diperkirakan mengandung jawaban relevan dengan pertanyaan tadi. Guru perlu menyuruh siswa membaca secara aktif terlebih membaca apa yang telah
mereka tulis. Hal ini merupakan cara yang istimewa dalam mengidentifikasi pengertian dan miskonsepsi dari siswa itu sendiri.
d. Diskusi discussing Diskusi adalah suatu aktivitas bertukar pikiran mengenai suatu
masalah dan berkaitan erat dengan aktivitas membaca, mendengar, dan menjelaskan. Oleh karena itu siswa akan mampu menjelaskan dengan baik
dalam suatu diskusi apabila mempunyai kemampuan membaca, mendengar dan mempunyai keberanian memadai. Gokhale menyatakan aktivitas siswa
dalam diskusi tidak hanya meningkatkan daya tarik antar partisipan tetapi juga dapat meningkatkan cara berpikir kritis.
e. Menulis writing Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk
mengungkapkan dan merefleksikan pikiran. Menulis mengenai matematika berarti mendorong siswa untuk merefleksikan pekerjaan mereka dan
mengklarifikasi ide-ide matematika untuk mereka sendiri. Selain itu menulis merupakan alat yang bermanfaat dari berpikir karena melalui berpikir, siswa
memperoleh pengalaman matematika sebagai suatu aktifitas yang kreatif.
e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi
Matematik
Terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematik, antara lain : pengetahuan prasyarat Prior
knowledge, kemampuan membaca, diskusi, dan menulis, dan pemahaman matematik Mathematical knowledge.
37
a. Pengetahuan prasyarat Prior knowledge Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa dari hasil proses belajar sebelumnya. Pengetahuan prasyarat sangat
37
Gusni Satriawati, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-ended ……, h.109.
penting karena untuk menuju konsep yang lebih tinggi maka siswa dituntut telah memiliki konsep dasar sebagai penunjangnya. Karena matematika
bersifat hierarkis maka di dalam konsepnya terdapat keterkaitan antara pengetahuan awal dengan pengetahuan berikutnya. Oleh karena itu jenis
kemampuan yang dimiliki siswa sangat menentukan hasil pembelajaran selanjutnya.
b. Kemampuan membaca, diskusi, dan menulis Membaca, diskusi dan menulis merupakan ativitas penting dalam
berkomunikasi matematik. Hal ini dikarenakan dapat membantu siswa memperjelas pemikiran dan dapat mempertajam pemahaman. Melalui
kegiatan diskusi terjalin suatu proses komunikasi multiarah sehingga jika terdapat suatu pemahaman yang tidak tepat dari seorang siswa maka siswa
yang lain dapat mengklarifikasinya. c. Pemahaman Matematik Mathematical knowledge
Pemahaman matematik yang dimaksud disini adalah tingkat atau level pengetahuan siswa tentang konsep, prinsip, algoritma dan kemahiran siswa
menggunakan strategi penyelesaian terhadap soal atau masalah yang disajikan. Tolak ukurnya jika siswa mampu menyelesaikan soal atau masalah
yang disajikan tersebut berdasarkan urutan algoritma secara logis dan sistematis maka siswa tersebut dapat dikatakan paham.
f. Indikator Dalam Komunikasi Matematik
Menurut Sumarmo 2003 komunikasi matematik merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan
untuk berkomunikasi dalam bentuk
38
: a Merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide-ide
matematika. b Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan,
tulisan, konkrit, grafik, dan aljabar.
38
Gusni Satriawati, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-ended…, h.110.
c Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. d Mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis tentang matematika.
e Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis. f Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan
generalisasi. g Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah
dipelajari. Dengan demikian kemampuan-kemampuan tersebut dapat dijadikan
sebagai indikator yang dapat menjadi tolak ukur tinggi rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa. Selain itu indikator kemampuan
komunikasi matematik yang disimpulkan oleh Gusni Satriawati dari beberapa pendapat para ahli, dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
39
: a. Written text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa
sendiri, membuat model, situasi atau persoalan menggunakan lisan, tulisan, konkrit, grafik dan aljabar, menjelaskan dan membuat
pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari, mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis tentang matematika, membuat konjektur,
menyusun argumen dan generalisasi. b. Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram
ke dalam ide-ide matematika atau sebaliknya. c. Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika
dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
Berdasarkan indikator-indikator di atas, maka indikator kemampuan komunikasi matematik yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni
mengacu pada indikator yang telah dikemukakan oleh Gusni Satriawati meliputi Written text, Drawing, dan Mathematical Expression.
39
Gusni Satriawati, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-ended…, h.111.
Bagan 2.1 Aspek-aspek Kemampuan Komunikasi Matematik
40
Mathematical Communication
Written Text Drawing
Mathematical Expression Writing
Reading Listening
Discussing Sharing
Talking
4. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dapat Meningkatkan