manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Menurut Paling :
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.
21
Dari definisi-definisi tentang matematika yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan bahwa matematika merupakan sarana berpikir
logik, proses penalaran dan bahasa simbolis yang sarat dengan angka-angka dan lambang-lambang yang memungkinkan manusia mengekspresikan serta
mengkomunikasikan berbagai ide mengenai elemen dan kuantitas sehingga dapat digunakan untuk membantu manusia memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Pengertian Matematika Sekolah
Berdasarkan orientasi kepada kepentingan pendidikan dan
perkembangan IPTEK muncul istilah matematika sekolah. Matematika sekolah adalah matematika yang umumnya diajarkan di jenjang persekolahan
yaitu Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA, tetapi tidak di jenjang Perguruan Tinggi PT.
22
Berdasarkan definisi tersebut matematika sekolah jelas berkaitan dengan anak didik yang menjalani proses perkembangan kognitif dan emosional
masing-masing sehingga perlu memperhatikan aspek teori psikologi khususnya teori psikologi perkembangan. Siswa memerlukan tahapan belajar
sesuai dengan perkembangan jiwa dan kognitifnya.
21
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003, Cet.II, h. 252.
22
Sri Anitah, Strategi Pembelajaran Bidang Studi Matematika, Jakarta : Universitas
Terbuka, 2007, h.7.23.
Matematika sekolah merupakan bagian dari matematika yang didefinisikan secara luas oleh para ahli sehingga tidak terlepas dari
karakteristik matematika secara umum. Namun hal itu tidak menjadikan matematika sekolah sepenuhnya sama dengan matematika sebagai ilmu
karena diantara keduanya memiliki perbedaan antara lain dalam hal penyajian, pola pikir, keterbatasan semestanya dan tingkat keabstrakannya.
Matematika tumbuh dan berkembang karena adanya suatu proses
berpikir. Dalam matematika terdapat pola pikir deduktif dan induktif. Namun untuk mempermudah pada umumnya di sekolah diawali dengan
menggunakan pola pikir induktif. Oleh karena itu proses penyajian matematika sekolah tidak langsung memuat definisi kemudian teorema
mengenai suatu konsep matematika, tetapi harus dilakukan melalui suatu proses misalnya dengan mengaitkan konsep tersebut dengan realitas di sekitar
siswa untuk kemudian disusun menjadi sebuah definisi ataupun teori dan penerapannya dilakukan secara bertahap. Selain itu dapat pula dengan
menghadirkan sebuah objek yang sesuai dengan materi yang dipelajari untuk dirinci bagian-bagian dari objek tersebut kemudian diambil suatu kesimpulan.
Hal ini dilakukan agar matematika dalam pengajaran praktisnya mengikuti perkembangan psikologi siswa yaitu dimulai dari yang sederhana dan konkret
menuju kepada yang kompleks dan abstrak. Proses pembelajaran matematika dilakukan secara bertahap dan harus
disesuaikan dengan tahapan perkembangan intelektual siswa. Hal ini dikarenakan konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, tersruktur,
logis dan sistematis. Dalam mempelajari matematika siswa tidak akan dapat menyelesaikan konsep yang lebih tinggi jika belum menguasai konsep
dasarnya sebagai konsep prasyarat. Oleh karena itu konsep prasyarat merupakan dasar untuk memahami konsep selanjutnya.
Cockroft 1982 : 1-5 mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1 selalu digunakan dalam segala segi
kehidupan; 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat,
singkat, dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis,
ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
23
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah mempunyai beberapa tujuan dalam pembelajarannya. Salah satu
tujuan khusus pengajaran matematika di sekolah menurut Erman dkk adalah agar siswa siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui
kegiatan matematika, dimana ada beberapa kemampuan yang dapat diaplikasikan setelah mempelajari matematika, yaitu
24
: 1 Mampu menerapkan dan menggunakan matematika.
2 Mampu berpikir analitis. 3 Mampu membedakan yang benar dan yang salah.
4 Mampu kerja keras. 5 Mampu memecahkan masalah.
Kemampuan-kemampuan tersebut dapat dicapai melalui sistem pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk aktif dalam
mengeksplorasi konsep yang dipelajari sehingga siswa tidak hanya terampil dalam berhitung melainkan juga siswa mampu menghadapi berbagai masalah
dalam kehidupan dan mampu memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi baik itu masalah mengenai matematika itu sendiri maupun masalah
yang berkaitan dengan ilmu lain. Pembelajaran matematika menuntut suatu disiplin ilmu yang sangat tinggi, sehingga apabila telah memahami konsep
matematika secara mendasar dan mendalam maka dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
23
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak .…, h. 253.
24
Lia Kurniawati, “Pendekatan Pemecahan Masalah Problem Solving dalam Upaya Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa pada Soal Cerita”, dalam Antologi : Pendekatan Baru
Dalam Proses Pembelajaran, Jakarta : PIC UIN, 2007, Cet.I, h.47.
c. Pengertian Komunikasi Matematik