kepada siswa untuk dikerjakan. Dalam hal ini pembelajaran menjadi kurang efektif karena komunikasi yang berjalan hanya satu arah yaitu dari
guru ke siswa. Hal ini mengakibatkan dalam proses pembelajarannya lebih cenderung terpaku pada guru sebagai pemberi informasi sehingga
mempersempit akses ruang gerak siswa untuk dapat menyalurkan pendapat atau ide-idenya mengenai konsepmateri pelajaran yang sedang
dipelajari baik secara lisan maupun tertulis. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematik
siswa pada kelas eksperimen dengan pendekatan kontekstual lebih baik dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematik siswa pada
kelas kontrol dengan pendekatan konvensional. Siswa kelas eksperimen lebih aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa
pada kelas kontrol cenderung pasif. Hal ini disebabkan pembelajaran konvensional tidak mendorong siswa semangat belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan pendekatan kontekstual lebih
baik daripada yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. Hal ini dapat diketahui dari hasil perolehan posttest masing-masing kelas
eksperimen dan kontrol. Nilai rata-rata kelas siswa yang diajarkan dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata
kelas siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. Dengan demikian, pembelajaran kontekstual dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif dalam memilih variasi pendekatan pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika di sekolah.
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, karena penelitian ini masih mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Penelitian ini hanya ditujukan untuk pelajaran matematika pada pokok bahasan Relasi dan Fungsi saja sehingga belum bisa digeneralisasikan
pada pokok bahasan yang lain. 2. Kondisi siswa yang telah terbiasa dengan pembelajaran konvensional
sempat membuat siswa merasa kaku pada awal proses pembelajaran kontekstual.
3. Alokasi waktu yang kurang untuk mengkondisikan siswa agar benar-benar melaksanakan tahap-tahap pembelajaran secara maksimal.
4. Terbatasnya instrumen penelitian hanya pada hasil posttest, sedangkan hasil penilaian selama berlangsungnya proses pembelajaran tidak
diikutsertakan. 5. Fokus dalam penelitian ini hanya terbatas pada peningkatan kemampuan
komunikasi matematik siswa sedangkan faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi siswa dalam proses pembelajaran seperti faktor
psikologis dan lingkungan belajar dalam hal ini di luar kontrol peneliti. 6. Jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga kurang sepenuhnya dapat
dikontrol oleh peneliti.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data dari hasil posttest yang menunjukkan bahwa aspek komunikasi matematik yang lebih dominan
berkembang pada kelas eksperimen adalah mathematical expression yakni sebagian besar siswa sudah mampu mengekpresikan peristiwa sehari-hari ke
dalam bentuk diagram, grafik dan pasangan berurutan. Selain itu siswa juga sudah mampu merepresentasikan masalah sehari-hari ke dalam bentuk
notasisimbol matematika. Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas kontrol aspek komunikasi matematik yang lebih dominan berkembang
adalah written text yakni sebagian besar siswa mampu menterjemahkan bahasa matematika ke dalam bentuk angka-angka. Selain itu siswa mampu
membuat argumen secara tertulis dari soal yang diajukan. Secara umum kemampuan komunikasi matematik siswa kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai kemampuan komunikasi matematik siswa kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas
kontrol yakni pada kelas eksperimen sebesar 61,24 sedangkan pada kelas
kontrol sebesar 54,08.
2. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai t
hitung
sebesar 2,02 sedangkan nilai t
tabel
sebesar 1,67 pada tingkat kepercayaan 95 dan taraf signifikansi
α = 5 untuk jumlah seluruh sampel sebesar 75. Data tersebut menunjukkan bahwa
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa pada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya
menggunakan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa pada kelompok kontrol yang
dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan