persyaratan analisis uji normalitas dan homogenitas dan pengujian hipotesis penelitian. Hasil kemampuan komunikasi matematik siswa yang diperoleh dari
kedua kelompok tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil perhitungan data statistik awal, diperoleh nilai posttest materi relasi dan fungsi dengan pendekatan kontekstual dalam tabel distribusi
frekuensi berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematika
Kelas Eksperimen No.
Nilai Frekuensi
Absolute Relatif
1 27 – 37
3 7,89
2 38 – 48
4 10,53
3 49 – 59
7 18,42
4 60 – 70
16 42,11
5 71 – 81
5 13,16
6 82 – 92
3 7,89
Jumlah 38
100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai pada interval kelas terendah dan tertinggi sama yaitu sebanyak 3 orang
dengan persentase sebesar 7,89 . Interval kelas terendah terletak pada rentang nilai 27 – 37 sedangkan interval kelas tertinggi terletak pada rentang nilai 82 – 92.
Siswa kebanyakan memperoleh nilai pada interval 60 – 70 yaitu sebanyak 16 orang dengan persentase sebesar 42,11 .
Distribusi frekuensi hasil posttest kelompok eksperimen tersebut dapat disajikan dalam grafik histogram berikut :
2 4
6 8
10 12
14 16
18
fr e
k ue
ns i
26,5 37,5 48,5 59,5 70,5 81,5 92,5
Nilai Grafik 4.1
Histogram Frekuensi Hasil Postest kelompok eksperimen 2.
Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan data statistik awal, diperoleh nilai posttest materi relasi dan fungsi dengan pendekatan konvensional dalam tabel distribusi
frekuensi berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematika
Kelas Kontrol No.
Nilai Frekuensi
Absolute Relatif
1 14 – 26
2 5,40
2 27 - 39
6 16,22
3 40 – 52
6 16,22
4 53 – 65
15 40,54
5 66 – 78
6 16,22
6 79 – 91
2 5,40
Jumlah 37
100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai pada interval kelas terendah dan tertinggi sama yaitu sebanyak 2 orang
dengan persentase sebesar 5,40 . Interval kelas terendah terletak pada rentang nilai 14 – 26 sedangkan interval kelas tertinggi terletak pada rentang nilai 79 – 91.
Siswa kebanyakan memperoleh nilai pada interval 53 – 65 yaitu sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 40,54 .
Distribusi frekuensi hasil posttest kelompok kontrol tersebut dapat digambarkan dalam grafik histogram frekuensi berikut :
2 4
6 8
10 12
14 16
fr e
k ue
ns i
13,5 26,5 39,5 52,5 65,5 78,5 91,5
nilai Grafik 4.2
Histogram Frekuensi Hasil Postest kelompok kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan data statistik awal secara keseluruhan menunjukkan nilai posttest kelompok eksperimen lebih baik dari nilai posttest
kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 61,24, dengan simpangan baku sebesar 14,30, varians sebesar 204,56,
median sebesar 62,94, dan modus sebesar 64,45. Sedangkan nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 54,08, dengan simpangan baku sebesar 16,32, varians
sebesar 266,19, median sebesar 56,40 dan modus sebesar 59. Koefisien tingkat kemiringan kurva kelompok eksperimen sebesar -0,22,
artinya sebaran data kelompok eksperimen cenderung melandai ke kiri. Nilai kurtosis kelompok eksperimen sebesar 2,65, artinya kurva berbentuk platykurtik
kurva agak datar. Sedangkan koefisien tingkat kemiringan kurva kelompok
kontrol sebesar -0,30, artinya sebaran data kelompok kontrol cenderung melandai ke kiri. Nilai kurtosis kelompok kontrol sebesar 2,43, artinya kurva berbentuk
platykurtik kurva agak datar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Statistik Kelompok
Eksperimen Kontrol
Nilai Terendah 27
14 Nilai Tertinggi
89 91
Mean 61,24 54,08
Simpangan Baku S 14,30 16,32
Varians 204,56 266,19
Median 62,94 56,40
Modus 64,45 59
Tingkat Kemiringan α
3
-0,22 -0,30
KeruncinganKurtosis 2,65 2,43
B. Hasil Analisis Data