi petani. 87 Petani atau kelompok tani dapat meningkatkan pendapatannya, apabila melakukan nilai tambah value added terhadap ubi jalar dengan cara melakukan pengolahan sehingga menghasilkan produk-produk lain seperti saos, keripik, tepung dan lain-lain yang berbahan baku ubi jalar. Dengan melakukan pengolahan terhadap ubi jalar maka terjadi proses perubahan bentuk utilitas bentuk, sehingga dapat meningkatkan pendapaan bagi petani atau kelompok tani. Rekapitulasi hasil analisis margin tataniaga dan farmer’s share setiap saluran tataniaga ubi jalar di Desa Purwasari berdasarkan harga yang terjadi di tingkat petani dan harga yang berlaku di tingkat konsumen dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Rekapitulasi Harga di tingkat Petani, Harga di Tingkat Konsumen, Margin tataniaga, dan Farmer’s Share Saluran tataniaga Ubi Jalar di Desa Purwasari. Saluran Pemasaran Harga di tingkat petani RpKg Harga di tingkat konsumen RpKg Margin Tataniaga Farmers Share Saluran Pemasaran 1 1800 2600 800 69.23 Saluran Pemasaran 2 1800 5250 3450 34.29 Saluran Pemasaran 3 1800 4250 2450 42.35 Sumber: Lampiran 2-4 Berdasarkan tabel 17, dapat diketahui bahwa margin tataniaga terkecil terjadi pada saluran tataniaga 1, yaitu sebesar Rp.800Kg, kemudian saluran tataniaga 3 sebesar Rp.2.450Kg, dan marjin tataniaga terbesar terjadi pada saluran 2 yaitu sebesar Rp.3.450Kg. Perbedaan marjin tataniaga pada setiap saluran tataniaga dipengaruhi oleh panjang atau pendeknya rantai tataniaga yang terjadi. Semakin panjang rantai tataniaganya, maka marjin tataniaga pada saluran