26 g
Market externality; bagaimana dapat meminimalkan market externalities yang negatif dan meningkatkan yang positif.
h Conversation; berkaitan dengan isue-isue antara lain ecolabeling,
greenpeace. i
Price flexibility; dalam kegiatan bagaiman penyesuaian atau perubahan harga dengan adanya perubahan biaya.
Keragaan pasar merupakan hasil akhir yang dicapai akibat dari penyesuaian yang dilakukan oleh lembaga pemasaran pada struktur pasar tertentu,
didefinisikan sebagai seberapa bagus sistem pemasaran bisa memenuhi harapan masyarakat dan pelaku pasar. Secara teoritis keragaan suatu industri ditentukan
oleh 2 faktor yaitu: struktur industri jumlah dan ukuran perusahaan, derajat diferensiasi produk, dan kemudahan keluar masuk pasar; dan market conduct
harga di tingkat produsen, produk, dan strategi promosi. Kohl dan Uhl, 1990. Dari penjelasan diatas maka dapat disebut bahwa keragaan pasar
merupakan hasil keputusan akhir yang diambil yang berhubungan dengan proses tawar-menawar dan persaingan pasar. Keragaan pasar ini dapat digunakan untuk
melihat seberapa jauh pengaruh struktur dan perilaku pasar dalam proses tataniaga suatu komoditi pertanian. Dengan mengetahui pengaruh struktur dan perilaku
pasar maka dapat dilihat apakah tataniaga dari suatu komoditas sudah efisien atau belum.
27
2.8. Efisiensi Tataniaga
Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan tataniaga adalah tingkat efisiensi dari tataniaga, karena tataniaga yang efisien dapat memberikan kepuasan
kepada semua pihak yang terlibat dalam tataniaga. Tataniaga disebut efisiensi, apabila tercipta keadaan dimana pihak produsen, lembaga tataniaga dan konsumen
memperoleh kepuasan dengan adanya aktivitas tataniaga tersebut. Untuk meningkatkan efisiensi sistem tataniaga, unsur-unsur produsen, lembaga
tataniaga, konsumen serta pemerintah dapat memberikan sumbangan Limbong dan Sitorus, 1987. Mubyarto 1994 menambahkan efisiensi tataniaga dapat
terjadi jika : 1.
Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya.
2. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang
dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang itu.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat diintisarikan bahwa efisiensi tataniaga merupakan suatu kondisi dimana terciptanya kepuasan dan
kesejahteraan pada setiap lembaga yang terlibat dalam kegiatan tataniaga. Pendekatan efisiensi tataniaga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu efisiensi harga
dan efisiensi operasional Hammond dan Dahl, 1987. Efisiensi harga menekankan keterkaitan harga dalam mengalokasikan komoditas dari produsen ke
konsumen sebagai akibat perubahan tempat, bentuk, dan waktu termasuk pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan.
Efisiensi operasionalteknis
28 menunjukkan hubungan antara input-output, di mana biaya input pemasaran dapat
diturunkan tanpa mempengaruhi jumlah output barang dan jasa. Efisiensi operasional dalam rantai tataniaga pertanian menekankan pada
kemampuan meminimumkan biaya yang digunakan menyelenggarakan fungsi- fungsi tataniaga, maupun untuk menggerakkan komoditas dari produsen ke
konsumen. Efisiensi operasional diukur dari margin tataniaga, farmer’s share
serta rasio keuntungan dan biaya.
2.8.1. Margin Tataniaga
Asmarantaka 1999, mendefinisikan margin tataniaga adalah perbedaan antara harga diberbagai tingkat lembaga tataniaga di dalam sistem tataniaga;
pengertian margin tataniaga ini sering dipergunakan untuk menjelaskan fenomena yang menjembatani gap bridging the gap antara pasar ditingkat petani farmer
dengan pasar ditingkat eceran retailer. Margin tataniaga sebagai perbedaan harga ditingkat petani Pf dengan
harga pedagang pengecer Pr. Margin tataniaga menjelaskan perbedaan harga dan tidak memuat pernyataan mengenai jumlah produk yang dipasarkan. Nilai margin
tataniaga value of marketing margin merupakan perkalian antara margin tataniaga dengan volume produk yang terjual Pr-Pf x Qrf yang mengandung
pengertian marketing cost dan marketing charge Dahl dan Hammond, 1987.
29 P Harga
Sr
Pr Sf
Dr Pf
Df
O Qr,f
Q jumlah Gambar 1. Hubungan antara fungsi
– fungsi pertama dan turunan terhadap margin tataniaga dan nilai margin tataniaga
Limbong dan Sitorus, 1987
Keterangan : Pr = Harga di Tingkat Pedagang Pengecer
Pf = Harga di Tingkat Petani Sr = Supply di tingkat pengecer derived supply
Sf = Supply di tingkat petani Dr = Demand di tingkat pengecer derived demand
Df = Demand di tingkat petani primary demand Qr,f = Jumlah Produk di Tingkat Petani dan Pengecer
Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat besarnya nilai Margin Tataniaga yang merupakan hasil perkalian dari perbedaan harga pada dua tingkat lembaga
tataniaga dalam hal ini selisih harga eceran dengan harga petani dengan jumlah produk yang dipasarkan. Semakin besar perbedaan harga antara lembaga-lembaga
tataniaga yang terlibat, terutama antara harga yang terjadi di tingkat eceran dengan harga yang diterima petani, maka semakin besar pula margin tataniaga
dari komoditi yang bersangkutan.