mengemukakan argumen dari setiap jawabannya. Dengan demikian untuk dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa, maka dalam proses
pembelajarannya dapat dilakukan salah satunya dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual.
5. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam hal ini penelitian yang dilakukan oleh penulis didukung oleh beberapa hasil penelitian yang relevan anatara lain hasil penelitian eksperimen
yang dilakukan oleh I Made Sumadi 2005 yakni menunujukkan ada pengaruh positif pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan penalaran dan
komunikasi matematika siswa kelas II SLTP Negeri 6 Singaraja, serta terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar dengan pendekatan
kontekstual dan yang belajar dengan pendekatan konvensional, sehingga pendekatan kontekstual dapat diimplementasikan dalam pembelajaran
matematika di kelas. Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Ria Oktavianita 2008
yang berjudul ”Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar
matematika siswa yang menggunakan pendekatan CTL lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan pendekatan konvensional.
B. Kerangka Berpikir
Sebagaimana yang termuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP proses pembelajaran hendaknya lebih menekankan pada aspek kinerja
siswa sehingga siswa lebih aktif dan kreatif. Selain itu berdasarkan pula pada teori konstruktivistik yang menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya
siswa sendiri aktif secara fisik dan mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya. Dalam hal ini pendidik
lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Sebagai implikasi dari diterapkannya KTSP di Indonesia proses
pembelajaran haruslah diarahkan pada upaya untuk mengembangkan kemampuan- kemampuan sesuai dengan standar kompetensi yang termuat dalam setiap mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah. Sesuai dengan KTSP kemampuan- kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah belajar matematika di sekolah
diantaranya; kemampuan pemecahan masalah problem solving, kemampuan berargumentasi reasonning, kemampuan representasi representation,
kemampuan membuat koneksi connection dan kemampuan berkomunikasi communication.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi antar berbagai komponen yang terlibat di dalamnya baik antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa atau siswa dengan lingkungan sebagai salah satu sumber belajarnya. Oleh karena itu dalam prakteknya dapat dilakukan dengan mengaitkan
materi yang dipelajari dengan lingkungan atau situasi nyata sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Kemampuan siswa dalam mengaitkan
materi pelajaran dengan lingkungan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari di luar konteks sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran.
Hal ini merupakan salah satu bentuk pola pembelajaran yang dapat mengeksplorasi kemampuan komunikasi matematik siswa. Salah satu pola
pembelajaran yang dapat mengungkapkan kemampuan komunikasi matematik siswa adalah pendekatan pembelajaran kontekstual.