Penelitian-Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

40 saluran tataniaga yang lebih efisien secara relatif jika dibandingkan dengan tataniaga yang lain. Tataniaga markisa ungu merupakan serangkaian kegiatan bisnis dalam menyalurkan markisa ungu mulai dari tingkat petani hingga konsumen akhir. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa lembaga tataniaga yang terlibat yaitu diantaranya petani, pedagang pengumpul perkoper, grosir, pabrik pengolah, pedagang antar kota, pedagang pengecer, toko minuman serta cafe minuman. Namun selain kedelapan lembaga tataniaga tersebut, dalam penelitian ini “tukang kilo” pemilik alat timbanganjasa penimbangan markisa ungu juga menjadi pelaku tataniaga. Saluran tataniaga yang dihasilkan pada penelitian ini sebanyak 7 saluran tataniaga. Saluran 1 : petani – pabrik pengolahan – toko minuman – konsumen. Saluran 2 : petani – pedagang pengumpul - grosir – pabrik pengolah – toko minuman – konsumen. Saluran 3 : petani – pedagang pengumpul – grosir – pedagang antar kota – pedagang pengecer luar kota – konsumen. Saluran 4 : petani – grosir – pabrik pengolah – toko minuman – konsumen. Saluran 5 : petani – grosir – pedagang antar kota – pedagang pengecer luar kota – konsumen. Saluran 6 : petani pedagang pengecer lokal – konsumen. Dan saluran 7 : petani – toko minuman – konsumen. Fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan oleh setiap lembaga tataniaga yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Dari ketujuh saluran tataniaga yang dihasilkan saluran tataniaga yang paling efisien secara relatif dibandingkan dengan saluran tataniaga yanag lain dengan produk akhir sirup markisa adalah saluran tataniaga 1. Sedangkan saluran tataniaga yang efisien 41 secara relatif dengan produk akhir buah markisa yaitu saluran tataniaga 5. Namun secara keseluruhan, saluran tataniaga 1 merupakan saluran tataniaga yang paling efisien secara relatif jika dibandingkan dengan saluran tataniaga yang lain yaitu dengan nilai farmer’s share 18,75 persen, margin tataniaga 81,25 persen, penerimaan bersih petani Rp.2.710kg dan mampu menampung 19,43 persen volume markisa yang dihasilkan petani dengan nilai penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya relatif merata.

2.11. Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian ini dimulai dengan meninjau masalah-masalah yang terkaitdengan tataniaga ubi jalar di lokasi penelitian. Selanjutnya dilakukan analisis sistem tataniaga ubi jalar yaitu dengan menganalisis saluran dan lembaga pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, struktur dan perilaku pasar, serta analisis efisiensi operasional yang mencakup margin tataniaga, farmer’s share, serta rasio keuntungan dan biaya. Fungsi-fungsi pemasaran yang dianalisis meliputi fungsi pertukaran berupa penjualan dan pembelian; fungsi fisik berupa pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan; serta fungsi fasilitas berupa standarisasi dan grading, penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Struktur pasar dapat diketahui dengan mengetahui jumlah pembeli dan penjual yang terlibat pada tataniaga ubi jalar, heterogenitas produk yang dipasarkan, mudah tidaknya keluar masuk pasar, serta informasi perubahan harga pasar. Setelah mengetahui struktur pasar, maka dilakukan analisis perilaku pasar,yaitu dengan mengamati praktek pembelian dan penjualan, praktek penentuan dan pembayaran harga, serta kerjasama antar lembaga tataniaga. 42 Struktur dan perilaku pasar akan menentukan keragaan pasar yang dapat diukur dengan analisis efisiensi operasional yang mencakup analisis margin tataniaga, farmer’s share, serta rasio keuntungan dan biaya. Dengan melihat hasil dari analisis tersebut, akan dapat diketahui apakah tataniaga ubi jalar tersebut sudah efisien atau belum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3 tentang kerangka pemikiran operasional tataniaga ubi jalar di Desa Purwasari , Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. 43 Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian Ubi Jalar di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Bogor. Terdapat perbedaan harga ubi jalar yang cukup besar antara harga di tingkat petani dan di tingkat konsumen akhir Bagaimana Tataniaga Ubi Jalar di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Bogor Analisis Deskriptif Kualitatif: 1. Saluran tataniaga dan lembaga tataniaga 2. Fungsi-fungsi tataniaga 3. Struktur pasar 4. Perilaku Pasar Analisis Kuantitatif: 1. Margin Tataniaga 2. Farmer’s Share 3. Rasio Keuntungan dan Biaya KESIMPULAN SARAN Rekomendasi Alternatif Saluran Tataniaga yang Efisien