88 tataniaga tersebut semakin besar. Hal ini terjadi karena semakin panjang rantai
pemsaran maka semakin banyak lembaga tataniaga yang terlibat. Lembaga tataniaga yang teribat tersebut melakukan fungsi-sungsi
tataniaga dalam proses penyaluran ubi jalar ke konsumen, sehingga ada biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan fungsi-fungsi tataniaga tersebut.
Lembaga tataniaga akan mengambil sejumlah keuntungan sebagai balas jasa atas fungsi tataniaga yang dilakukannya dan untuk mengimbangi biaya yang telah
dikeluarkan. Berdasarkan hasil analisa margin tataniaga dan
Farmer’s share di atas, dapat disimpulkan bahwa saluran tataniaga yang relative lebih efisien adalah
saluran tataniaga 1 karena memiliki margin tataniaga terkecil yaitu sebesar Rp.800Kg dan
farmer’s share terbesar yaitu 69,23 persen. Sementara saluran tataniaga 2 merupakan saluran tataniaga yang relative kurang efisien karena
memiliki marjin tataniaga terbesar dan farmer’s share terkecil yaitu masing-
masing sebesar Rp.3.450Kg dan 34,29 persen.
5.3.3. Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya
Indikator lain untuk menentukan efisiensi operasional tataniaga suatu komoditas adalah dengan menghitung rasio keuntungan dan biaya. Rasio
keuntungan dan biaya tataniaga menunjukkan nilai dari keuntungan yang diterima dibandingkan dengan biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh setiap lembaga
tataniaga. Rasio keuntungan dan biaya digunakan untuk mengetahui penyebaran rasio keuntungan dan biaya yang diperoleh. Semakin menyebarnya rasio
keuntungan dan biaya, maka dari segi operasional system tataniaga akan semakin
89 efisien. Rasio keuntungan dan biaya pada masing-masing lembaga tataniaga ubi
jalar di Desa Purwasari dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Rasio Keuntungan dan Biaya Pada Lembaga tataniaga Ubi Jalar di Desa
Purwasari
Saluran Pemasaran
Keuntungan Tataniaga
RpKg Biaya Tataniaga
RpKg Rasio
Keuntungan dan biaya
Saluran Pemasaran 1 550
250 2.20
Saluran Pemasaran 2 2341.5
1108.5 2.11
Saluran Pemasaran 3 1658.5
791.5 2.10
Sumber: Lampiran 2-4
Berdasarkan Tabel 18, rasio keuntungan dan biaya pada saluran tataniaga 1 sebesar 2,20, artinya setiap satu rupiah biaya tataniaga yang dikeluarkan akan
memberikan keuntungan sebesar 2,20 rupiah. Rasio keuntungan dan biaya pada saluran tataniaga 2 yaitu sebesar 2,11, artinya setiap satu rupiah biaya tataniaga
yang dikeluarkan akan memberikan keuntungan sebesar 2,11 rupiah. Sementara rasio keuntungan dan biaya pada saluran tataniaga 3 yaitu sebesar 2,10. Hal ini
berarti bahwa setiap satu rupiah biaya tataniaga yang dikeluarkan hanya memberikan keuntungan 2,10 rupiah.
Berdasarkan hasil analisis rasio keuntungan dan biaya, saluran tataniaga 1 relatif lebih efisien karena memiliki rasio keuntungan dan biaya yang terbesar
2,20. Sementara saluran tataniaga 3 merupakan saluran tataniaga yang relative tidak efisien karena memiliki rasio keuntungan dan biaya yang terkecil 2,10.
90
5.3.4. Efisiensi Tataniaga
Efisiensi tataniaga didefinisikan sebagai suatu kegiatan perubahan yang dapat meminimalkan biaya input tanpa harus mengurangi kepuasan konsumen
dengan output barang dan jasa. Biaya tataniaga merupakan tingkat efisiensi tataniaga yang terjadi. Analisis efisiensi tataniaga mencakup analisis marjin
tataniaga, farmer’s share serta analisis rasio keuntungan dan biaya.
Efisiensi tataniaga dapat juga diketahui melalui penyebaran margin pada tiap saluran tataniaga. Berdasarkan identifikasi saluran tataniaga yang terdapat di
Desa Purwasari, bahwa saluran yang memiliki nilai margin terkecil adalah saluran tataniaga satu yaitu sebesar 800Kg dan dianggap saluran tataniaga yang paling
efisien. Farmer’s Share dan rasio keuntungan dan biaya dapat dijadikan indikator
efisiensi tataniaga. Berdasarkan Farmer’s Share yang diterima petani berkisar
42.35 – 69.23 persen. Farmer’s Share yang tertinggi yang diperoleh petani
terdapat pada saluran 1 yaitu sebesar 69.23 persen. Rasio keuntungan dan biaya tertinggi pada tingkat petani terdapat pada saluran tataniaga 1 yaitu sebesar 2.20.
Berdasarkan perhitungan efisiensi tataniaga untuk komoditas ubi jalar, saluran tataniaga ubi jalar yang efisien adalah saluran tataniaga satu karena memiliki
margin tataniaga paling kecil, rasio keuntungan dan biaya tertinggi, dan Farmer ’s
Share yang tertinggi dibandingkan pada saluran tataniaga yang lainnya.